Liputan6.com, Jakarta - Koalisi antara Partai Golkar dan Gerindra tampaknya menemui kendala. Sebab, kedua partai sama-sama sudah mengusung capres sendiri. Golkar mengusung Aburizal Bakrie dan Gerindra mengusung Prabowo Subianto.
Pengamat politik Universitas Nasional Firdaus Syam berpendapat, jika kedua partai berkoalisi, Aburizal yang akrab disapa Ical itu harus rela tak mendapat apa-apa. Sebab, elektabilitas Prabowo selalu di atas Ical dalam berbagai survei.
Golkar pun harus menyiapkan tokoh muda sebagai pendamping Prabowo. "Untuk disandingkan sebagai mendampingi Prabowo, hemat saya Priyo Budi Santoso. Ia juga cocok dan pas dalam melakukan penguatan koalisi Golkar dan Gerindra untuk bangun koalisi besar," ujar Firdaus, Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Priyo dinilai memiliki pengalaman sebagai birokrat, aktivis, dan termasuk kalangan intelektual. Selain menjabat Wakil Ketua DPR, Priyo juga menjadi pimpinan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Golkar, serta Presidium Ikatan Cendekian Muslim Indonesia (ICMI). Sosok Priyo diyakini dapat menjadi magnet untuk menggaet partai papan tengah.
"Daya tawar yang menjanjikan untuk mengajak partai papan tengah untuk koalisi bagi pemenangan Pilpres, setidaknya PPP, PKS dan Hanura," ungkap Firdaus.
Bila Ical legowo memberi mandat kepada Priyo sebagai cawapres Prabowo, maka Ical akan membangun momentum sebagai Ketua Umum Golkar yang menempatkan tokoh muda untuk Pilpres. " Tokoh muda yang dipilih sosok yang dapat mengambil peran besar untuk Golkar pada masa Pemilu 2014 dan 2019," pungkas Firdaus.
Sejak Ical kedatangan Prabowo di kediamannya, wacana koalisi mulai mengemuka. Ical mengaku sudah lama mengenal Prabowo. Beberapahari setelah kedatangan Prabowo, Ical membalas dengan berkunjung ke kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor.
Meski sudah terlihat kuat sinyal koalisi kedua partai, hingga saat ini belum ada kesepakatan di antara keduanya. Posisi capres dan cawapres dalam koalisi tersebut belum jelas. (Yus)
Ical Diminta Relakan Priyo Budi Dampingi Prabowo
Pengamat politik Universitas Nasional Firdaus Syam berpendapat, jika Golkar-Gerindra berkoalisi, Ical harus rela tak mendapat apa-apa.
diperbarui 08 Mei 2014, 13:58 WIBDiterbitkan 08 Mei 2014, 13:58 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Freeport Minta Perpanjangan Izin Ekspor Lagi, Bahlil Tunggu Jawaban Prabowo
Kapan 10 Rajab 2025? Waktu Terbaik Puasa yang Selalu Dilakukan Mbah Moen Zubair
Top 3 News: PBNU Kritisi Niatan Pemerintah soal Rencana Libur Sekolah Sebulan saat Ramadan
Harga Kripto Hari Ini 4 Januari 2025: Bitcoin Cs Lanjutkan Penguatan, Cardano Juara
Wall Street Melesat Sambut Akhir Pekan, Saham Teknologi Jadi Angin Segar
Syrian Observatory for Human Rights: 528.500 Orang Tewas Sejak Perang Saudara Melanda Suriah
Arti Mimpi Gigi Copot dalam Islam: Tafsir dan Makna Spiritual
2 Zodiak Ini Bakal Mendapatkan Hidup yang Gemilang di Tahun 2025
Kemenag Akan Selesaikan Sertifikasi Guru dengan PPG Sampai 2026
Desa Wisata Pulesari, Lengkap dengan Harga Paket Wisata Alam dan Budaya di Lereng Merapi
Top 3: Kriteria Pelanggan PLN yang Dapat Diskon Tarif Listrik 50%
Rusia Kembangkan Konsol Game Domestik, Strategi Capai Kemandirian Teknologi