Pengamat: Nomor Urut Tak Pengaruhi Peluang Kemenangan Pilpres

Masyarakat diimbau lebih mengendepankan rasio dalam memilih capres-cawapres, tanpa harus terjebak dalam makna nomor urut capres-cawapres.

oleh Rochmanuddin diperbarui 01 Jun 2014, 16:44 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2014, 16:44 WIB
Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta
Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemilihan Umum (KPU) hari ini resmi menetapkan nomor urut kedua pasangan capres dan cawapres jelang Pilpres 9 Juli mendatang. Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa nomor urut 1 dan Joko widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) nomor urut 2.

Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahuddin menilai, nomor urut pasangan capres-cawapres tidak ada pengaruh apapun terhadap peluang kemenangan.

"Nomor urut tidak punya makna apapun terhadap peluang kemenangan pasangan capres-cawapres. Tidak pasti Pasangan yang mendapatkan nomor urut lebih kecil atau lebih besar akan menjadi pemenang Pilpres," ujar Said melalui pesan singkatnya, Minggu (1/6/2014).  

Said mencontohkan, pada Pilpres 2004 dimenangkan pasangan nomor urut 4, sedangkan Pilpres 2009 dimenangkan pasangan nomor urut 2. "Tetapi bagi masyarakat yang percaya Feng Shui misalnya, mungkin saja nomor urut 1 bagi pasangan Prabowo-Hatta dianggap memberi tanda positif, dibandingkan nomor urut 2 yang didapatkan Jokowi-JK."

"Dalam Feng Shui itu kan angka 1 disebut bintang uang yang selalu menguntungkan. Sedangkan angka 2 disebut bintang penyakit yang membawa pada penyakit yang sangat serius," sambung Said.

Selain Feng Shui, lanjut Said, ada pula masyarakat yang percaya Primbon yang menafsirkan angka 1 sebagai pertanda kelahiran pemimpin yang memberi harapan baik untuk mencapai kesuksesan.

"Angka 1 dimaknai pula sebagai pemberi cahaya, pemberi ide, dan bijaksana, namun bisa juga bersifat egois. Sedangkan angka 2 dimaknai tidak serius melaksanakan rencana yang dibuat, sering berubah-ubah, kurang percaya diri, namun punya sisi lembut dan memiliki kekuatan intuisi," papar Said.

Sementara bagi umat Islam, kata Said, angka 1 maupun angka 2 punya keistimewaan masing-masing dan sama baiknya. "Jadi semua kembali kepada penilaian masyarakat yang akan menjadi pemilih dari kedua pasangan itu. Mau percaya pada Fengshui, silakan. Mau percaya pada Primbon, ya monggo."

"Tetapi saya menyarankan agar masyarakat lebih mengendepankan rasio dalam memilih capres-cawapres, tanpa harus terjebak dalam makna angka-angka itu," tegas Said.

Pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi-JK didukung 5 partai yakni, PDIP, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI. Sementara pasangan Prabowo-Hatta disokong 6 partai, yakni Partai Gerindra, PPP, PKS, PBB, PAN dan Partai Golkar. (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya