Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Sutarman membantah adanya oknum anggota Polri berpihak kepada salah satu pasangan capres saat penyelenggaraan Pilpres 9 Juli lalu. Sebab, tim Divisi Profesi dan Pengamanan Polri telah diturunkan ke daerah yang diduga terjadi manipulasi formulir C1 itu.
"Jadi tidak ada (oknum Polri), dan tim sudah turun ke sana," ujar Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (16/7/2014).
Kendati, Sutarman tak menampik bila anggotanya memiliki formulir C1, namun itu formulis yang mirip formulir C1 KPU. Maka itu dirinya meminta para pendukung capres tidak salah mengartikan, sebab formulir itu sebagai bentuk pencatatan untuk merekam hasil penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Itu salah," tegasnya.
Menurut Sutarman, di Kalimantan Selatan itu ia memerintahkan anggotanya untuk mencatat, dan ada beberapa Polda membuat fomulir mirip formulir C1. Setelah mencatat mereka diminta memverifikasi berupa tanda tangan. "Dan itulah yang disalah artikan, seolah-olah kita memaksa tanda tangan."
"Saya perintahkan untuk merekam atau mencatat, photocopy. Syukur kalau bisa, atau memfoto dengan HP (handphone). Jadi tidak ada (manipulasi C1), dan tim sudah turun ke sana," kata Sutarman.
Ia menegaskan, formulir rekap suara itu hanya untuk keperluan internal Polri. Sebab pihaknya kekurangan anggota yang mengawasi seluruh TPS, karena ratusan TPS yang tersebar hanya ada seorang petugas polisi yang mengawasi 4 sampai 5 TPS sekaligus.
"Sehingga, tidak semuanya tercatat oleh Polri dan polri tidak punya kewajiban dan kewenangan untuk melakukan perhitungan kertas suara. Kita hanya mengamankan. Jadi petunjuk (form) itu tujuannya cuma itu (mencatat penghitungan suara)," jelasnya.
Sutarman menegaskan, pembuatan formulir mirip C1 itu hampir sama dengan formulir C1 KPU. Namun karena ada dugaan kecurangan dalam pelaksanaan Pilpres, maka itu untuk mengantisipasi kecurangan harus dilakukan penindakkan sesuai ketentuan undang-undang Pemilu yang berlaku.
"Kedua kubu saling mengatakan sana curang dan sini juga curang. Makanya kita harus mengawasi potensi kecurangan itu, mulai penggelembungan suara, penghitungan di TPS, pencoblosan ganda itu semua harus diawasi satu persatu," tandas Sutarman. (Mut)
Baca juga:
Polri Akan Periksa Dugaan Oknum Polisi Manipulasi Formulir C1
Anies Minta Kubu Prabowo Buktikan Dugaan Polisi Manipulasi C1
Kubu Prabowo Temui Dugaan Oknum Polri Dukung Capres Tertentu
Kapolri: Tidak Ada Polisi Manipulasi C1, Jangan Disalah Artikan
Tim Divisi Profesi dan Pengamanan Polri telah diturunkan ke daerah yang diduga terjadi manipulasi formulir C1 itu.
Diperbarui 16 Jul 2014, 16:23 WIBDiterbitkan 16 Jul 2014, 16:23 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Arti Mimpi Mobil Hilang: Makna dan Tafsir yang Perlu Anda Ketahui
Mitigasi Siklon Tropis di Indonesia, BRIN Kembangkan Sadewa dan Kamajaya
Polda Jatim Naikan Status Perkara SHGB Laut Sidoarjo jadi Penyidikan
Cara Membahagiakan Orangtua di Alam Kubur jelang Ramadhan, Penjelasan KH Nasaruddin Umar
Hasil LaLiga: Tanpa Bellingham, Real Madrid Sikat Girona
3 Kiper Terburuk Manchester United Sepanjang Sejarah: Andre Onana Selamat dari Daftar
Menteri Hukum Bantah Intervensi Kehakiman oleh Presiden Prabowo Subianto
Inilah Asal-usul Nama Kawasan Sukamiskin
Arti Mimpi Dimarahi Orang: Makna dan Tafsir yang Perlu Diketahui
Viral, Pengendara Motor Tantang Kereta Api di Probolinggo Berakhir Innalillahi
Mimpi Memakai Gelang Emas Menurut Islam: Tafsir dan Maknanya
Bulog Banyuwangi Targetkan Serap 53.000 Ton Gabah dari Petani