Novela Nawipa: Saya Tidak Merasa Diintimidasi

Sebelumnya, sempat beredar kabar Novela diancam dan rumahnya pun dirusak.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 17 Agu 2014, 17:40 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2014, 17:40 WIB
Novela Nawipa Datangi Komnas HAM
Novela yang mengenakan baju warna pink itu tampak berbincang serius di dalam ruangan Komnas HAM pada Minggu (17/08/14) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Saksi Prabowo-Hatta di Mahkamah Konstitusi asal Paniai, Papua, Novela Nawipa, mendatangi Komnas HAM. Ia melakukan pembicaraan dengan Komisioner Komnas HAM asal Paniai, Papua, Natalius Pigai, selama 20 menit.

Usai pembicaraan, Ketua DPC Gerindra Paniai tersebut sebenarnya tak mau diwawancarai awak media. Gaya blak-blakannya pun keluar. "Ini pribadi. Keluarga, antara kakak dan adik," kata Novela di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Minggu (17/8/2014).

Ia mengaku datang ke Komnas HAM untuk memperjelas bahwa dirinya tak mendapat intimidasi dari pihak manapun. Sebelumnya, sempat beredar kabar Novela diancam dan rumahnya pun dirusak meski Polda Papua membantah hal itu terkait keterangannya di MK.

"Sampai saat ini saya tidak merasa diintimidasi dan tak ada tekanan. Itu keluar dari hati saya," ungkapnya.

Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menegaskan tak ada ancaman yang diterima Novela. Ia juga meminta media jangan mengeksploitasi Novela.

"Adik ini seperti dalam ancaman serius. Kondisi di kampung adik tak ada kondisi serius, tak ada ancaman. Tidak seperti diceritakan teman media. Kalau di media sosial, itu hanya respon bias. Tak perlu tokoh politik nasional bicara dia dalam ancaman. Biarkan saja adik kembali jadi ibu bagi anaknya," tegas Natalius.

Pada kesempatan ini pula, Novela memperjelas pula soal kesaksiannya di MK, bahwa tak ada sosialisasi Pemilu di daerahnya. "Merasa diri sebagai putri Papua, mama Papua, pribadi saya sudah merasa sudah cukup kalau selama ini proses ada, tapi kok tahapan itu nggak ada kemarin. Kami tak persoalkan hasil atau angka, kami persoalkan proses. Mungkin di waktu akan datang, kami mau tahapan itu. Jangan sistem noken memperalat kami," terangnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya