Liputan6.com, Jakarta - Deputi Tim Transisi Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) Hasto Kristiyanto meminta para menteri yang mengaku diundang staf Tim Transisi untuk mengungkapkan siapa orang tersebut. Sebab, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu mengatakan ada pesan singkat dari menterinya yang melaporkan undangan dari Tim Transisi.
"Kami mengharapkan jajaran pemerintah untuk tidak ragu-ragu untuk mengungkapkan siapa orangnya itu," tegas Hasto di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (7/9/2014).
Karena pada prinsip kelembagaan, lanjut Hasto, Tim Transisi dibentuk Jokowi untuk menjalin komunikasi langsung dengan jajaran pemerintahan SBY hanya kepala stafnya, yakni Rini Soemarno dibantu oleh deputi.
Artinya menurut Hasto, selain kepala staf dan 6 deputi, anggota Tim Transisi lain tak memiliki kewenangan melakukan koordinasi. Selain itu, pihaknya juga telah menginformasikan kepada seluruh jajaran kementerian bahwa komunikasi formal hanya boleh dilakukan oleh ke-7 orang tadi.
"Di luar itu hanya bentuk partisipasi. Suatu disiplin dalam menjalankan koordinasi harus sesuai dengan siapa yang punya mandat dan legalitas," jelas Hasto.
Saat sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat 5 September 2014, Presiden SBY menganggap keliru jika ada yang meminta jajaran di dalam kabinetnya untuk bertemu dan membahas kebijakan yang tengah diambil oleh pemerintahannya.
"Saya beberapa saat lalu mendapat pesan dari SMS, bukan hanya jajaran pemerintahan, melainkan juga di luar, kalau (bahwa), 'Pak, saya diundang oleh tim untuk membahas A, B, C, D'. Saya bilang, itu tidak tepat. Mengundang membahas soal apa yang masih dalam tanggung jawab saya, apalagi mengkritisi atau mengubah ini-itu, ya saya bilang kurang tepat," keluh SBY. (Yus)
Baca juga:
JK: Tim Transisi Harus Koordinasi dengan Menko Itu Aturan Baru
Jokowi: Saya Kirim Surat ke Menko Soal Tim Transisi Temui Menteri
Ungkap SMS Tim Transisi Gadungan, SBY Dinilai Lempar Bola Liar