Liputan6.com, Mataram - Warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) memburu pedagang janur kuning di sejumlah pasar tradisional di kota itu. Janur akan dijadikan sebagai bahan membuat ketupat.
Selain ketupat, janur juga digunakan masyarakat untuk membuat 'bantal' tradisional atau jajan berbahan dasar ketan pada H-1 'Lebaran Topat' atau Lebaran Ketupat -- yang merupakan tradisi masyarakat Pulau Lombok dan dirayakan Jumat 24 Juli 2015 atau sepekan setelah Hari Raya Idulfitri.
Di sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Dasan Agung, Ampenan, Kebon Roek, Cakranegara, dan Karang Jasi, masyarakat sejak pagi langsung menyerbu para pedagang yang datang dari luar Kota Mataram seperti Gunungsari, Kekait, Medas, dan Wadon Kabupaten Lombok Barat.
Masyarakat rata-rata membeli janur kuning 40 hingga 50 lembar, dengan harga Rp 3.000 per 10 lembar. Namun ada juga yang membeli bahan ketupat yang sudah jadi dengan harga Rp 6.000 per 10 biji.
Salah seorang pedagang janur kuning di Pasar Kebon Roek Saknah (45) mengatakan, saat 'penampahan' atau H-1 Lebaran Topat, ia dapat menjual janur kuning hingga Rp 200.000. Sementara pada hari biasa harganya hanya Rp 30.000 hingga Rp 40.000.
"Ini merupakan rizki dari Allah yang harus disyukuri sekali setahun. Alhamdulillah ada untuk nambah beli lauk untuk Lebaran Topat besok," ujar dia, Kamis (23/7/2015).
Pada hari Lebaran Topat masyarakat Lombok seharian makan ketupat sebagai pengganti nasi, mulai dari sarapan pagi hingga makan malam, meskipun ada juga yang tidak senang ketupat.
Ketupat, jajan 'bantal' beserta pelengkapnya seperti opor ayam, urap dan lainnya dibuat penduduk di samping untuk hidangan di rumah juga dibawa sebagai bekal untuk wisata ke lokasi wisata dan ziarah makam.
Di antara lokasi yang ramai adalah Makam Loang Baloq Kecamatan Sekarbela, Makam Bintaro Kecamatan Ampenan, Makam Batu Layar di Kecamatan Batu Layar dan makam-makam lainnya yang dikeramatkan oleh warga Pulau Lombok.
Sementara itu, sejumlah objek wisata terutama kawasan pantai pada hari Lebaran Topat rata-rata dipadati ribuan pengunjung yang merayakan puncak Lebaran Topat.
Proses tradisi Lebaran Topat diawali dengan ziarah makam, doa dan zikir pada makam yang dikeramatkan. Selanjutnya dilakukan selakaran sekaligus 'ngurisan' (cukur rambut bayi) dan ditutup dengan acara 'begibung' atau makan ketupat bersama dengan sanak saudara yang ada. (Ant/Mvi/Tnt)
Warga Mataram Buru Janur Kuning untuk Persiapan Lebaran Ketupat
Lebaran Ketupat dirayakan Jumat 24 Juli 2015 atau sepekan setelah Hari Raya Idulfitri.
diperbarui 23 Jul 2015, 10:06 WIBDiterbitkan 23 Jul 2015, 10:06 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pemerintah Tak Kompak, Kecelakaan Truk Kelebihan Muatan Terjadi Tiap Hari
OD-SK dan ADT Bersatu Menuju Sulut yang Hebat, Maju, dan Sejahtera
Dari Seoul ke Jakarta: Pengalaman 'Oppa' Eksekutif Korea Bekerja dengan Tim Gen Z di Advertising Agency
Perdagangan Karbon, Transaksi Apa Lagi Ini?
Kabag Ops AKP Dadang Iskandar Tembak Mati Kasat Reskrim Solok Selatan di Parkiran Polres
Bigetron Delta dan RRQ Kazu Melaju ke Babak Point Rush FFWS Global Finals 2024
Cek Fakta: Tidak Benar Link Pendaftaran Bantuan Sosial PKH Kategori Ibu Hamil sampai Pelajar
Imbas Kesalahan Erik ten Hag, Ruben Amorim Harus Hadapi Kesulitan Besar di Manchester United
Kasus Viral Kecelakaan Truk Obesitas Terus Bermunculan, Ada Apa Gerangan?
Aturan Baru di Johor Malaysia, Tiap Karyawan Dapat Waktu Istirahat 2 Jam Setiap Jumat
PT Timah Siap Tebar Dividen pada 2025
Misteri Kursi Tunggal di Panggung Krapyak, Warisan Arsitektur Kesultanan Mataram