30 Persen IKM Sandang di Indonesia Adalah Industri Mode Muslim

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu penumbuhan wirausaha baru IKM fesyen Muslim sampai ke pelosok daerah.

oleh Nurmayanti diperbarui 15 Jun 2016, 09:08 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2016, 09:08 WIB
30% IKM Sandang di Indonesia Adalah Industri Fesyen Muslim
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu penumbuhan wirausaha baru IKM fesyen Muslim sampai ke pelosok daerah.

Liputan6.com, Jakarta - Fashion Indonesia saat ini masih menjadi andalan untuk mengangkat citra Nusantara di mata dunia, termasuk melalui fashion muslim. Apalagi Indonesia telah mencanangkan tahun 2020 sebagai pusat mode fashion hijab dunia.

“Dari 750 ribu industri kecil dan menengah (IKM) sandang yang ada di Indonesia, 30 persennya merupakan industri fashion muslim,” kata Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah seperti dikutip Rabu (15/6).

Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu penumbuhan wirausaha baru IKM fashion muslim sampai ke pelosok daerah. Upaya yang telah dilakukan, antara lain melalui program bimbingan teknik, pendampingan tenaga ahli, serta bantuan mesin dan peralatan.


“Dengan demikian, kami berharap seluruh wanita, yaitu muslimah Indonesia di Nusantara dapat mengambil kesempatan untuk wirausaha agar dapat menjadi bagian dalam peningkatan kesejahteraan bagi keluarga maupun lingkungan sekitar,” tutur Euis.

Jika hal tersebut berjalan seiringan, bukan tidak mungkin pelaku IKM fashion muslim akan terangkat ekonominya sekaligus meningkatkan perekonomian Indonesia karena busana muslim mampu menggebrak tren fesyen dunia dengan berbagai macam modenya.

“Kesadaran akan Islam di kelas menengah, juga menjadikan banyak kalangan menyesuaikan gaya hidup modern dengan tradisi Islam. Hal ini menjadi rangsangan tersendiri bagi tumbuhnya perdagangan busana muslim di ranah global,” kata dia.

Bahkan, tidak hanya di dunia Islam, pertumbuhan pasar busana muslim juga telah menyebar luas ke Eropa.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Ingrid Kansil menyampaikan, perkembangan industri busana muslim di Tanah Air mulai marak di kota-kota besar di pulau Jawa sejak tahun 1990-an. Namun puncaknya baru dirasakan pada 1995.

“Sejak saat itulah, semakin banyak perempuan Indonesia yang berbusana muslim. Bahkan busana khas ini telah menyebar ke berbagai perkantoran, hotel berbintang, sekolah-sekolah, hingga pasar modern dan tradisional,” ujarnya.

Menurut Inggrid, Indonesia memiliki potensi sebagai salah satu pusat mode dunia, khususnya untuk busana muslim karena memiliki sumber daya kreatif dan warisan budaya melimpah. “Jika pelaku IKM kita mampu mengangkat keunikan dari produknya, maka sudah dapat dipastikan kelak Indonesia dapat menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan mode di dunia,” tuturnya.(Nrm/Ndw)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya