Pertama Jalani Puasa, Ini yang Dirasakan Para Mualaf AS

Puasa jadi pengalaman yang cukup berat. Menahan diri dari segala goda,

diperbarui 08 Mei 2018, 12:20 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2018, 12:20 WIB
Ilustrasi Muslimah
Pengalaman pertama para mualaf menjalani puasa cukup berat, apalagi di negeri Paman Sam (Pixabay.com)

Jakarta Rollo Romig, seorang mualaf asal Amerika Serikat (AS) mengisahkan cara dia menahan lapar. Romig masuk Islam pada 2011.

Di tahun keduanya menjalani puasa, pada 2012, dia bertekad puasa sebulan penuh. Sehari jelang Ramadan, dia berfoya-foya menu makan enak.

Saat sahur, pukul 04.10 pagi, dia menghabiskan berliter-liter air minum. Selain itu, dua cangkir kopi dia tenggak habis.

Sang istri menertawakan perilaku aneh Romig. Tapi, Romig tak hiraukan.

Selain Romig, kisah mualaf lain saat berpuasa dirasakan Elissa Kerhulas. Perempuan berusia 62 tahun itu bekerja sebagai konsultan yoga dan pilates. Kegiatan yang menguras tenaga.

 

Teguh Hadapi Godaan

Meski beberapa kali sempat menyerah, dia tetap teguh. Dia berdoa dan kembali mengingat tujuannya berpuasa.

"Setiap kali saya merasa lemah dan tidak sanggup melanjutkan (puasa) ini, saya mengingat kembali tujuan saya. Saya berdoa, cahaya datang, dan hidup saya terasa indah. Saya merasa begitu dicintai dan indah, kekuasaan, kasih Allah mengalir begitu banyak kepada saya," kata Kerhulas.

Sumber: Dream.co.id

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya