Liputan6.com, Jakarta - Sejak 2023, jamu telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. Sebagai bagian dari tradisi herbal Nusantara, jamu menggunakan berbagai tanaman, salah satunya jahe, yang telah digunakan selama berabad-abad sebagai bahan pengobatan tradisional.
Jenis-Jenis Jahe
Jahe, meski sering dianggap sebagai bahan dapur biasa, memiliki struktur unik. Tanaman herbal ini termasuk dalam keluarga terna dengan rimpang yang harum dan kaya manfaat.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan ukurannya, jahe dibagi menjadi tiga jenis utama: jahe putih besar, jahe putih kecil, dan jahe merah. Rimpang ini tidak hanya digunakan dalam masakan tetapi juga memiliki nilai pengobatan tradisional yang tinggi. Tak hanya dapat menghangatkan badan, jahe pun disebut dapat menurunkan kadar kolesterol tinggi.
Advertisement
Kandungan Aktif Jahe Dipengaruhi Lingkungan
Menurut Kementerian Pertanian, kandungan aktif dalam jahe dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti tanah dan iklim. Ahli Toksikologi Forensik Universitas Udayana, Prof. I Made Agus Gelgel, menekankan pentingnya memastikan kualitas zat aktif dalam jahe, karena kandungannya dapat berbeda di berbagai wilayah.
“Jadi, misalnya, tanaman herbal yang ditanam di Dieng dengan yang ditanam di Jakarta bisa saja berbeda, karena faktor tanah, udara, hingga lingkungan di sekitar bisa mempengaruhi,” ujar Gelgel seperti dikutip dari laman Sehat Negeriku.
Manfaat Jahe untuk Kesehatan
1. Meredakan Nyeri Sendi
Penelitian menunjukkan konsumsi jahe dapat membantu meredakan nyeri sendi akibat osteoartritis. Minyak jahe yang dioles juga terbukti efektif mengurangi rasa sakit pada sendi.
2. Mengurangi Kram Menstruasi
Studi membandingkan efek jahe dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dalam mengurangi nyeri menstruasi. Hasilnya, jahe mampu memberikan efek yang setara dengan NSAID, menjadikannya alternatif alami untuk mengatasi nyeri.
3. Menjaga Stabilitas Gula Darah
Gingerol, senyawa aktif dalam jahe, diketahui membantu menstabilkan kadar gula darah. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi 2 gram jahe bubuk per hari dapat menurunkan gula darah puasa pada penderita diabetes tipe 2.
4. Meredakan Gangguan Pencernaan
Jahe dikenal efektif melawan mual, baik pada wanita hamil, pasien pascaoperasi, maupun penderita mabuk perjalanan. Selain itu, jahe membantu mempercepat pergerakan makanan di saluran cerna, mengurangi ketidaknyamanan akibat pencernaan lambat.
5. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Kandungan dalam jahe diyakini dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida, yang berkontribusi pada kesehatan jantung.
Advertisement
Kandungan Gizi dan Zat Aktif dalam Jahe
Jahe mengandung gingerol, senyawa utama yang memberikan aroma khas dan beragam manfaat kesehatan. Selain itu, jahe kaya akan vitamin C, vitamin B6, magnesium, potasium, dan serat. Fitokimia seperti shogaol dan paradol juga berperan dalam efek anti-inflamasi dan antinyeri yang ditawarkan jahe.
Pusat Nasional Informasi Bioteknologi (NCBI) menyarankan konsumsi jahe dalam porsi 170 mg hingga 1 gram bubuk per hari. Senyawa aktif ini bekerja di saluran pencernaan, memberikan efek menenangkan, mengurangi rasa sakit, dan menghilangkan mual.