Terbukti, Puasa Bisa Mengobati Sakit Kepala Sebelah

Sekitar satu minggu sebelum memasuki bulan puasa Ramadan, saya sering mengalami sakit kepala sebelah atau migrain.

oleh Tim Merdeka diperbarui 21 Mei 2018, 19:40 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2018, 19:40 WIB
Penyebab Migrain yang Paling Sering
Penyebab Migrain yang Paling Sering

Liputan6.com, Jakarta Sekitar satu minggu sebelum memasuki bulan Ramadan, saya sering mengalami sakit kepala sebelah (migrain). Apalagi ketika sudah masuk waktu tengah hari, berada di depan monitor komputer membuat migrain jadi makin nyut-nyutan. Kalau sudah begini, yang saya lakukan biasanya banyak-banyak minum air putih.

Sempat ada kekhawatiran soal bagaimana nanti kalau sudah puasa. Nggak puasa aja sering migrain, gimana jadinya kalau puasa? Begitu yang saya pikirkan waktu itu. Karena saya merasa salah satu penyebab migrain saat itu adalah karena kekurangan cairan tubuh dan terlalu lama duduk di depan komputer.

Hari pertama puasa, sekitar pukul 11 siang, migrain kembali melanda. Namun, saat itu tak terlalu menyiksa. Jadi masih bisa kerja seperti biasa hingga tengah hari. Dan ketika pulang, saya manfaatkan waktu untuk tidur sebentar demi meredakan migrain. Menjelang waktu berbuka, migrain pun sudah lenyap. Malam harinya bisa ikut shalat tarawih seperti biasa.

Kemudian masuk di hari kedua, ketiga, dan kini sudah hari kesepuluh, saya tidak lagi merasakan migrain. Dengan puasa, justru saya terbebas dari sakit kepala sebelah. Dan ketika membaca buku The Miracle of Fast: Mengungkap Keajaiban Puasa dari Aspek Agama, Medis, dan Psikologis karya H. Amirulloh Syarbini, M. Ag., saya menemukan jawabannya.

 

Salah satu keajaiban puasa dari aspek medis adalah mengobati sakit kepala sebelah (migrain). 

Amirulloh Syarbini menuliskan, "Melalui eksperimen ilmiah, keberhasilan puasa juga terbukti dapat menyembuhkan sakit kepala sebelah atau yang sering disebut migrain." Kemudian dijelaskan bahwa ada sebuah klinik di Amerika yang membuktikan bahwa puasa dapat mengobati sedikitnya 80% penderita migrain yang dialami oleh para pasiennya.

Para pasien tersebut menjalani terapi puasa selama 2-3 minggu secara terus menerus. Dan hasilnya, migrain yang mereka derita pun lenyap. Bahkan jika puasa dilakukan secara berulang dalam periode waktu yang lama, gejala-gejala migrain bisa hilang total. Wah, luar biasa sekali ya manfaat puasa ini.

"Jadi, pada kondisi ini, puasa menyerupai 'sikat' yang bekerja membersihkan saraf dan sel-sel otak hingga aktivitas dan fungsi dari keduanya kembali normal," lanjut Amirulloh Syarbini dalam tulisannya. Bila dilakukan dengan benar, puasa memang memberi manfaat kesehatan yang sangat luar biasa.

Apakah kamu juga punya pengalaman berkesan selama menjalankan ibadah puasa tahun ini? Semoga puasa kita kali ini bisa diganjar pahala sekaligus terjaganya kesehatan tubuh dengan baik, ya Ladies.

Sumber: Vemale

Reporter:Endah Wijayanti

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya