Ada Larangan Mudik, Konsumsi Listrik Jakarta Diprediksi Naik Saat Lebaran

Beban puncak listrik Jakarta pada Idul Fitri 2020 diperkirakan mencapai 3.508,31 Mega Watt (MW),

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Mei 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2020, 20:00 WIB
FOTO: Listrik Gratis di Tengah Pandemi Virus Corona COVID-19
Warga memeriksa meteran listrik di kawasan Matraman, Jakarta, Kamis (2/4/2020). Di tengah pandemi COVID-19, pemerintah menggratiskan biaya tarif listrik bagi konsumen 450 Volt Ampere (VA) dan pemberian keringanan tagihan 50 persen kepada konsumen bersubsidi 900 VA. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Disjaya) memperkirakan konsumsi listrik saat Lebaran 2020 lebih tinggi 30,31 persen dibanding momen yang sama pada tahun lalu.

General Manager PLN UID Disjaya Doddy B Pangaribuan mengatakan, beban puncak listrik Jakarta pada Idul Fitri 2020 diperkirakan mencapai 3.508,31 Mega Watt (MW), lebih tinggi 30,31 persen dibanding Idul Fitri tahun lalu.

"Idul Fitri sendiri bisa kita lihat perkiraan beban puncak 3.508,31 MW," kata Doddy, saat memberikan keterangan pers secara virtual, di Jakarta, dikutip Sabtu (23/5/2020).

Menurut Doddy, meningkatnya konsumsi listrik di Jakarta saat idul fitri merupakan dampak positif dari larangan mudik lebaran oleh pemerintah, untuk memutus penularan virus corona baru (Covid-19).

"Bagi kami ada berkahnya lararangan mudik sehingga naik 30,31 persen," tuturnya.

Bisanya Turun

Tarif Listrik 900 VA Bakal Naik Awal 2020
Petugas memeriksa meteran listrik di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pemerintah akan melakukan penyesuaian tarif listrik untuk golongan Rumah Tangga Mampu (RTM) 900 VA pada 1 Januari 2020, kenaikan tarif listrik tersebut diperkirakan mencapai Rp29.000. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Doddy mengungkapkan, dalam kondisi normal belum terjadi pandemi Covid-19 biasanya konsumsi listrik Jakarta ketikalebaran turun hingga 50 persen dari konsumsi normal pada kisaran 5 ribu MW.

"Saat kondisi normal itu turun bisa sampai 50 persen, orang mudik, kantor tutup, pabrik tutup bisnis berkurang, untuk tahun ini tidak sampai dalam 50 persen," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya