Liputan6.com, Riyadh - Pemerintah Arab Saudi membuka kuota Umrah hingga 50 ribu orang perhari. Syaranya, jemaah harus sudah mendapat vaksin COVID-19.
Menurut laporan Arab News, Sabtu (16/4/2021), jemaah harus menuju pusat perawatan di Mekah pada enam jam sebelum Umrah. Otoritas terkait akan mengecek terlebih dahulu jenis vaksin COVID-19 calon jemaah Umrah 2021.Â
Advertisement
Baca Juga
Mereka akan diperiksa status vaksinasi mereka berdasarkan tipe vaksin yang sudah lolos.
Saat ini, Arab Saudi telah meloloskan tiga jenis vaksin COVID-19: Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berkata vaksin yang diterima Arab Saudi adalah yang sudah disertifikasi WHO. Sementara, vaksin Sinovac masih belum mendapat izin WHO.
Vaksin Moderna juga belum dapat izin WHO, tetapi mendapatkan izin dari internal Arab Saudi.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menanti Izin Sinovac
Kementerian Agama mengungkap, Arab Saudi memberikan syarat umrah salah satunya adalah sudah mendapatkan vaksin COVID-19. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berkata bahwa vaksinnya harus yang disertifikasi WHO.
Sekadar informasi, WHO memberikan izin melalui proses Emergency Use Listing (EUL). Hingga kini, salah satu vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia, yakni Sinovac masih belum mendapatkan izin.Â
Berdasarkan update terbaru WHO pada 16 April 2021, vaksin Sinovac masih berada di tahap asesmen. Informasi sejauh ini Sinovac kemungkinan dapat izin pada awal Mei 2021, mundur dari sebelumnya yakni April 2021.
Arab Saudi tidak menggunakan Sinovac. Raja Salman dan Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) menggunakan vaksin Pfizer.
Salah satu vaksin yang sudah lolos adalah AstraZeneca dari Korea Selatan. Vaksin itu sudah tiba di Indonesia, namun lebih sedikit dari Sinovac. Rencananya, pemerintah ingin tambah pesanan ke Sinovac hingga 100 juta dosis.
Â
Advertisement