Liputan6.com, Jakarta - Di desa-desa di Maroko, malam ke-15 Ramadhan merupakan acara yang sangat istimewa. Dalam merayakan hari itu, warga menyiapkan hidangan yang lezat.
Saat merayakan hari ke-15 Ramadhan, para anggota keluarga Hassni di Maroko berkumpul untuk salat, berzikir dan makan bersama.
Baca Juga
Di Oulad Sidi Ali Ben Yahya Douar, sekitar 530 kilometer dari Rabat, keluarga Hassni mengadakan perayaan tradisional itu.
Advertisement
Mereka bersama-sama berzikir dan berdoa bersama, menyatakan rasa syukur kepada Allah SWT.
"Malam ke-15 Ramadhan penuh berkah dan memiliki kebiasaan khusus yang berbeda dari satu daerah ke daerah lain di Maroko, dan dari satu negara ke negara lain. Kami telah merayakannya untuk waktu yang lama. Kami akan mengunjungi keluarga dan tetangga untuk bersilaturahmi. Jika tidak ada virus corona, acaranya akan jauh lebih besar," kata Abdessalam Hassni, seorang petani, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (2/5/2021).
Pada biasanya, orang-orang mengunjungi anggota keluarga dan tetangga mereka untuk merayakan hari istimewa ini bersama-sama.
Tetapi karena adanya pandemi Virus Corona, yang masih berlangsung, pertemuan tahun ini harus dibatasi.Â
Warga desa Maroko bangga menyelenggarakan perayaan tradisional ini.
Abdelkrim, seorang petani anggota keluarga Hassni lainnya, mengungkapkan, "Sebagai orang desa, kami berbeda dengan orang dari kota-kota besar yang telah melupakan tradisi. Kami selalu memelihara tradisi, kami telah merayakan malam ke-15 Ramadhan seperti leluhur kami dan kami berusaha menurunkan tradisi ini ke anak-anak kami".
Hanya orang-orang di desa-desa kecil yang tetap setia pada tradisi semacam itu.
Sementara itu, kaum perempuan mulai mempersiapkan makanan yang akan disajikan kepada para tamu sejak pagi hari.
Saksikan Video Berikut Ini:
Hidangan yang Beragam
Di keluarga Hassni, ibu dan anak perempuannya mempersiapkan ayam panggang dan kuskus yang disajikan dengan daging, wortel dan bawang.
Pemilik pertanian di Oulad Sidi Ali Ben Yahya Douar, Rachid Hassni, mengatakan, hidangan daging yang disajikan berbeda-beda.
"Hewan yang disembelih berbeda-beda pada setiap orang. Tergantung pada daya beli mereka, orang mungkin menyembelih domba, kambing atau ayam. Ini dilakukan pada acara malam Ramadhan ke-15 dan kami menyebutnya nafaqa, artinya menyumbang untuk mendapatkan pahala," katanya.
Selain itu, keluarga tersebut juga menyajikan beberapa jenis salad dan kue dadar (pancake) khas Maroko.
Hidangan ini disajikan beragam dari daerah ke daerah, tetapi apa yang membuatnya lain dari yang lain adalah semuanya dimasak hanya dengan menggunakan metode tradisional yang sederhana.
Setelah menikmati makanan yang disajikan untuk buka puasa, para anggota keluarga Hassni melakuan doa bersama.
"Rahasia di balik perayaan 15 Ramadhan adalah fakta bahwa hanya ada 15 hari yang tersisa, sehingga kita perlu berdoa lebih banyak untuk memohonkan ampunan dan seterusnya. Ini jelas dan semua orang tahu itu," ujar Abdelkader Hassni.
Malam tersebut menjadi pengingat untuk memohonkan ampunan dalam dua pekan yang tersisa pada bulan suci Ramadhan.
Advertisement