Liputan6.com, Garut - Satu hari menjelang datangnya momen bulan suci Ramadhan 1443 H tahun ini, harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional Garut, Jawa Barat, meroket hingga Rp 175 ribu per kilogram (kg).
“Sudah biasa naik, namun tahun ini memang kenaikan harga terbilang cukup tinggi,” ujar Dik-dik, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Kojengkang, Suci, Jumat (1/4/2022).
Menurutnya, tingginya permintaan konsumen menjelang datangnya momen Ramadhan 1443 H tahun ini, memang tidak terbantahkan. Rata-rata jenis daging sapi yang dibutuhkan adalah has baik sirloin maupun terderloin.
Advertisement
Baca Juga
“Sesuai kebutuhan jenis daging kualitas super, kami jual di harga paling murah Rp 150 ribu, paling mahal Rp 175 ribu,” kata dia sambil melayani beberapa pembeli yang datang.
Seperti diketahui sirloin dan tenderloin merupakan dua jenis potongan daging sapi yang kerap digunakan sebagai olahan steak atau daging panggang.
Dibanding harga sebelumnya pada saat normal, kenaikan harga menjelang ramadan tahun ini memang terbilang tinggi bagi konsumen. "Kalau sehari-hari kami jual Rp 120-130 ribu per kilo," kata dia.
Dik-dik mengaku kurva permintaan daging selama ramadan memang fluktuatif sesuai permintaan hingga menjelang datangnya momen lebaran Idul Fitri.
“Kalau awal biasanya naik, kemudian memasuki pertengah turun, nanti sepekan menjelang lebaran harga naik lagi,” ujar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Naik Bertahap
Kepala Sub Bagian UPTD Pasar Guntur Ciawitali Garut Yusep Suryaman menambahkan, hasil sidak lapangan hingga Jumat (1/4/2022) pagi, harga sejumlah komoditas terutama daging sapi dan ayam sudah naik.
“Harga daging sapi Rp140 ribu perkilo, ayam kampung Rp60 ribu ayam pedaging broiler Rp 38 ribu,” kata dia.
Menurutnya, meningkatnya harga komoditas daging sapi dan ayam disebabkan naiknya permintaan, sementara ketersediaan barang kurang.
“Biasanya mendatangkan barangnya dari luar (daerah), kalau yang ternak sendiri menjual sendiri ya, bisa ada kurang harganya sedikit,” papar dia.
Advertisement