Liputan6.com, Makkah - Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Arsad Hidayat mengatakan, seluruh bus yang beroperasi di Arab Saudi termasuk bus shalawat akan fokus disiapkan untuk melayani Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armuzna. Karena itu bus shalawat akan berhenti operasi selama 10 hari.
"Nanti setelah tanggal 5 tidak akan ada lagi bus shalawat berkeliaran. Semuanya akan ditarik untuk pelaksanaan Armuzna," ujar Arsad di ruang Media Center Haji (MCH) Daker Makkah, Minggu (26/6/2022).
Advertisement
Baca Juga
Dia menerangkan, setelah tanggal 5 zulhijah, jemaah tidak akan bisa pergi ke Masjidil Haram dengan bus sholawat. Karena semuanya ditarik untuk persiapan pelayanan Armuzna.
Di periode tersebut, para jemaah diminta salat lima waktu di sekitar hotel sekaligus juga untuk menghemat tenaga jelang puncak ibadah haji.
"Jadi di periode tersebut saya sarankan untuk melaksanakan salat 5 waktu di masjid atau musala sekitar lokasi jemaah tinggal. Dan tidak mungkin melaksanakan salat di Masjidil Haram sekaligus juga saving tenaga, menyimpan tenaga untuk keperluan wukuf di Arafah yang saya yakin ini butuh energi full, yang tidak boleh kita kurangi," ucap dia.
Arsad mengatakan, di Arafah jemaah lebih banyak terkonsentrasi untuk berdoa dan ibadah. Begitu juga di Muzdalifah
"Jadi artinya, butuh tenaga ekstra. Makanya jadi tolong, setelah tanggal 5, dari sekarang juga bisa jangan terlalu diforsir tenaganya, sehingga jemaah bisa melaksanakan ibadah wukuf yang merupakan inti dari ibadah haji," terang dia.
"Untuk kepulangan awal itu sekitar tanggal 15 zulhijah atau 16 Juli. Jadi nanti yang perlu disampaikan ke jamaah haji di periode tersebut, (5-15 tidak ada mobil shalawat)," kata dia.
Jemaah Haji Diimbau Tak Bepergian Jauh
Sementara itu, Kepala PPIH Daerah Kerja Makkah Mukhammad Khanif mengatakan, pemerintah Arab Saudi melakukan pengetatan terhadap jemaah yang akan melaksanakan ibadah haji 2022. Pengetatan terkait tasrih atau izin yang diberlakukan ke seluruh jemaah yang nanti melaksanakan ibadah haji.
"Hal ini terlihat di tempat-tempat check point yang jalur-jalur di mana jalan menuju Kota Makkah ini. Jalur dari Madinah itu ada di Jummum dan kemudian di jalur Jeddah itu, di pintu masuk sebelum Kota Makkah ini," kata Khanif di Makkah, Minggu (26/6/2022).
Dia menerangkan, pengetatan ini diperuntukkan bagi seluruh kendaraan yang masuk. Pengemudi akan diperiksa di sana dan akan ditanyakan terkait tasrihnya.
"Semua mobil yang akan masuk. Mungkin penduduk Makkah ada pengecualian ya tapi kalau dari luar pasti akan ditanya terkait tasrihnya, kalau jemaah haji pasti akan ditanyakan tasrih hajinya," ucap Khanif.
Adanya pengetatan ini diharapkan membuat jalan di Makkah tidak menjadi padat dan macet karena mendekati puncak haji. Semua jemaah, kata Khanif, akan berangkat ke Arafah sampai proses puncak hajinya dan kembali lagi ke Makkah sehingga diharapkan seluruh jalur yang ada di Makkah ini bisa dilalui dengan lancar.
"Kemudian untuk jemaah haji diimbau dimohon agar tidak melakukan perjalanan yang jauh karena dimungkinkan akan ada pengecekan terkait izin perjalanan itu sendiri, sehingga jangan sampai ketika tidak ada izin untuk melakukan perjalanan jamaah haji juga mengalami kesulitan terkait pengamanan di jalan ini," tutur dia.
Â
Advertisement
Ada Jemaah Haji Tertahan
Khanif menuturkan, beberapa hari lalu ada satu rombongan jemaah yang mengambil miqat jauh dari Kota Makkah, yakni Ji'ranah. Mereka kemudian tertahan dan harus dijemput oleh maktab jamaah haji yang bersangkutan.
"Ini memerlukan waktu dan tentu saja akan mengurangi kenyamanan jemaah. Jadi sebelum melakukan perjalanan itu semestinya jemaah mengajukan permohonan izin ke maktab-maktab yang melayaninya sehingga di dalam perjalanan tidak ada masalah di perjalanan," ucap dia.
Khanif pun mengaku baru kali ini mendengar ada jemaah yang tertahan karena mengambil miqat di tempat yang jauh.
"Baru kali ini tapi alhamdulillah sudah dapat diselesaikan. Ada kurang lebih 15 orang. Miqat kan ada beberapa tempat di Makkah, memang tidak ada larangan sebelumnya miqat itu tapi mungkin karena tempatnya jauh jadi izin dulu ke maktab," kata dia.
Dia juga mengimbau jemaah menjaga stamina untuk persiapan puncak ibadah haji di mana tahun ini cuacanya cukup panas. Selain stamina perlu persiapan mental dan kesehatan.
"Kami mengimbau kepada jamaah haji agar menyiapkan diri baik itu kesehatan, asupan gizi juga harus diperhatikan dan tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan kondisi melemah karena ibadah haji nanti cukup memakan energi yang harus kita siapkan sehingga jemaah bisa mengukur sendiri sejauh mana kesiapan dari masing-masing jamaah dan tidak memaksakan diri untuk melakukan ibadah-ibadah yang sunah," tandas Khanif.Â