Teks Khutbah Jumat November: Menyikap Musibah dengan Sabar dan Tawakal

Teks khutbah Jumat kali ini ingin mengingatkan potensi musibah yang datangnya tidak dapat kita prediksi. Musibah merupakan sebuah kejadian atau peristiwa menyedihkan, mengerikan yang dapat menimpa sispa saja.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2022, 09:58 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2022, 04:30 WIB
Banjir Bandang Rendam Tulungagung dan Trenggalek
Warga Tulungagung sudah hafal waktu banjir bandang akan melanda. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Cilacap - Teks khutbah Jumat kali ini ingin mengingatkan potensi musibah yang datangnya tidak dapat kita prediksi. Musibah merupakan sebuah kejadian atau peristiwa menyedihkan, mengerikan yang dapat menimpa siapa saja.

Bentuknya bisa beragam, bisa berupa bencana alam, banjir, longsor gunung meletus dan lain lain. Bisa juga berupa penyakit, kematian atau hal-hal lain yang menyedihkan.

Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam kitab At Tabaqaatul Kubra As-Sya’rani menekankan pentingnya sikap sabar, ridla dan tawakal dalam menghadapi bencana. Menurutnya, hal ini yang membuat musibah menjadi sarana penghapus kesalahan dan diangkat derajatnya.

Berikut ini Liputan6.com bagikan teks khutbah Jumat tentang Sabar dan Tawakal dalam menghadapi musibah, dikutip dari nu.or.id.

 

Khutbah Pertama

   اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ، وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ (الطلاق: ٢-٣)

Jamaah Jumat yang Berbahagia

Mengawali khutbah singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah Subhanahu Wa Taala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.  

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Kita tanamkan dalam hati bahwa seandainya seluruh manusia dan jin bersatu untuk membuat kita celaka, maka mereka tidak akan mampu mencelakai kita kecuali jika Allah menghendaki hal itu. Demikian pula seandainya seluruh manusia dan jin bersatu untuk memberikan manfaat kepada kita, maka mereka tidak akan memberikan manfaat kepada kita kecuali apabila Allah menetapkan hal itu. Oleh karenanya, marilah kita menyerahkan semua urusan kepada Allah Taala dan kita percaya penuh kepada-Nya. Apa pun yang Allah kehendaki terjadi, pasti akan terjadi, dan apa pun yang tidak Allah kehendaki, pasti tidak akan pernah terjadi.

Jamaah yang Berbahagia

Marilah kita ingat selalu bahwa kita sekarang ini bukan tengah berada di surga, melainkan kita berada di kehidupan dunia. Sebagaimana kita tahu bahwa dunia adalah tempat berbagai musibah dan bala’. Dunia ini memperdaya, mendatangkan mara bahaya dan pada akhirnya berlalu begitu saja. Marilah kita bertawakal kepada Allah dan bersabar atas musibah yang Allah ujikan kepada kita. Jangan sampai kita memprotes atau menyalah-nyalahkan Allah. Allah Taala berfirman: 

لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ (الأنبياء: ٢٣)

Artinya: Allah tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, tetapi para hambalah yang akan ditanya. (QS al Anbiya’: 23)   

Allah Subhabahu Wa Taala adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu. Allah berbuat apa pun dalam kekuasaan-Nya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Marilah kita bersabar sebagaimana diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Taala dalam Al-Qur’an: 

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (١٥٦) (البقرة: ١٥٥-١٥٦)

Artinya: Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali untuk dihisab). (QS al Baqarah: 155-156)   

 

Lanjutan Khutbah Pertama

Hadirin Seiman yang MuliaJika kita terkena musibah, hendaklah kita meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam kesabarannya. Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari sahabat Anas bin Malik Radliyallahu ’Anhu bahwa ia masuk bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk melihat putranya yang bernama Ibrahim saat sakratul maut.

Rasulullah kemudian mengambilnya dan menciumnya. Kemudian setelah itu kami menengoknya lagi dan saat itu Ibrahim telah terenggut nyawanya. Kedua mata Nabi pun mengalirkan air mata. ‘Abdurrahman bin ‘Auf radliyallahu ’anhu berkata kepadanya: Anda pun menangis, wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Wahai Ibnu ‘Auf, sungguh inilah rasa kasih sayang. Nabi kembali meneteskan air mata dan bersabda: 

إِنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ، وَالقَلْبَ يَحْزَنُ، وَلاَ نَقُولُ إِلَّا مَا يَرْضَى رَبُّنَا، وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُوْنُوْنَ

Artinya: Sungguh mata ini meneteskan air mata, hati pun bersedih, tetapi kami tidak mengatakan kecuali apa yang Allah ridhai, dan sungguh kami bersedih karena berpisah denganmu, wahai Ibrahim.   

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah 

Allah Taala di dalam Al-Qur’an telah bersumpah dalam surat Al-Balad bahwa manusia diciptakandengan berbagai kesulitan hidup, susah payah dan keletihan. Allah Taala berfirman:  

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ (البلد: ٤)

Artinya: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (QS al Balad: 4)   

Kesulitan yang pertama kali dialami seorang manusia adalah ketika tali pusarnya dipotong, kemudian ketika diikatkan bedung ke badannya sehingga ia merasakan ketidaknyamanan dan susah bergerak. Lalu ia merasakan kesulitan ketika menyusu kepada ibunya. Seandainya ia tidak menyusu, maka ia akan terlantar dan kelaparan. Lalu ia merasakan sakit saat tumbuh giginya. Setelah itu ia akan mengalami kesulitan saat disapih, melebihi rasa sakit terkena pukulan. Kemudian ia merasakan rasa sakit saat dikhitan. Setelah melewati itu semua, ia akan menghadapi guru yang mendidiknya, menggemblengnya dan terkadang memberikan hukuman kepadanya.

Setelah itu, ia akan disibukkan dengan persiapan nikah dan disibukkan dengan pekerjaan setiap hari untuk dapat menafkahi keluarganya. Lalu ia akan disibukkan dengan urusan anak dan istri. Kemudian disibukkan dengan membangun rumah dan melengkapinya dengan berbagai perabot rumah tangga. Setelah itu, ia akan memasuki usia tua, badan lemah dan beberapa anggota badan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Belum lagi berbagai penyakit yang sewaktu-waktu bisa saja menyerangnya, flu: sakit kepala, sakit gigi, sakit jantung, sakit paru-paru, terinfeksi virus dan lain sebagainya. Ditambah lagi dengan beban hidup seperti hutang, mengangsur cicilan, dicaci orang, dibicarakan kejelekannya dan lain sebagainya. Hingga tibalah saatnya sakratul maut yang luar biasa sakitnya.

Lanjutan Khutbah Pertama

Setelah hembusan nafas yang terakhir, apakah berakhir semua kesulitannya?. Belum, hadirin sekalian. Setelah itu, ia akan memasuki alam barzakh dan alam akhirat. Ada pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Ada hisab. Ada perjalanan melewati shirath. Hingga pada akhirnya masa penentuan itu tiba, apakah ia akan merasakan berbagai kenikmatan surga ataukah ia akan sengsara di neraka.   

Jamaah yang Dirahmati AllahKarenanya, marilah kita laksanakan semua perintah Allah. Marilah kita saling berpesan serta berwasiat untuk berpegangteguh dengan kebenaran dan kesabaran. Marilah kita bersabar atas musibah dan bala` yang menimpa kita. Jangan sampai kita bermaksiat kepada Allah disebabkan musibah yang menimpa kita. Jangan sampai musibah dan berbagai kesulitan hidup menyebabkan kita melanggar aturan-aturan Allah. Janganlah kita memprotes Allah ketika terkena bala’ dan musibah. Hendaklah kita bersabar dan terus menerus menjalankan kewajiban dan menjauhi perkara yang diharamkan dalam keadaan apa pun, seberat apa pun masalah yang kita hadapi.   

Maasyiral Muslimin RahimakumullahJika hati kita sedih karena ditimpa musibah, jika dada kita sesak dengan berbagai kesulitan hidup, salah satu obat yang akan menenangkan hati dan pikiran kita adalah pergi ke makam. Kita berziarah ke makam orang tua, keluarga dan kawan-kawan kita. Kita renungkan di sana, di manakah rumah terakhir kita. Kemanakah kita akan pergi meninggalkan dunia ini. Hendaklah diketahui bahwa seandainya nilai dunia ini sebanding dengan satu sayap seekor nyamuk saja, niscaya Allah tidak akan memberikan kepada orang kafir apa pun meskipun hanya seteguk air di dunia ini. Artinya, dunia ini tidak ada nilainya sama sekali menurut Allah. Dunia ini tidak ada nilainya sama sekali dibandingkan dengan kehidupan akhirat. Dunia adalah penjara bagi orang yang sempurna imannya dan ibarat surga bagi orang kafir. Hal yang paling bernilai dan paling penting bagi kita -melebihi apa pun di dunia ini- adalah meninggal dengan membawa islam dan iman yang sempurna.   

Hadirin Rahimakumullah Selezat apa pun makanan yang kita makan, pasti akan menjadi kotoran. Semahal apa pun pakaian yang kita kenakan, pada akhrnya pasti akan dibuang ke tempat sampah. Sebesar dan semewah apa pun rumah yang kita bangun, pasti tidak akan kita bawa mati. Rumah terakhir kita semuanya berukuran sama, tidak lebih dari 1 x 2 meter. Sedangkan apa yang kita perbuat di dunia ini, maka kita akan mendapatkan balasannya. Kematian adalah kepastian yang telah ditetapkan oleh Allah. Perpisahan dengan orang-orang yang kita cintai di dunia ini adalah janji Allah yang pasti terpenuhi. Kehidupan di dunia ini permulaannya adalah kedla’ifan dan kelemahan dan berakhir dengan kematian dan kuburan. Marilah kita bersabar atas bala yang Allah ujikan kepada kita. Jangan sampai kita memprotes dan menyalah-nyalahkan Allah. Kita yakin bahwa pada setiap kejadian pasti ada hikmahnya.   

Jamaah yang Mulia, demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin ya rabbal ‘alamin. 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Khazim Mahrur

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya