Rasulullah SAW Menyebutnya dari Surga, di Mana Sungai Seihan dan Bagaimana Kondisinya?

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, Seihan, Jeihan, Nil, dan Eufrat, semuanya adalah sungai-sungai surga

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2022, 10:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2022, 10:30 WIB
Aliran sungai Seihan, sungai yang disebut Rasulullah SAW berasal dari surga. (Foto: wikimedia commons)
Aliran sungai Seihan, sungai yang disebut Rasulullah SAW berasal dari surga. (Foto: wikimedia commons)

Liputan6.com, Banyumas - Nabi Muhammad SAW menyebut ada empat sungai yang berasal dari surga. Keempat sungai tersebut, yakni Sungai Nil, Eufrat, Jaihan dan Sungai Seihan.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, Seihan, Jeihan, Nil, dan Eufrat, semuanya adalah sungai-sungai surga.” (HR Muslim).

Sungai Nil lebih dikenal di Mesir, meski juga melintas di negara-negara lainnya. Sementara, Sungai Eufrat atau Efrat melintas di berbagai negara dan sejak zaman dulu menjadi pusat perkembangan peradaban manusia, Mesopotamia.

Sama seperti Sungai Eufrat dan Sungai Nil, Seihan merupakan satu dari empat sungai yang secara khusus disebut Rasulullah SAW dalam sebuah sabdanya itu. Itu menunjukkan bahwa Sungai Seihan sebagai salah satu sungai yang istimewa.

Lantas di mana Sungai Seihan dan bagaimana kondisinya sekarang?

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Anak Bukit Anadolu Turki

Oasis terletak tepat di bawah Sungai Nil (diberi label dalam gambar NASA ini). (Kredit gambar: NASA)
Oasis terletak tepat di bawah Sungai Nil (diberi label dalam gambar NASA ini). (Kredit gambar: NASA)

Mengutip Republika, Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas al-Hadith al-Nabawi menjelaskan, Sungai Seihan merupakan sungai besar di wilayah Syam, di daerah al-Mushaisah. Sungai itu mengalir dari anak bukit Anadolu di Pegunungan Ante Toros, melewati Adana, dan bermuara di Laut tengah, di timur laut Teluk Iskandarun.

Menurut Wikipedia, Sungai Seihan atau Sihun adalah sungai terpanjang di Turki yang mengalirkan air hingga Laut Mediterania. Sungai itu membentang sepanjang 560 kilometer dari mata air yang terdapat di Pegunungan Tahtali, Provinsi Sivas dan Kayseri, di Pengunungan Ante Toros, hingga ke Laut Mediterania melalui sebuah delta yang luas.

Anak sungai utamanya adalah Zamanti dan Goksu yang  bertemu dan bersatu di Aladag, Adana, dan kemudian membentuk Sungai Seihan. Sungai Zamanti berasal dari Dataran Tinggi Uzun di Pinarbasi, Kayseri, dan melewati Tomarza, Develi, dan distrik Yahyali dari Kayseri. Pada zaman kuno, sungai itu biasa disebut Sarus dan datarannya dinamakan Cilician.

Sungai Seihan mengalir menuju Kota Adana, satu-satunya permukiman yang berada di dekat sungai itu. Beberapa jembatan dan kaki-kaki jembatan membelah sungai di Adana. Di kota itu terdapat sebuah Jembatan Batu yang dibuat dari abad ke-4 M. Sungai itu bertemu dengan Laut Mediterania di Cape Deli.

 

Kota Adana Pusat Perdagangan dan Pertanian

Pemanasan Global Berdampak Pada Kelangsungan Sungai Nil
Ilustrasi Sungai Nil yang berada di Afrika. (Dok. Unsplash.com/Sharon Moy)

Aliran Sungai Seihan dibendung menjadi sebuah dam di Kota Andana yang berfungsi untuk mengairi irigasi, tenaga listrik, dan mengendalikan banjir.

Di wilayah Yedigoze dan Catalan juga terdapat dan atau bendungan di aliran Sungai Seihan untuk kepentingan yang sama pula.

Menurut Dr Syauqi, dahulu umat Muslim tidak berada di dekat sungai itu, di wilayah pesisir Syam, kecuali di Kota Adana, di sekitar Tharasus dan al-Mushaishah. Adana merupakan kota terbesar keempat di Turki. Kota itu adalah ibu kota Provinsi Adana, Turki.

Kota itu dikenal sebagai pusat pertanian dan perdagangan. Terletak di pinggir Sungai Seihan, Kota Adana menjadi wilayah yang subur. Kota itu terletak sekitar 30 kilometer dari Laut Mediterania, tepatnya di selatan pusat Anatolia.

Jumlah penduduk di provinsi itu mencapai 1,6 juta jiwa dan menjadikannya sebagai kota berpenduduk terbesar kelima di Turki.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya