Pemerintah Uni Emirat Arab Kurangi Jam Sekolah dan Kerja Selama Ramadhan 2023, Jadi Hanya 5 Jam

Berbeda dari negara lain, pemerintah UEA lakukan penyesuaian terhadap jam sekolah dan jam kerja agar bisa lebih fokus menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

oleh Yasmina Shofa Az Zahra diperbarui 23 Mar 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2023, 20:00 WIB
Berburu Lailatul Qadar di Masjid Agung Sheikh Zayed Abu Dhabi
Pemandangan saat umat muslim berdoa di halaman Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu (1/6/2019). Umat muslim memanjatkan doa-doa jelang berakhirnya Ramadan untuk mendapatkan Lailatul Qadar atau malam yang lebih baik dari seribu bulan. (KARIM SAHIB/AFP)

Liputan6.com, Abu Dhabi - Pemerintah Uni Emirat Arab mengumumkan akan mengurangi jam sekolah dan jam kerja bagi karyawan federal selama bulan suci Ramadhan di tahun ini.

Ini merupakan hal unik karena tidak semua negara dengan penduduk yang mayoritasnya adalah penganut agama Islam memberlakukan hal yang sama, apalagi jika umat Islam termasuk ke dalam kelompok minoritas di negara tersebut.

Dilansir dari situs Al Arabiya, Kamis (23/3/2023), menurut Otoritas Pengetahuan dan Pembangunan Manusia (KHDA), selama Ramadhan 2023 ini jam sekolah swasta akan dikurangi menjadi lima jam.

Terkait pengurangan tersebut, sekolah diberikan dua pilihan yang masing-masingnya tetap berdurasi lima jam.

Pilihan pertama yaitu sekolah dimulai pada pukul 07.45 pagi dan berakhir pada pukul 12.45 siang dari hari Senin hingga Kamis, sedangkan pada hari Jumat berakhir pada pukul 11.45 siang.

Pilihan kedua yaitu sekolah dimulai pada pukul delapan pagi dan berakhir pada pukul satu siang dari hari Senin sampai Kamis, sedangkan pada hari Jumat berakhir pada pukul 11.45.

KHDA juga menegaskan bahwa sekolah hanya diperbolehkan menyediakan waktu pengajaran maksimal lima jam dan setiap hari Jumat sekolah harus berakhir di pukul 12 siang untuk mengakomodasi sholat Jumat.

Tak hanya pengurangan jam sekolah, di bulan puasa ini siswa juga dibebaskan dari mengikuti kelas olahraga.

Peraturan ini diberlakukan khusus di bulan Ramadhan saja untuk mendukung siswa menjalankan ibadah puasa dengan lancar.

Jam Kerja Dikurangi Agar Fokus Beribadah

Menikmati Cakrawala Kota Dubai dengan Latar Gedung Burj Khalifa
Orang-orang menikmati pemandangan cakrawala kota dengan latar gedung tertinggi di dunia Burj Khalifa, di Dubai, Uni Emirat Arab (18/10/2019). Burj Khalifa yang sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah pencakar langit di Dubai, UEA yang diresmikan pada 4 Januari 2010. (AP Photo/Kamran Jebreili)

Tidak hanya bagi pelajar sekolah, karyawan federal UEA juga ikut mendapatkan penyesuaian jam kerja di bulan suci Ramadhan ini.

Otoritas Federal untuk Sumber Daya Manusia Pemerintah (FAHR) telah mengeluarkan surat edaran yang mengatur jam kerja resmi berdasarkan resolusi Kabinet UEA terkait.

Selama Ramadhan, jam kerja resmi untuk kementerian dan otoritas federal diubah menjadi dari pukul sembilan pagi hingga 14.30 siang dari hari Senin hingga Kamis, sedangkan pada hari Jumat dimulai pada pukul sembilan pagi hingga 12.00 siang.

Penyesuaian jam kerja baru ini diberlakukan agar para karyawan dapat lebih fokus dalam mengerjakan ibadah keagamaan mereka.

FAHR juga menekankan bahwa kementerian dan otoritas federal dapat menerapkan jadwal kerja yang fleksibel atau kerja jarak jauh selama Ramadhan sesuai dengan persyaratan khusus mereka.

Ramadhan yang merupakan bulan kesembilan dalam kalender Islam merupakan bulan dimana umat islam seluruh dunia melakukan ibadah puasa juga memperbanyak doa dan refleksi.

Umat muslim menahan diri dari makanan dan minuman juga hawa nafsu lainnya mulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam setiap harinya di bulan suci ini.

Bulan Ramadhan biasanya berlangsung selama 29 atau 30 hari. Tanggal pasti dimulainya bulan suci tahun ini akan bergantung pada penampakan bulan dan diperkirakan akan dimulai pada 22 atau 23 Maret.

Tak hanya pengurangan jam kerja, pemerintah UEA juga menyediakan santapan berbuka bagi pekerjanya yang tidak bisa pulang.

Mendapat Tidur Cukup dan Berkualitas Saat Ramadhan Tak Kalah Penting dari Asupan Nutrisi di Bulan Puasa

Tidur
Karena durasi tidur berkurang selama Ramadhan, penting bagi individu untuk memastikan mendapat tidur yang berkualitas. (Foto: Pixabay)

Untuk memperlancar ibadah puasa selama di bulan Ramadhan, faktor lain terkait pola hidup juga penting untuk dijaga, salah satunya adalah tidur yang cukup.

Tak hanya asupan nutrisi, tidur juga jadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan saat bulan Ramadhan.

dr Reinita Arlin menyebut, kualitas tidur jadi prioritas utama khususnya di bulan Ramadhan. Hal itu terkait irama sirkadian tubuh yang berfungsi mengatur hormon-hormon penting.

"Pada setiap tubuh manusia terdapat irama sirkadian yang berfungsi mengatur hormon-hormon penting. Irama Sirkadian ini akan berubah total saat Ramadhan karena jam tidur sudah pasti tidak teratur," jelas Arlin.

Kondisi kurang tidur, kata Arlin, juga dapat menimbulkan risiko penyeakit berbahaya seperti obesitas, diabetes melitus tipe 2, hingga masalah kardiovaskular atau jantung.

"Faktanya, sepertiga dari hidup kita adalah tidur gitu ya. Jadi sepenting itu (tidur), make sure (tidur) 7 sampai 9 jam. Orang-orang yang kualitas tidurnya itu tidak baik, ternyata bukan cuma ke otaknya tapi juga ternyata meningkatkan risiko obesitas, kedua metabolic syndrome," Arlin menuturkan dalam sesi talkshow "Keluarga Cermat, Ramadhan Sehat" bersama Zinus Indonesia di Jakarta Selatan, Kamis, 16 Maret 2023.

Baca selengkapnya di sini...

7 Perkara yang Membatalkan Puasa, Lengkap dengan Dalil-Dalilnya

Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur
(Photo by Dan DeAlmeida on Unsplash)

Selain tidak makan dan minum, penting juga untukmu mengetahui hal-hal lainnya yang dapat membatalkan puasa.

Ramadhan adalah bulan kesembilan dari kalender Islam, dan ini diamati oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai waktu puasa, doa, dan refleksi spiritual. Selama bulan ini, umat Islam menahan diri dari makan, minum, dan melakukan aktivitas tertentu dari fajar hingga matahari terbenam. Puasa dianggap sebagai salah satu dari Lima Rukun Islam, dan wajib bagi semua Muslim dewasa yang berbadan sehat untuk berpuasa selama bulan ini.

Sementara tindakan puasa mungkin tampak mudah, ada hal-hal tertentu yang dapat membatalkan puasa dan membatalkannya. Ini termasuk makan atau minum apa saja, muntah dengan sengaja, melakukan aktivitas seksual, mengalami menstruasi atau pendarahan pasca melahirkan, dan dengan sengaja menghirup asap. Memahami apa yang membatalkan puasa sangat penting bagi umat Islam yang ingin menjalankan Ramadhan dengan benar.

Al-Qur'an memberikan panduan tentang aturan puasa selama Ramadhan, dan sangat penting untuk mengikuti panduan ini dengan ketat. Muslim didorong untuk terlibat dalam refleksi spiritual, doa, dan tindakan amal selama bulan ini. Berbuka puasa dengan tidak sengaja atau karena kondisi medis tidak membatalkannya, dan seseorang dapat mengganti puasa di lain waktu.

Baca selengkapnya di sini...

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi Covid-19
Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya