Liputan6.com, Cilacap - Banjir, longsor, gerakan tanah dan bencana alam lainnya melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Di Aceh misalnya, banjir melanda puluhan desa.
Sementara, di Garut dan di Cilacap, longsor dan gerakan tanah menyebabkan jalan terputus dan rusaknya rumah warga.
Pada saat terjadi bencana alam, banyak orang yang tergerak hatinya untuk membantu sesama. Mereka bisa datang dari berbagai daerah untuk membantu meringankan penderitaan orang-orang yang sedang terkena bencana.
Advertisement
Islam mengajarkan bagi siapa pun yang terkena musibah untuk sabar, ikhtiar maksimal, hingga introspeksi diri. Lantas bagaimana dengan orang-orang yang menyaksikan musibah itu datang? Apa yang harus dilakukan?
Baca Juga
Mengutip laman NU Lampung, Rasulullah bersabda, siapa pun yang melihat orang yang terkena bala, hendaknya mengucapkan doa:
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذي عَافَانِي مِمَّا ابْتِلَاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلاً لَمْ يُصِبْهُ ذَلِكَ البَلَاءُ
Alhamdulillâhilladzi ‘âfânii mimmâ ibtalâka bihi wa faddhalanî ‘alâ katsîrin mimman khalaqa tafdhîlân lam yushibhu dzâlikal balâ’
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari apa yang menimpamu dan memberikan keutamaan kepadaku atas kebanyakan makhluk (jika karunia itu juga diterima) niscaya bala tidak menimpa. (HR At-Tirmidzi).
Sementara Imam Nawawi dalam al-Adkâr mengatakan, para ulama menyarankan, doa ini dibaca secara pelan-pelan (sirr) agar tak menyinggung perasaan orang yang terkena musibah. Kecuali bila yang terkena musibah adalah ahli maksiat, maka boleh agak keras dengan syarat tak menimbulkan mudarat.
Jika dinilai malah merugikan, maka membacanya secara pelan-pelan adalah pilihan terbaik sebagai tata krama.
Doa ini juga bisa dan penting dibaca oleh para relawan bencana, tenaga medis, penolong korban kecelakaan, atau orang yang kebetulan melihat adanya bencana.
Tim Rembulan