Ketua 18 Organisasi PBB dan Nirlaba Desak Israel Hentikan Serangan ke Gaza

Ketua 18 badan PBB dan organisasi nirlaba mendesak gencatan senjata segera dalam Perang Israel di Jalur Gaza hari ini. Para ketua lembaga ini mengungkapkan kekagetan mereka mengetahui kengerian atas sangat besarnya jumlah warga sipil Palestina yang tewas di Gaza yang sebagian besar anak-anak

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2023, 22:30 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2023, 22:30 WIB
Lebih dari 3.600 anak-anak Palestina
Warga Palestina mencoba menarik seorang anak keluar dari reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabaliya, Jalur Gaza utara, Rabu, 1 November 2023. (AP Photo/Abed Khaled)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua 18 badan PBB dan organisasi nirlaba mendesak gencatan senjata segera dalam Perang Israel di Jalur Gaza hari ini.

Para ketua lembaga ini mengungkapkan kekagetan mereka mengetahui kengerian atas sangat besarnya jumlah warga sipil Palestina yang tewas di Gaza yang sebagian besar anak-anak.

"Kita memerlukan segera gencatan senjata kemanusiaan. Ini sudah 30 hari. Cukup sudah. Ini harus dihentikan saat ini juga," kata para ketua UNICEF, UN Women, WFP, WHO dan Save The Children, serta beberapa lainnya dalam pernyataan bersama mereka, dikutip WAFA-OANA sebagaimana dilansir Antara.

Sebanyak 10 ribu warga sipil Palestina terbunuh dan 24 ribu lainnya luka-luka, yang lebih dari 70 persen di antaranya adalah anak-anak, perempuan dan lansia.

Mereka menjadi korban bombardemen tanpa henti Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Banyak Relawan Gugur

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)

"Selama hampir sebulan, dunia menyaksikan dengan terkejut dan ngeri situasi yang sedang berlangsung di Israel dan Wilayah Palestina, atas besarnya jumlah nyawa yang hilang dan terkoyak," kata badan-badan itu, seraya mengutuk pembunuhan sejumlah pekerja bantuan.

"Sejumlah besar pekerja bantuan tewas sejak 7 Oktober termasuk 88 kolega UNRWA, ini jumlah korban jiwa tertinggi yang pernah tercatat PBB dalam satu konflik."

Ketua lembaga-lembaga PBB menyerukan semua pihak agar menghormati "kewajiban mematuhi hukum kemanusiaan internasional dan hak asasi manusia," termasuk melindungi infrastruktur sipil seperti rumah sakit, sekolah, dan mengizinkan bantuan masuk Gaza.

"Sungguh tak masuk akal jika penduduk Gaza tidak memiliki akses dalam mendapatkan barang dan jasa penting, selain terus dibom di rumah, tempat penampungan, rumah sakit, dan tempat ibadahnya sendiri," kata para ketua badan PBB itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya