Desa Binaan UMY Hermoyo Edupark Akan Buka saat Libur Lebaran

Desa binaan UMY, Hermoyo Edupark akan dibuka untuk umum saat libur lebaran mendatang.

oleh Yanuar H diperbarui 27 Jan 2025, 11:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2025, 11:00 WIB
Desa Semoyo desa binaan UMY dan BSI Maslahat
Warek UMY bidang keuangan dan Aset yang turut serta memberikan makan kambing dan domba di tempat perternakan warga desa Semoyo yang dibangun oleh UMY dan BSI Maslahat (Humas UMY). ... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Desa wisata edukasi, Hermoyo Edupark desa binaan UMY dan BSI Maslahat menargetkan dapat dibuka untuk masyarakat umum saat libur lebaran mendatang. Wakil Rektor bidang Keuangan dan Aset UMY, Rudy Suryanto menjelaskan sebagian besar mata pencaharian warga desa Semoyo sebagai petani, namun program desa binaan UMY dan BSI pun tidak akan menghilangkan pekerjaan asli warga desa Semoyo.

“Oleh karena itu, dalam program ini kami akan mencoba memberi nilai tambah dengan teknologi dan inovasi, guna memaksimalkan perekonomian warga. Program pengembangan desa Semoyo yang kami usung di sini merupakan kombinasi antara ekowisata, peternakan, dan pertanian yang menggunakan konsep integrated farming system (sistem pertanian terpadu). Kemudian juga akan ada pembinaan dalam sektor pariwisata yang kami konsepkan sebagai desa wisata edukasi dengan nama Hermoyo Edupark. Desa wisata edukasi ini kami targetkan dan harapkan saat libur lebaran besok sudah mulai bisa terbuka untuk umum dan menerima kunjungan dari berbagai instansi Pendidikan,” jelas Rudy saat ditemui pada Kamis (23/1/2025).

Rudy mengatakan sebagai desa binaan UMY perhatian UMKM di desa sangat penting. Desa wisata edukasi Hermoyo Edupark akan memfasilitasi stand UMKM yang berasal dari lima dusun desa Semoyo, yakni dusun Semoyo, Brambang, Salak, Pugeran, dan dusun Wonosari.

 

“Produk-produk yang akan ditampilkan oleh kelima dusun tersebut berasal dari produk yang sudah dikembangkan oleh UMY dan BSI Bersama warga. Seperti produk-produk herbal yang berbahan dasar sereh. Kemudian diproduksi menjadi bahan yang ramah lingkungan seperti lilin aromaterapi, sabun cuci piring, sabun mandi, dan hand sanitizer, dengan formula yang berasal Farmasi UMY. Selain itu, UMKM warga desa Semoyo nantinya juga akan menampilkan produk-produk kerajinan tangan,” ungkap Rudy. 

Rudy menjelaskan pemilihan Desa Semoyo sebagai desa binaan UMY karena terdapat 158 mustahik (orang yang berhak menerima zakat) yang dibantu di desa tersebut. Desa ini nantinya akan mendapatkan pendampingan selama tiga tahun, agar ke depannya mereka dapat menjadi muzakki (orang yang diwajibakan membayar zakat). "Hal ini tentunya selaras dengan karakter dasar Muhammadiyah, yakni gotong royong demi kemanusiaan,” imbuh Rudy.

Kepala Lembaga Pengabdian Mayarakat (LPM) UMY Gatot Supangkat, mengatakan UMY melakukan program ini sebagai upaya UMY dan BSI dalam membantu aksesibilitas masyarakat. Terutama bagi warga setempat yang memiliki aksesibilitas rendah baik itu secara ekonomi, sosial budaya, dan bahkan politik. “Tagline dalam pengabdian UMY yang berbunyi “UMY Ada, Masyarakat Berdaya” menurut saya bukan hanya sekadar tagline. Mengadopsi dari apa yang pernah disampaikan oleh K.H. Ahmad Dahlan maka kampus Muda Mendunia harus menjadi penolong bagi kesengsaraan umum,” tandas Gatot.

Gatot berharap Desa Semoyo sebagai salah satu desa binaan UMY dapat berkembang secara dinamis. Selain itu juga bisa menjadi research station, sehingga akan diarahkan menjadi laboratorium lapangan bagi kampus Muda Mendunia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya