Hati-Hati, Membaca Al-Qur’an Bisa Jadi Makruh Jika Seperti Ini

Selain itu, membaca Al-Qur’an juga jangan sampai menjadi makruh. Pengasuh Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang KH Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf mengungkapkan beberapa kondisi membaca Al-Qur’an yang bisa menjadi makruh.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 06 Jan 2024, 04:30 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2024, 04:30 WIB
Ilustrasi membaca Al-Qur'an
Ilustrasi membaca Al-Qur'an (dok.unsplash/ Positive Moslem Attitude)

Liputan6.com, Jakarta - Al-Qur’an adalah kitab suci sekaligus menjadi pedoman hidup bagi umat Islam. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur’an menjadi penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya. 

Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang sangat mulia. Banyak manfaat dan keutamaan yang akan diperoleh bagi siapa saja yang membaca Al-Qur’an. Salah satunya bagi yang mahir membaca Al-Qur’an akan bersama para malaikat.

عن عائشة رضي اللَّه عنها قالتْ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « الَّذِي يَقرَأُ القُرْآنَ وَهُو ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكرَامِ البررَةِ » متفقٌ عليه 

Artinya: “Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim)

Dalam membaca Al-Qur’an tidak hanya memahami apa yang dibacanya, tapi juga perlu mengetahui rambu-rambunya. Jangan sampai membaca Al-Qur’an yang niatnya ibadah menjadi dosa sebagaimana dikatakan KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya dalam salah satu ceramahnya.

Selain itu, membaca Al-Qur’an juga jangan sampai menjadi makruh. Pengasuh Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang KH Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf mengungkapkan beberapa kondisi membaca Al-Qur’an yang bisa menjadi makruh.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Kondisi Membaca Al-Qur’an yang Jadi Makruh

[Bintang] Tanda-tanda kamu anak yang soleh dan soleha
Ilustrasi baca Alquran | Via: pinterest.com

Gus Yusuf mengatakan, membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang bernilai pahala. Namun, semangat membaca Al-Qur’an harus memperhatikan situasi dan kondisi. Jangan sampai ibadah yang dilakukan menjadi makruh.

"Membaca Al-Qur’an itu bagus hukum asalnya, berpahala. Tetapi baca Al-Qur’an bisa jadi makruh," katanya dalam tayangan YouTube Gus Yusuf Channel dikutip dari NU Online, Jumat (5/1/2024).

Gus Yusuf mengatakan, membaca Al-Qur’an akan menjadi pahala apabila dibaca di tempat dan waktu yang pas. Sebaliknya, membaca Al-Qur’an akan menjadi makruh apabila dibaca di tempat dan waktu yang kurang tepat.

Gus Yusuf mencontoh kemakruhan membaca Al-Qur’an. Pertama terkait tempatnya, yakni membaca Al-Qur’an di kamar mandi atau di jalan yang mengganggu lalu lintas. 


Kondisi Membaca Al-Qur’an yang Jadi Makruh

Ilustrasi Seseorang Sedang Meraih Pahala Ramadan dengan Berdoa dan Membaca Alquran
Ilustrasi Seseorang Sedang Meraih Pahala Ramadan dengan Berdoa dan Membaca Alquran (freepik)

Kedua terkait waktunya, yakni membaca Al-Qur’an sampai larut malam menggunakan pengeras suara sehingga mengganggu orang-orang yang hendak istirahat. Jika harus menggunakan pengeras suara, ia menyarankan menggunakan sound system dalam masjid.

"Karena kalau kita memakai sound system keluar lebih dari jam 9 malam kasihan tetangga-tetangga. Karena tidak semua orang sama dengan kita. Ada yang mungkin jam 8 harus tidur. Karena apa? Karena Jam 2 malam dia kerja shift malam," tuturnya.

Terkait persoalan kemakruhan membaca Al-Qur’an poin kedua, menurutnya bisa berbeda jika memang tradisi yang ada di masyarakat tidak mempermasalahkannya. Karena di berbagai daerah memang sudah terbiasa dengan hal-hal tersebut. 

Namun, ketika berada di tengah-tengah masyarakat yang majemuk, maka harus dipertimbangkan. 

"Apalagi ada yang non-Muslim. Kita harus menjaga itu. Karena kita tidak hanya punya kewajiban hablun minallah, berbaik-baik kepada Allah, tetapi kita juga harus hablun minannas, kita harus menjaga hubungan kebaikan kita terhadap sesama," tandasnya. Wallahu a'lam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya