Laa Tahzan.. Jangan Gampang 'Rungkad', Ini Trik Atasi Kesedihan

Sedikit-sedikit rungkad, sekarang tidak usah seperti itu, ayo ikuti trik ini agar tak sering sedih

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2024, 10:30 WIB
Ilustrasi galau, sedih, kecewa
Ilustrasi galau, sedih, kecewa. (Photo by Anthony Tran on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Sering kita mendengar atau membaca kalimat 'Laa tahzan innallaha ma'ana' kalimat ini bisa menjadi motivasi bagi jiwa-jiwa yang 'rungkad'.

Kalimat tadi memiliki arti, jangan bersedih, karena sesungguhnya Allah SWT bersama kita. Jika meminjam istilah Gus Iqdam Blitar, ini yang namanya 'dekengane pusat'

Karena sangat familiar, kalimat ini sering sekali kita saksikan dengan sebuah bingkai bagus dipasang di tembok-tembok kantor atau rumah sekalipun.

Yang lebih unik, kita sering jumpai kalimat ini di bak-bak truk juga. Kalimat ini tentunya sering dilantunkan, ditulis, untuk memberi dukungan dan semangat kepada sesama muslim.

Manusia merupakan individu yang diciptakan Allah SWT yang memiliki akal dan juga perasaan. Sehingga setiap manusia dapat merasakan berbagai macam emosi seperti senang, sedih, kecewa, marah dan masih banyak lagi.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Solusi agar Tidak 'Rungkad'

Ilustrasi sedih, kecewa, terluka, tak percaya diri
Ilustrasi sedih, kecewa, terluka, tak percaya diri. (Image By freepik)

Kesedihan pun termasuk dalam fitrah manusia. Seringkali kesedihan yang berlarut pun menjadi pemicu melemahnya kesehatan mental manusia sehingga mudah bawa perasaan atau baper di kondisi tertentu.

Padahal Allah SWT telah menganjurkan hamba-Nya agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Dalam firman-Nya Ia memberikan rahasia agar kesedihan cepat teratasi sekaligus menjadikan mental lebih kuat.

Lalu bagaimanakah Islam memberikan solusi untuk menghilangkan kesedihan? Dilansir dari NU Online berikut empat cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesedihan.

1. Jangan sedih, yakinlah Allah SWT bersama kita

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنْزَلَ اللهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ

Artinya: Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah (QS At-Taubah: 40).

Tidak ada kejadian dan kesedihan melainkan dengan izin Allah. Tatkala Allah menakdirkan sesuatu yang membuat kita bersedih, yakinlah bahwa Allah selalu ada untuk kita dan membersamai kita dalam suka maupun duka. Secara tauhid, kita harus mengesakan Allah dan menyandarkan diri kepada-Nya (ash-Shamad, Sang Tempat Bersandar).

2. Pedomani Al-Qur’an

قُلْنَا اهْبِطُواْ مِنْهَا جَمِيعاً فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

Artinya: Kami berfirman: ‘Turunlah kamu semuanya dari surga itu!’ Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS Al-Baqarah [2]: 38).

Ayat ini memerintahkan Nabi Adam AS, istri, dan keturunannya kelak agar turun ke bumi. Di bumi itu Allah akan memberikan berbagai tugas dan kewajiban. Apabila tugas itu datang dari Allah melalui petunjuk Al-Qur’an, maka manusia tidak akan ditimpa ketakutan dan dirundung kesedihan. Sebab Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yang patuh dalam amal kebaikan.

Untuk itu tadabburilah Al-Qur’an dengan membaca dan mempelajari isinya serta mengamalkan perintah-Nya. Membaca Al-Qur’an dan memahami artinya akan menjadi obat hati terutama obat kesedihan.

Ikuti Jejak Nabi dan Istiqamah

Ilustrasi sedih, kecewa, patah hati, putus cinta
Ilustrasi sedih, kecewa, patah hati, putus cinta. (Photo by Austin Guevara from Pexels)

3. Mengikuti Jejak Nabi (Ittiba’)

يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

Artinya: Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (QS Al-A’raaf [7]: 35).

Banyak risalah para nabi, khususnya Nabi Muhammad SAW yang menghantarkan pada ketakwaan dan perbaikan diri, termasuk amalan yang dapat mengatasi kesedihan. Setidaknya, ada dua amalan yang bersumber dari hadis dan bisa mengeluarkan kita dari kesedihan, yakni membiasakan membaca istighfar dan berdoa kepada Allah SWT.

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: Siapa yang melazimkan beristighfar, maka Allah jadikan baginya jalan keluar atas segala kesulitannya. Allah juga akan memberikan kelapangan atas segala kesempitan dan kesusahannya. Serta memberinya rezeki dari jalan yang tak disangka-sangka (HR Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Hakim).

اَللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّ جَالِ

Artinya: Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari rasa sedih dan gelisah, aku berlindung dari sifat lemah dan malas, dan aku berlindung padamu dari sikap pengecut dan bakhil, dan aku berlindung pada-Mu dari cengkeraman utang dan penindasan orang (HR al-Bukhari).

 

4. Istiqamah

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu (QS Fushshilat [41]: 30).

Seseorang dengan keimanan dan keistiqamahan yang tinggi akan selalu konsisten dalam perilakunya. Artinya dia akan berperilaku taat hukum, konsisten dengan idealismenya dan tidak pernah meninggalkan prinsip yang dia pegang meskipun dia harus berhadapan dengan risiko maupun tantangan.

Selanjutnya, seseorang yang istiqamah akan dapat mengontrol dirinya dengan baik. Dia tetap konsisten dengan keimananannya, dan juga memiliki pikiran positif. Gaya perilaku ini bisa menciptakan kepercayaan diri, integritas, dan kemampuan mengendalikan kesedihan yang tinggi.

Demikian 4 rahasia mengatasi kesedihan menurut anjuran Agama Islam. Adapun sebagai umat Islam, kita harus meyakini, tatkala Allah menakdirkan sesuatu yang membuat kita bersedih, yakinlah bahwa Allah selalu ada untuk kita dan membersamai kita.

Allah SWT memberikan motivasi kepada orang yang beriman melalui firman-Nya:

وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Artinya: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman (QS Ali Imran [3]: 139).

Tafsir terhadap ayat-ayat tentang hazan (kesedihan) mengungkap bahwa sebab-sebab bersedih itu di antaranya: (1) karena jauh dari Allah (2) dosa kemaksiatan (3) dan tidak mampu berbuat kebaikan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya