2 Cara Perhitungan Amal Manusia di Hari Kiamat, Pilih yang Mana?

Allah menugaskan malaikat untuk mencatat setiap amal perbuatan manusia selama hidup di dunia. Perhitungan amal di hari kiamat menjadi penentu seseorang masuk surga atau neraka.

oleh Putry Damayanty diperbarui 29 Jan 2024, 14:30 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2024, 14:30 WIB
Surga dan neraka
surga dan neraka, sumber : freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Di alam akhirat semua amal perbuatan yang telah diberbuat selama di dunia kelak akan dipertanggungjawaban. Sehingga beratnya timbangan amal menjadi penentu apakah seseorang masuk surga atau neraka.

Para malaikat telah ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengawasi dan mencatat setiap perbuatan dan ucapan manusia. Mereka mencatat semuanya secara detail dan terperinci, baik dzahir maupun batin. 

“Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan (yang ada di tangan Malaikat). Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis.” (QS. Qamar: 52-53)

Seperti halnya pengadilan dunia, Allah juga memiliki pengadilan untuk memperhitungkan seluruh amal manusia di hari kiamat. Namun, ada beberapa cara Allah dalam menghitung amal manusia. 

Mengutip dari laman dream.co.id, sebagaimana yang terdapat dalam Kitab Bahjatun Nufus mengungkapkan bahwa ada 2 cara perhitungan amal manusia di hari kiamat kelak.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Cara Perhitungan Amal Manusia di Akhirat

1. Sembunyi-Sembunyi

Perhitungan amal ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi di Mahkamah Illahi. Seluruh kesalahan dan dosa-dosa yang sekiranya dapat membinasakan, maka Allah akan menyembunyikannya di balik tirai.

Oleh karena itu, beruntunglah seorang hamba yang telah disucikan oleh Allah dari segala dosa yang sudah diperbuatnya. Karena Allah telah memaafkannya sementara mereka sendiri tidak mengetahuinya.

2. Terang-Terangan

Semua amal baik dan buruk, baik dosa besar maupun kecil akan dihadapkan pada mereka yang melakukannya. Seluruhnya akan diperhitungkan dengan begitu teliti sehingga tidak akan ada dosa atau kebaikan sebesar zarah sekalipun yang terlewatkan.

Apabila kita menginginkan jenis pengadilan yang pertama di mana semua kesalahan dan dosa ditutupi oleh Allah maka Rasulullah pun bersabda, tidaklah seseorang yang menutupi aib manusia lainnya di dunia melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari akhir kelak yaitu yaumul hisab dan dalilnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya