Wapres Ma'ruf: Jangan Awal Puasa Ikut Pemerintah yang Belakangan, Giliran Lebaran Ikut yang Duluan

Ma’ruf menyampaikan, perbedaan tersebut merupakan hal yang wajar. Sebab, dalam melihat keberadaan hilal, terdapat beberapa kriteria yang digunakan dan mungkin diinterpretasikan berbeda oleh setiap anggota sidang.

oleh Muhammad AliDelvira Hutabarat diperbarui 09 Mar 2024, 20:05 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2024, 20:05 WIB
Wakil Presiden atau Wapres Ma'ruf Amin menghadiri dan memberikan pidato saat acara HUT ke-51 PDIP di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024).
Wakil Presiden atau Wapres Ma'ruf Amin menghadiri dan memberikan pidato saat acara HUT ke-51 PDIP di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadhan 2024 jatuh pada Senin 11 Maret 2024. Sementara itu, pemerintah akan memuuskan awal puasa dalam sidang isbat yang akan digelar pada Minggu 10 Maret 2024. 

Dalam beberapa keputusan, awal ramadan kerap terjadi perbedaan. Hal ini lantaran tidak bertemunya kesepakatan dalam menentukan kriteria.

Menanggapi hal ini, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta seluruh masyarakat untuk dapat menghormati perbedaan yang terjadi dan tetap menjalankan ibadah sesuai dengan keputusan yang diyakininya.

“Sikap yang kita harus bagun adalah sikap saling pengertian, legowo, untuk bisa berbeda. Dan itu sudah lama kita berbeda, jadi masing-masing saja. Kalau mungkin besokMuhammadiyah masuk Senin, mungkin pemerintah Selasa, ya silahkan Senin atau Selasa,” tutur Ma’ruf dalam keterangannya, dikutip Jumat (8/3/2024).

Ma’ruf menyampaikan, perbedaan tersebut merupakan hal yang wajar. Sebab, dalam melihat keberadaan hilal, terdapat beberapa kriteria yang digunakan dan mungkin diinterpretasikan berbeda oleh setiap anggota sidang.

“Setiap ada tinggi hilal di bawah 2 derajat, pasti ada perbedaan, karena perbedaan kriteria,” imbuhnya.

“Karena itu, untuk menyamakan kriteria ini kan belum ketemu,” tambahnya.

Ma’ruf pun mengimbau agar masyarakat tetap beribadah dengan sungguh-sungguh dan nantinya merayakan hari kemenangan mengikuti jadwal penetapan yang dipilihnya.

“Pokoknya yang ikut pemerintah, lebarannya ikut pemerintah. Kalau puasanya ikut Muhammadiyah, lebarannya ikut Muhammadiyah. Jangan waktu puasa ikut pemerintah lebih belakang, giliran lebaran ikut yang lebih dulu, itu tidak betul,” pungkas Ma’ruf.

 

Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 11 Maret 2024

Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menyampaikan, pada Minggu, 29 Syaban 1445 H bertepatan 10 Maret 2024 M, ijtimak jelang Ramadhan 1445 H terjadi pada pukul 16:07:42 WIB. Tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta yaitu 0 derajat 56 menit 28 detik.

Berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal, bulan di wilayah Indonesia sudah berada di atas ufuk saat matahari terbenam pada Minggu, 10 Maret 2024. Dengan demikian, hilal sudah wujud, kecuali di wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.

“Di wilayah Indonesia, tanggal 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada Senin Pahing, 11 Maret 2024 M,” katanya membacakan isi Maklumat Nomor 1 MLM Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1445 H, Sabtu (20/1/2024).M

Infografis tradisi bersih-bersih diri sambut Ramadan
Infografis Sejumlah daerah memiliki tradisi 'bersih-bersih diri' dengan cara mandi menyambut Ramadan (dok. Liputan6.com/Tri Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya