Ngabuburit di Maumere NTT, Biarawati Ikut Ramai-Ramai Rebutan Takjil Ramadhan

Berburu takjil di Maumere, tak hanya dilakukan umat muslim yang sedang berpuasa, namun juga umat beragama lain

oleh Ola Keda diperbarui 21 Mar 2024, 23:35 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2024, 18:30 WIB
Seorang biarawati Katolik saat membeli takjil di kelurahan Beru, Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT (Liputan6.com/Ola Keda)
Seorang biarawati Katolik saat membeli takjil di kelurahan Beru, Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Sikka - Predikat Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai Nusa Toleransi Tinggi memang nyata. Hal ini diwujudnyatakan di bulan Ramadhan dengan fenomena baru, yakni berburu takjil lintas agama.

Di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT tidak hanya umat muslim yang berjualan takjil, namun umat Nasrani pun ikut menjajakan berbagai jenis masakan bagi umat muslim yang berbuka puasa.

Di tengah kemacetan karena ramainya pengunjung, ada pesan toleransi yang wajib ditiru oleh daerah lain. Berburu takjil di Maumere, tak hanya dilakukan umat muslim yang sedang berpuasa, namun juga umat beragama lain.

Seorang pedagang, Siti mengatakan tradisi berburu takjil lintas agama itu dilakukan sejak dahulu kala. Menurut dia, momen bulan puasa biasanya dimanfaatkan seluruh umat beragama di kota Maumere untuk mengais rezeki.

Ia mengatakan selain penjual dari lintas agama, pasar takjil itu pun menjadi buruan umat beragama lain yang datang untuk menikmati kuliner.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kata Biarawati Sr. Maria

Berburu Penganan Favorit untuk Berbuka Puasa di Kawasan Jalan Panjang Jakarta Barat
Sambil menunggu waktu berbuka, warga biasanya menghabiskan waktu sembari berburu takjil untuk menu berbuka puasa. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ia mengaku omzet jualannya di bulan Ramadhan meningkat drastis lantaran pasar takjil itu selalu ramai dikunjungi warga setiap sore.

"Lumayan besar, bisa sejuta setiap sore," katanya.

Sementara salah satu biarawati, Sr. Maria mengaku kedatangannya ke pasar takjil Kelurahan Beru itu rutin dilakukan setiap sore.

Ia mengaku bangga dengan budaya toleransi antar umat beragama di kabupaten Sikka yang terus terawat dengan baik.

"Bulan Ramadhan bagi kami di NTT adalah momen menyatukan keberagaman. Di sini semua lintas agama saling menghargai," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya