Ini Tanda Kiamat yang Bisa Terjadi di Rumah Sendiri, Apa Itu?

Ada redaksi hadis lain yang menyebut tanda kiamat yang bisa terjadi di rumah sendiri. Tanda kiamat yang jarang diketahui ini diungkapkan oleh pendakwah asal Bondowoso, Jawa Timur, Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 07 Mei 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2024, 08:30 WIB
Ilustrasi hari akhir, kiamat
Ilustrasi hari akhir, kiamat. (Photo by Romeo Varga on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Kiamat akan terjadi sebagaimana janji Allah SWT dalam Al-Qur’an. Tak ada keraguan lagi dengan datangnya hari kiamat. Meskipun tidak tahu kapan terjadi, muslim yang beriman harus percaya bahwa kiamat akan tiba.

Al-Qur’an dan hadis nabi telah menggambarkan peristiwa dahsyat terjadinya kiamat. Amat mengerikan. Gambaran umumnya adalah alam semesta beserta isinya akan hancur.

Orang beriman tidak akan merasakan dahsyatnya hari kiamat. Menjelang hancurnya alam semesta, orang yang memiliki iman pada Allah SWT dan rasul-Nya akan menghirup angin lembut dan meninggal dunia.

Tak hanya gambaran kiamat, Al-Qur’an dan hadis juga mengungkapkan tanda-tanda sebelum terjadinya kiamat. Tanda kiamat yang umum diketahui di antaranya munculnya Dajjal, keluarnya Imam Mahdi, turunnya Nabi Isa, hingga matahari terbit dari barat.

Selain itu, ada redaksi hadis lain yang menyebut tanda kiamat yang bisa terjadi di rumah sendiri. Tanda kiamat yang jarang diketahui ini diungkapkan oleh pendakwah asal Bondowoso, Jawa Timur, Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Hamba Sahaya Melahirkan Tuannya

Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid
Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid (Instagram/habibalizaenalalhamid)

Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid dalam kesempatan ceramahnya membahas tentang tanda kiamat. Ia mengutip salah satu hadis nabi tentang salah satu tanda kiamat sudah dekat, yakni hamba sahaya yang melahirkan tuannya. 

قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنْ أَمَارَتِهَا. قَالَ: أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ 

Artinya: "Lelaki itu kemudian mendekatkan dirinya pada Rasulullah SAW dan bertanya, 'Kapan hari kiamat?' Rasulullah SAW menjawab, 'Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya.' 

Ia bertanya lagi, 'Kalau begitu, terangkan tanda-tanda kiamat?' Rasulullah SAW menjawab, 'Jika hamba sahaya telah melahirkan majikannya dan orang-orang fakir miskin yang tidak bersepatu, tidak berpakaian telah berlomba-lomba membangun gedung besar'." (HR Muslim)

Habib Ali menjelaskan, ada beberapa penafsiran terkait hamba sahaya yang melahirkan tuannya sebagai tanda kiamat. Pertama adalah seorang anak yang menjadi tuan ibunya, padahal seharusnya anak itu menjadi bawahan ibunya.

“Salah satu penafsiran, berlakunya banyak anak durhaka kepada orangtua sehingga dijadikan ibu macam pembantu kepada anak. (Anak) bikin sakit hati pada ibunya, cakap tak sopan. Itu salah satu penafsiran. Artinya, tanda tanda kiamat banyaknya berlaku durhaka anak terhadap orangtua khususnya pada ibunya,” jelas murid Habib Umar bin Hafidz ini, dikutip dari tayangan YouTube B-Prast HD.


Penafsiran Hadis

Ilustrasi Islami, muslim, membaca buku, belajar hadis
Ilustrasi Islami, muslim, membaca buku, belajar hadis. (Foto oleh Thirdman: https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-liburan-agama-membaca-7957079/)

Makna lain dari penafsiran tersebut adalah menjadikan anak sebagai majikan ibunya. Anak memberikan gaji dan seolah-olah mempekerjakan ibunya.

“Yang sepatutnya ibu itu dilayani sebagai ratu, selayak-layaknya orang itu dilayan dengan sempurna adalah kita punya ibu, tapi ini dilayani ibunya macam pekerja,” kata ulama kelahiran Bondowoso, Jawa Timur ini.

Adapun jika keinginan ibu sendiri karena rindu dengan cucunya itu beda cerita. Habib Ali mengatakan, hal tersebut merupakan tanda hormatnya seorang anak untuk menghibur ibunya dengan diserahkan cucunya kepada ibu.

“Kemudian anak itu bagi hadiah dengan beri duit (kepada ibu), silakan saja, justru itu digalakkan, tapi jangan sekali-kali menganggap sebagai pekerja, anak buah,” imbuhnya.

“Ini bagian dari adab yang diajar oleh Nabi SAW bagaimana menyikapi kepada orangtua. Baktilah kamu kepada orangtuamu niscaya akan berbakti kepada kamu anak-anak kamu,” sambung Habib Ali mengutip sabda nabi.

Penafsiran lain tentang hamba sahaya melahirkan tuannya sebagai tanda kiamat adalah keterbalikan yang berlaku di akhir zaman. Maksudnya, segala sesuatu yang tertukar di akhir zaman.

“Yang hak jadi batil, yang batil jadi hak, yang munkar jadi ma'ruf, yang ma'ruf jadi munkar, yang baik tampak orang tak baik, yang tak baik tampak baik, yang amanah dianggap pengkhianat, yang pengkhianat dianggap amanah, yang layak mendapat kedudukan dianggap tak layak, yang tidak layak dianggap layak. Alhasil semuanya jadi kocar-kacir,” ungkap Habib Ali.

Demikian penjelasan Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid tentang makna hamba sahaya melahirkan tuannya sebagai salah satu tanda kiamat, di antara penafsirannya adalah tanda kiamat tersebut bisa terjadi di rumah sendiri. Wallahu a'lam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya