Liputan6.com, Cilacap - Seorang mukmin belum tentu luput dari siksa Allah SWT. Bahkan seorang mukmin ini akan mendapatkan siksa terberat di hari kiamat.
Mukmin bukan seorang yang tidak mempercayai Allah SWT. Dia mempercayai Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam.
Advertisement
Akan tetapi nasib mengenaskan bisa jadi akan menimpanya di hari kiamat, jika melakukan hal yang bertentangan dengan aturan-aturan agama.
Advertisement
Baca Juga
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menerangkan tentang siksa terberat yang akan menimpa seorang mukmin.
Siksa Terberat Seorang Mukmin dan Penyebabnya
Gus Baha menerangkan bahwa seorang mukmin akan mendapatkan siksa terberat jika dirinya merasakan ketidaknyamanan dalam beribadah.
“Siksa terbesar bagi seorang mukmin itu, kata Allah di hadis qudsi itu jadi seberat-beratnya siksa itu kalau kita sudah tidak merasa nyaman, tidak merasa asyik munajat kepada Allah,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @MaharulizChannel, Senin (20/01/2025).
Lebih lanjut, Gus Baha juga menerangkan bahwa seorang yang imannya sudah kuat, maka ia tidak akan keberatan menuruti perintah-perintah Allah SWT.
“Sebab itu Rasulullah bersabda, orang bisa merasakan manisnya iman itu, jika sudah puas dengan Allah,” tegasnya.
Advertisement
Cara Agar Nikmat Beribadah
Ulama kondang asal Rembang, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menerangkan perihal orang yang ibadahnya atau ketaatannya kepada Allah SWT telah mencapai derajat yang tinggi.
Mereka melaksanakan perintah Allah SWT bukan atas dasar keterpaksaan atau menganggap hal itu suatu kewajiban, namun mereka melaksanakan perintah Allah SWT ini atas dasar sebuah kenikmatan.Bagi golongan ini, maka ibadah akan terasa nikmat.
Dalam mengulas hal ini, Gus Baha merujuk kitab karya ulama kenamaan yakni Izzuddin Abdissalam perihal sholat yang bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
“Saya pernah membaca kitab karangannya Izzuddin Abdissalam, kenapa sholat bisa mencegah perbuatan munkar,” terangnya diukutip dari tayangan YouTube Short @pengaosangusbaha, Senin (20/01/2025).
Sebelum ke inti persoalan, Gus Baha terlebih dahulu mengawali pembahasan bahwa saat orang melakukan kemungkaran ini sebab menginginkan kenikmatan.
“Bagaimanapun juga orang melakukan kemungkaran itu karena cari kenikmatan,” tandasnya.
“Orang sampai dugem kan karena cari kenikmatan,” sambungnya.
Namun ada manusia yang dia tidak lagi menyukai maksiat sebab dirinya telah mencapai kenikmatan di luar maksiat, yakni telah merasakan nikmatnya beribadah. Mereka itu ialah orang-orang yang sholeh.
“Sementara orang sholeh itu sudah menikmati ketaatan,” paparnya.
“Latih terus sampai taat itu menjadi kenikmatan,” tandasnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul