Liputan6.com, Jakarta - Bulan Dzulhijjah adalah salah satu dari empat bulan haram dalam agama Islam, bersama dengan Rajab, Dzulqa'dah, dan Muharram.
Dalam Islam, bulan-bulan tersebut dianggap sebagai waktu yang suci dan berkah, di mana terdapat larangan-larangan khusus yang harus dihindari oleh umat Islam.
Bulan Dzulhijjah khususnya memiliki makna penting karena di dalamnya terjadi perayaan besar, seperti Hari Raya Idul Adha dan ibadah haji.
Advertisement
Selama bulan Dzulhijjah, umat Islam dihimbau untuk menjauhi berbagai bentuk maksiat dan melakukan amal kebaikan sebanyak mungkin.
Larangan-larangan tersebut meliputi tindakan yang melanggar aturan agama, seperti berbohong, mengumpat, berzina, serta melakukan perbuatan maksiat lainnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Berikut Firman Allah SWT
Hal ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan keberkahan bulan Dzulhijjah sebagai waktu yang dianggap istimewa dalam Islam.
Dengan memahami larangan-larangan tersebut, umat Islam diharapkan dapat menjalani bulan Dzulhijjah dengan penuh kesadaran dan kepatuhan terhadap ajaran agama.
Mengutip Bincangsyariah.com, semua amal ibadah yang kita lakukan pada bulan ini akan dilipatgandakan oleh Allah SWT, sebagaimana juga dilipat gandakan semua perbuatan-perbuatan zalim pada bulan-bulan tersebut.
Oleh karenanya, mari kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan cara tidak berbuat zalim, baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain.
Berkaitan dengan bulan ini, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, yaitu:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Artinya, “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu,” (QS At-Taubah [9]: 36).
Advertisement
Bakal Jadi Kegelapan Kelak
Mengutip pendapat Imam al-Baghawi dalam kitab Ma’alimut Tanzil fi Tafsiril Qur’an, juz 4, halaman 44 mengatakan bahwa bulan haram menjadi ladang untuk memanen pahala dari Allah SWT yang sangat banyak.
Tiba saatnya bagi kita semua untuk meraih pahala-pahala tersebut dengan cara memperbanyak amal ibadah. Sebab, semua amal ibadah yang kita lakukan pada bulan ini akan dibalas dengan pahala yang sangat banyak.
Begitu juga dengan perbuatan dzalim, saatnya kita semua meninggalkan semua perbuatan-perbuatan zalim yang biasa kita lakukan selama ini. Perbuatan yang tidak mencerminkan seorang muslim sudah saatnya untuk kita hindari.
Perbuatan maksiat dan kejelekan juga sudah saatnya kita jauhi, karena pada bulan Dzulhijjah dan semua bulan haram ini, semua perbuatan maksiat, perbuatan dzalim, dan perbuatan terlarang lainnya akan dilipatgandakan oleh Allah. Imam al-Baghawi mengatakan:
العَمَلُ الصَّالِحُ أَعْظَمُ أَجْرًا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَالظُّلْمُ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهُنَّ
Artinya, “Amal saleh lebih agung (besar) pahalanya di dalam bulan-bulan haram. Sedangkan dzalim pada bulan tersebut (juga) lebih besar dari zalim di dalam bulan-bulan lainnya.”
Larangan maksiat pada dasarnya tidak pernah mendapatkan legalitas dalam ajaran Islam.
Konsekuensi Berat Maksiat di Bulan Dzulhijjah
Kita semua dilarang oleh Allah untuk berbuat zalim di bulan apa pun, hanya saja melakukan perbuatan maksiat dan perbuatan dzalim pada bulan Dzulhijjah dan bulan haram lainnya sangat besar dosanya, dan Allah sangat membenci orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Artinya, “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS Asy-Syura [42]: 40).
Selain tidak disukai oleh Allah, perbuatan zalim juga akan menjadi kegelapan kelak di hari kiamat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw, yaitu:
اتَّقُوْا اللهَ، وَإِيَّاكُمْ وَالظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya, “Bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan takutlah kalian dari perbuatan dzalim, karena sesungguhnya kedzaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat.” (HR Abdullah bin Umar)
Dengan meninggalkan kezaliman dan meningkatkan ketaatan, semoga semua ibadah yang kita lakukan bisa menjadi penyebab untuk meraih ridha-Nya, serta bisa menjadi hamba yang bertakwa kepada-Nya, memiliki keimanan yang kuat, serta keyakinan yang tidak goyah kepada-Nya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement