Mau Terhindar Utang dan Mudah Rezeki? Baca Wirid dari Mbah Moen Ini, Sudah Dibuktikan Santrinya

Muslim bisa mengamalkan wirid terhindar utang yang diijazahkan oleh Ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen melalui muridnya. Amalan ini juga termasuk agar Allah mudahkan rezekinya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 11 Jul 2024, 00:30 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2024, 00:30 WIB
Ilustrasi Stress
Ilustrasi Stres karena terjerat utang | foto : istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Berutang adalah fenomena sosial yang sering ditemukan di kalangan masyarakat. Tak hanya kelompok menengah ke bawah, masyarakat yang tergolong kaya pun tidak lepas dari utang.

Ada banyak faktor mengapa seseorang memilih jalan meminjam uang. Menurut Dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) IPB University, Lilik Noor Yuliati, setidaknya ada tiga sebab yang membuat seseorang berutang.

“Yaitu pendapatan tidak cukup sementara kebutuhan mendesak, memenuhi tuntutan gaya hidup (perilaku konsumtif), serta pengaruh teman dan iklan di media,” katanya, dikutip dari laman dikti.kemdikbud.go.id, Selasa (9/7/2024).

Orang yang berutang hidupnya kurang tenang. Ia selalu dihantui tagihan, apalagi masih belum jelas dari mana sumber uang yang dihasilkan untuk membayar utang. Oleh karenanya, berusahalah agar terhindar dari utang.

Salah satu ikhtiar agar terhindar utang adalah berdoa kepada Allah SWT. Muslim bisa mengamalkan wirid terhindar utang yang diijazahkan oleh Ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen melalui muridnya. Amalan ini juga termasuk agar Allah mudahkan rezekinya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Boleh Diamalkan

Jangan Buat Foya-foya, Sulap Utang Menjadi Untung dengan Cara ini
(Foto: Ilustrasi)

Salah satu santri Mbah Moen yang mendapat ijazah berupa wirid pembuka rezeki dan terhindar utang adalah Pengasuh Pesantren An Nur Kendal, KH Izzuddin Abdussalam. Santri pertama Mbah Moen ini sampai sekarang masih mengamalkan ijazah dari gurunya itu.

“Dulu saya diijazahi Mbah Moen. Sudah saya amalkan mulai saya umur 20 tahun sampai umur 75 tahun masih saya amalkan,” katanya dikutip dari YouTube NU Online, Selasa (23/1/2024).

“Ini dilaksanakan, ibarat hikmahnya daripada utang mending mengutangi,” tuturnya.

Kiai Izzuddin mengungkapkan, selama mengamalkan ijazah tersebut ia tidak pernah punya utang. Ia dan keluarganya selalu diberikan kecukupan rezeki.

“Semenjak saya berkeluarga sampai sekarang nggak punya utang. Insya Allah cukup, padahal saya nggak punya lahan sawah, nggak punya,” katanya.

“Boleh, boleh. Itu boleh, boleh,” kata Kiai Izzuddin saat ditanya apakah boleh ijazah ini diamalkan oleh pemirsa YouTube NU Online.

Bacaan Wiridnya

Ilustrasi dzikir
Sejumlah jemaah melaksanakan dzikir di Mesjid Raya Medan, Sumatra Utara, Minggu (15/8). Berdzikir merupakan salah satu aktivitas ibadah yang dilakukan umat muslim di bulan Ramadan. (Antara)

Berikut ini amalan wirid agar dimudahkan rezeki dan terhindar dari utang yang diijazahkan Mbah Moen kepada Kiai Izzuddin lengkap dengan jumlah bacaannya. Wirid ini dibaca setiap ba’da Maghrib dan Subuh.

1. يَالَطِيْفُ

(Ya lathifu) dibaca 129 x

2.  ٱللَّهُ لَطِيفٌۢ بِعِبَادِهِۦ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْعَزِيزُ

(Allāhu laṭīfum bi'ibādihī yarzuqu may yasyā`, wa huwal-qawiyyul-'azīz) [Q.S. Asy-Syura 18] dibaca 9x.

3.  اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 

(Allahumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad Wa’ala Ali Sayyidina Muhammad) dibaca 1x

4. اللّٰهُمَّ وَسِّعْ عَلَيَّ رِزْقِى اللّٰهُمَّ عَطِّفْ عَلَيَّ خَلَقَكَ اللّٰهُمَّ كَمَ صُنْتَ وجْهِيْ عَنْ الْسُّجُوْدِلِغَيْرِ ك فَصُنْهُ عَنْذُلِّ السُّؤالِ لِغَيْرِكَ بِرَحمَتِك يَااَرحْمَ الرَّحِميْنَ

(Allahumma wasi’ ‘alay ya rizqi, Allahumma ‘atif ‘alayya khalaqaka, Allahumma kama shunta wajhi 'anis sujuudi lighoirika fashunhu ‘an dzullis su-aali lighairik, birohmatika ya arhamar raahimin) dibaca 1x.

Keberkahan Guru dan Ulama

KH Izzuddin, Salah Satu Santri Pertama Mbah Moen
Pengasuh Pesantren An Nur Kendal yang juga salah satu santri pertama Mbah Moen, KH Izzuddin. (Tangkap layar YouTube NU Online)

Kiai Izzuddin bercerita, dulu pada 1994 saat mau berangkat haji harga sawah siring Rp3.000.000 dan selupit Rp6.000.000. Sementara, biaya haji pada zaman itu Rp6.900.000.

Ketika itu, Kiai Izzuddin ditawarkan oleh seseorang untuk membeli sawahnya. Menurut sang penjual, sawah tersebut lahannya bagus. Musim kemarau maupun penghujan pun bisa ditanami. Airnya pun lancar.

“Minta Rp7.000.000. Kok mahal banget Rp7.000.000? Siring saja 3.000.000,” kata Kiai Izzuddin.

“Itu bagus tempatnya, tapi harganya bisa digoyang,” ujar penjual sawah.

Kiai Izzuddin sempat bimbang, beli sawah atau bayar haji. Kalau haji hanya bisa mampu untuk sendiri, tidak bareng istri.

“Akhirnya saya pilih haji, tidak beli sawah. Sampai sekarang tidak punya sawah-sawah,” ungkapnya.

Meski demikian, Kiai Izzuddin diberi kecukupan rezeki oleh Allah SWT. Ia bisa menyekolahkan anaknya, juga memberangkatkan anaknya ke pesantren.

“Mungkin barokah dari guru-guru saya. Jadi, orang yang dengan guru, dengan ulama dekat, insya Allah berkah. Yang membawa berkah itu ulama,” katanya.

“Allah memberi keyakinan kepada kita bahwa barokah itu bersama orang-orang besar (akaabir). Akabir itu yang dimaksud ulama,” lanjutnya.

Kiai Izzuddin mengatakan, orang yang sowan kepada ulama akan mendapat berkah. Begitu pun ketika rumah kedatangan ulama akan datang keberkahan. 

“Jadi sering sering lah sowan kepada ulama. Itu kalau ingin mendapat barokah. Saya ke tempat guru saya kan setahun minimal 3 kali, di Sarang (Rembang, Jawa Tengah),” pesan Kiai Izzuddin.

“Ini kalau ibarat HP kan ngecas (nge-charge). Makanya kalau santri kuno senang kalau rumahnya dikunjungi ulama. Jadi dekat ulama,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya