Liputan6.com, Jakarta - Sholat fardhu yang lima wajib dilaksanakan muslim yang sudah aqil baligh. Terlepas dari aktivitasnya sehari hari, muslim harus meluangkan waktu untuk melaksanakan kewajiban sholat.
Selain sholat, muslim juga dianjurkan untuk selalu berdzikir di tengah kesibukannya agar hatinya selalu teringat kepada Allah. Dengan mengingat Allah, segala kesulitan akan dipermudah oleh Allah. Selain itu, orang yang berdzikir akan mendapatkan pahala dari Allah.
Advertisement
Ada seorang jemaah Ustadz Adi Hidayat (UAH) yang mengaku jarang sholat jika sedang bekerja, tapi dia selalu berdzikir kepada Allah. Kemudian dia bertanya kepada UAH, apakah dzikirnya orang yang jarang sholat akan mendapatkan pahala?
Advertisement
Baca Juga
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, UAH mengutip salah satu kitab karangan pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari, Risalah Ahlussunnah Wal Jama'ah.
"Anda buka di halaman ke sebelas paragraf yang ketiga baris satu sampai tiga, paling kiri sebelah bawah, judulnya adalah pasal tentang datangnya aliran-aliran yang menyimpang di tanah Jawa, penyebarannya, dan tokoh-tokohnya, di antaranya dikenal dengan Abah Yun," kata UAH dikutip dari YouTube Mentari Senja TV, Senin (26/8/2024).
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Menyimpang jika Dzikir Tanpa Sholat
Abah Yun adalah orang yang selalu berdzikir dalam dirinya. Dengan berdzikir, dia merasa hatinya bersih, karena itu dia beranggapan tidak berlaku lagi larangan dan perintah Allah SWT baginya.
"Orang ini (Abah Yun) dia sudah merasa nggak usah sholat, karena sholat itu bagian dari dzikir, yang penting saya sudah bisa dzikir, (berarti) saya sudah sholat, sehingga dia mengatakan kalau orang masih sholat, itu masih latihan," tutur UAH.
Dapat dipahami bahwa Abah Yun ini merasa dirinya beriman dan tidak kafir, yang penting dia dzikir meskipun tidak sholat sholat.
"Kata Syekh Hasyim, ini termasuk kepercayaan yang menyimpang, aliran yang menyimpang dan dikenal kemudian dengan aliran kebathilan, kebathilannya itu dzikirnya cuman akhlak saja, yang penting akhlak baik, dzikir dalam diri, tidak usah sholat," ujar UAH.
Menurut UAH, aliran seperti itu dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Al-Qur'an dan hadis Rasulullah SAW.
Advertisement
Nabi, Sahabat, Tabi’in, hingga Ulama juga Sholat Sambil Berdzikir
UAH menjelaskan bahwa Rasulullah SAW, para sahabat, tabi'in, juga ulama mereka semuanya sholat. Bahkan nabi-nabi sebelumnya seperti Nabi Musa, Nabi Isya, Nabi Ismail, Nabi Ibrahim juga menjalankan sholawat, sebagaimana diabadikan di dalam Al-Qur'an.
"Karena di antara makna dari dzikir itu sholat. Jadi, kalau Anda tidak sholat berarti Anda meninggalkan dzikir. Rasul sholat, sahabat sholat, tabi'in sholat, ulama sholat, antum bukan nabi, bukan rasul, bukan tabi'in, bukan sahabat, bukan ulama, antum tidak sholat? Ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam diri kita," imbuh UAH.
"Jadi singkatnya, tidak dibenarkan sholat hanya (dengan) berdzikir saja dalam diri kita, tapi harus diwujudkan (sholat) dalam bentuk gerakan-gerakan ibadah sholat," pungkas UAH.
Wallahu a'lam.