Liputan6.com, Jakarta - Allah SWT sangat mencintai seseorang yang pernah berbuat maksiat, namun segera bertobat dengan sungguh-sungguh, memperbaiki diri, dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahannya.
Taubat yang tulus, disertai dengan tekad kuat untuk menjauhi perbuatan dosa, adalah bukti cinta seseorang kepada Allah, dan sebagai balasannya, Allah mencurahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada orang tersebut.
Ustadz Adi Hidayat (UAH), bahkan ia juga membahas betapa besar cinta Allah SWT kepada orang yang pernah berbuat maksiat tetapi kemudian bertobat.
Advertisement
Ustadz Adi Hidayat membuka penjelasannya dengan menegaskan bahwa Allah SWT memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap orang yang bertobat setelah melakukan kesalahan.
"Ingat, Allah mencintai, sangat mencintai orang yang pernah berbuat maksiat lantas bertobat," ujar UAH, dikutip dari kanal YouTube @Channel-islami990.
Menurut UAH, orang yang pernah melakukan dosa dan kemudian menyadari kesalahannya memiliki tempat istimewa di sisi Allah SWT.
"Orang yang bertobat setelah melakukan dosa itu menunjukkan kesadaran akan kesalahan dan keinginan untuk kembali kepada Allah," jelasnya.
Lebih lanjut, UAH menekankan bahwa cinta Allah kepada mereka yang bertaubat bahkan lebih besar daripada kepada orang yang merasa dirinya selalu saleh tanpa pernah merasa salah.
Baca Juga
SImak Video Pilihan Ini:
Orang yang Merasa Dirinya Saleh
"Allah lebih mencintai orang yang bertobat dibandingkan orang yang merasa saleh tetapi tidak pernah merasa salah," tegas UAH.
Ustadz Adi menjelaskan bahwa orang yang merasa dirinya saleh sering kali terjebak dalam rasa sombong dan tidak menyadari kelemahan-kelemahannya.
"Orang yang merasa saleh mungkin merasa tidak perlu bertobat, dan ini berbahaya karena bisa menimbulkan kesombongan," tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kesadaran akan kesalahan adalah langkah awal menuju pertobatan yang sejati.
"Kesadaran bahwa kita pernah berbuat salah adalah langkah awal yang sangat penting untuk bertobat dengan sungguh-sungguh," katanya.
Menurut UAH, tobat yang tulus menunjukkan adanya penyesalan mendalam dan keinginan kuat untuk memperbaiki diri.
"Tobat yang tulus menunjukkan bahwa seseorang benar-benar menyesal dan bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama," jelasnya.
Advertisement
Caranya Sikapi Kesalahan dengan Baik
Ia juga mengajak umat Islam untuk tidak malu mengakui kesalahan dan segera bertobat. "Jangan pernah malu mengakui kesalahan. Allah sangat mencintai hamba-Nya yang bertobat, lebih dari apa pun," ujarnya.
Selain itu, UAH menekankan pentingnya memahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan.
"Kita semua pasti pernah berbuat salah. Yang penting adalah bagaimana kita menyikapi kesalahan tersebut dan segera bertobat," kata UAH.
Ustadz Adi Hidayat juga menyebutkan bahwa tobat membuka pintu rahmat dan ampunan Allah yang luas.
"Tobat itu membuka pintu rahmat dan ampunan Allah yang tidak terbatas," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa Allah SWT selalu memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertobat, selama mereka benar-benar ingin kembali ke jalan yang benar.
"Allah selalu memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertobat, selama niatnya tulus dan sungguh-sungguh," jelasnya.
Di akhir penjelasannya, UAH mengajak umat Islam untuk selalu introspeksi diri dan segera bertobat jika merasa pernah melakukan kesalahan.
"Mari kita selalu introspeksi diri dan segera bertobat jika merasa pernah berbuat salah," ajaknya.
Penjelasan Ustadz Adi Hidayat ini memberikan penguatan bagi umat Islam untuk tidak ragu dalam bertobat, karena Allah SWT sangat mencintai hamba-Nya yang bertobat dengan tulus, lebih dari cinta-Nya kepada mereka yang merasa tidak pernah salah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul