Liputan6.com, Jakarta - Ada satu pertanyaan yang cukup menggelitik di era digital, bolehkah melakukan amalan yang bersumber dari dari internet atau media sosial (medsos)?
Tak dipungkiri, kini orang-orang banyak yang belajar dengan bantuan internet, termasuk ilmu agama.
Advertisement
Baca Juga
Ulasan Buya Yahya mengenai boleh dan tidaknya seseorang mengamalkan amalan yang bersumber dari dunia maya menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Rabu (18/9/2024).
Artikel kedua yang juga populer adalah guyonan Gus Baha terkait rokok dan logika santri.
Sementara, artikel ketiga yaitu peringatan Buya Yahya kepada suami yang punya istri baik.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Bolehkah Mengambil Amalan yang Bersumber dari Internet atau Medsos? Buya Yahya Menjawab
Kehadiran teknologi digital sangat membantu seorang muslim dalam beribadah. Misalnya, mengikuti kajian keagamaan secara virtual atau menyimak konten-konten dakwah di berbagai platform media sosial (medsos).
Sekarang, materi-materi tentang Islam cukup mudah ditemukan di internet. Bahkan, amalan-amalan pun bertebaran, tinggal kita pilih mau amalan mana yang dikerjakan.
Beberapa amalan yang sering dijumpai di internet atau medsos antara lain cara melunasi utang, rezeki lancar, cepat dapat jodoh, anak saleh/salehah, dan masih banyak lagi.
Pertanyaannya, apakah kita boleh mengambil dan melakukan amalan-amalan yang bersumber dari internet atau medsos?
Soal ini, ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya pernah membahasnya. Simak agar kita tidak keliru dalam mengamalkan amalan di internet atau medsos.
Advertisement
2. Guyonan Gus Baha soal Rokok dan Logika Santri
Sering kita mendengar guyonan di kalangan santri mengenai rokok, yang seringkali menjadi bahan lelucon ringan dalam percakapan mereka. Guyonan ini sering mengandung unsur humor terkait kebiasaan merokok.
Dalam sebuah ceramah yang diunggah di kanal YouTube @ngaturjiwochannel, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha menyampaikan guyonan yang menarik mengenai rokok, khususnya di kalangan santri.
Ceramah ini disampaikan dengan nada santai, namun tetap membawa pesan tersirat tentang logika unik yang seringkali dipegang oleh perokok.
Gus Baha memulai dengan menegaskan bahwa ia tidak bermaksud menganjurkan santri untuk merokok. Namun, ia mengakui bahwa ada semacam logika yang dimiliki oleh perokok, terutama di kalangan santri.
“Saya bukan sarankan santri rokok, tapi orang rokok itu memang punya logikanya sendiri,” ujar Gus Baha sambil tertawa, mencairkan suasana di antara para pendengar.
Ia kemudian menyebut salah satu tokoh yang dikenal, yaitu Mbak Nafik Kajen, yang ternyata masih merupakan keturunan dari Mbah Mutamakin, seorang ulama terkenal.
Menurut Gus Baha, logika perokok sering kali tidak masuk akal bagi orang yang tidak merokok. Meski begitu, mereka tetap mempertahankan kebiasaan tersebut. “Kalau Mbah Nafik Kajen itu, ya, masih pernah Mbah saya juga. Karena Mbah Nafik juga turunan Mbah Mutamakin,” tambahnya.
3. Istri Baik Suami malah Tak Tahu Diri, Ini Nasihat Buya Yahya
Mendapatkan pasangan yang baik memang menjadi idaman banyak orang, termasuk laki-laki yang mendambakan istri yang setia, pengertian, dan berakhlak mulia.
Namun, tak jarang, ada laki-laki yang kurang bersyukur meski sudah dianugerahi istri baik.
Mereka mungkin terjebak dalam ekspektasi yang tidak realistis atau terlalu fokus pada kekurangan kecil daripada menghargai kebaikan yang ada. Padahal, rasa syukur dalam sebuah hubungan adalah kunci untuk menciptakan keharmonisan dan kebahagiaan.
Dalam video yang dikutip di kanal YouTube @SahabatBuyaYahyaOfficial, KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang akrab disapa Buya Yahya membahas kebiasaan dan perilaku suami yang sering kali kurang menghargai istrinya ketika memiliki istri yang baik.
Menurutnya, banyak suami yang cenderung bertindak seenaknya karena istrinya bersikap terlalu baik dan sabar.
“Sering kali kita melihat ada suami yang, karena istrinya sangat baik, malah bertindak seenaknya sendiri. Mereka tidak menghargai kebaikan istri,” ungkap Buya Yahya dalam penjelasannya.
Advertisement