Top 3 Islami: Wanita Bersuami Boleh Menyemir Rambut tapi Ingat Syaratnya Kata Buya Yahya, Kiai Diledek Pastor Tak Bisa Nikmati Daging Babi

Pembahasan Buya Yahya mengenai hukum wanita bersuami menyemir rambut dan syaratnya menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu (19/1/2025)

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 20 Jan 2025, 06:30 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2025, 06:30 WIB
Buya Yahya dan Gus Baha
Buya Yahya dan Gus Baha, (YouTube Al Bahjah TV/Bolo Pusat)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Mengecat atau menyemir rambut sudah menjadi tren. Tak hanya lanjut usia, menyemir rambut dengan warna kekinian juga banyak dilakukan kawula muda, lelaki maupun perempuan.

Pertanyaan yang kerap muncul adalah bagaimana hukum menyemir rambut bagi wanita bersuami?

Pembahasan Buya Yahya mengenai hukum wanita bersuami menyemir rambut dan syaratnya menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu (19/1/2025).

Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah kisah kocak saat kiai diledek pastor karena tak bisa menikmati daging babi, yang diceritakan oleh Gus Dur.

Sementara, artikel ketiga terpopuler yaitu hikmah di balik kisah Rasulullah SAW yang gembira ketika tentara Romawi mengalahkan pasukan Persia, diungkap oleh Gus Baha.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

1. Istri Boleh Menyemir Rambut, tapi Ingat.. Ini Syaratnya Kata Buya Yahya

Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)... Selengkapnya

Menyemir rambut atau mewarnai rambut bukanlah hal yang asing lagi di kalangan masyarakat saat ini. Menyemir rambut tak hanya dilakukan kalangan lanjut usia yang ingin menutupi uban, namun juga kalangan muda yang ingin mengikuti tren.

Perubahan penampilan ini kini menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang. Namun, apakah ada batasan atau syarat yang perlu diperhatikan dalam ajaran Islam terkait mewarnai rambut? Hal ini dijelaskan oleh KH Yahya Zainul Ma'arif, yang akrab disapa Buya Yahya, Pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah di Cirebon.

Buya Yahya menjelaskan bahwa hukum mewarnai rambut dalam Islam pada dasarnya diperbolehkan. Namun, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan agar kegiatan tersebut tidak menjadi haram. Buya Yahya mengungkapkan bahwa mewarnai rambut bisa dilakukan oleh wanita, namun dengan beberapa ketentuan khusus.

Menurut Buya Yahya, yang terpenting adalah niat dan tujuan dari mewarnai rambut tersebut. Jika tujuan mewarnai rambut adalah untuk suami, misalnya, maka hal itu diperkenankan dalam Islam. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah sang istri harus memastikan bahwa rambut yang sudah diwarnai tidak akan terbuka di depan kaum pria lain, kecuali suami.

"Masalah menyemir rambut ini memang diperkenankan jika suami yang meminta. Tapi, yang paling penting adalah komitmen sang istri untuk menutup auratnya dengan baik dan tidak membuka rambutnya kepada orang lain, kecuali kepada suami," kata Buya Yahya dalam tayangan video, dikutip dari kanal YouTube @buyayahyaofficial.

Selengkapnya baca di sini

2. Saat Kiai Diledek Pastor Tak Bisa Nikmati Daging Babi, Humor Gus Dur

Haul Gus Dur
Haul Gus Dur di Masjid Al Munawaroh Ciganjur, Jakarta Selatan. (Ahda Bayhaqi/Merdeka.com)... Selengkapnya

Gus Dur, atau KH Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke-4, dikenal luas tidak hanya karena kepemimpinannya, tetapi juga karena humor-humor cerdas yang sering kali memecah ketegangan. Gus Dur menceritakan tentang seorang kiai yang sedang dalam perjalanan kereta api di negeri Belanda duduk bersama Pastor dan keduanya ngobrol asik.

"Dulu ada seorang pastor yang duduk berjajar dengan seorang kiai di kereta api. Dari tas sang pastor, ada roti sarapan yang ternyata berisi daging babi," kenang Gus Dur dalam sebuah tayangan video yang dikutip dari kanal YouTube @kanalunik, Gus Dur terlihat dengan santai menceritakan sebuah kisah humor yang mengundang tawa banyak orang.

"Sang kiai pun melihat isi roti itu dan langsung berkata, 'Saya kan enggak boleh makan babi,'" lanjut Gus Dur, dengan nada santai. Reaksi kiai itu menunjukkan betapa kuatnya keyakinan dalam mematuhi ajaran agama, bahkan dalam situasi yang tidak biasa.

Mendengar itu, sang pastor merasa bingung dan menjawab, "Bapak enggak tahu enaknya daging babi," sambil tersenyum. Meskipun ada ketidaksesuaian dalam makanan yang disajikan, humor yang keluar dari pastor tersebut justru membuat suasana menjadi lebih ringan.

"Setelah beberapa halte, sang kiai memutuskan untuk turun dari kereta," Gus Dur melanjutkan cerita. "Sebelum turun, sang kiai berkata kepada pendeta, 'Permisi, saya mau keluar.' Pendeta pun dengan ramah menjawab, 'Ya silakan, silakan.'"

Namun, yang menjadi bagian paling lucu dari cerita ini adalah ketika sang kiai menjelaskan tujuannya untuk keluar dari kereta.

Selengkapnya baca di sini

3. Kenapa Rasulullah Gembira ketika Romawi Kalahkan Persia? Gus Baha Ungkap Fakta Ini

Cak Imin dan Gus Baha
via: Twitter.com/cakimiNow... Selengkapnya

Berketuhanan adalah nilai mendasar yang harus dimiliki setiap manusia. Hal ini dijelaskan oleh Gus Baha, seorang ulama yang dikenal luas karena pemikirannya yang luas dan mendalam.

Gus Baha, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3IA) Rembang, Jawa Tengah, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya konsep berketuhanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dia menguraikan berbagai alasan mengapa nilai ini menjadi pijakan utama manusia untuk menjalani kehidupan yang bermakna.

Dalam penjelasannya, Gus Baha merujuk pada pandangan cendekiawan muslim Quraish Shihab, yang dikutipnya. Gus Baha mengulas bagaimana sejarah membuktikan betapa krusialnya nilai-nilai ketuhanan dalam membangun peradaban.

"Ketika Rasulullah masih hidup, dunia menyaksikan dua kekuatan besar, yakni Romawi yang bertuhan dan Persia yang tidak bertuhan. Ketika Romawi kalah, Rasulullah sangat sedih karena yang bertuhan kalah oleh yang tidak bertuhan. Namun, ketika Persia akhirnya kalah dan Romawi menang, Rasulullah ikut bergembira karena nilai-nilai ketuhanan kembali berjaya," tutur Gus Baha, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @SUDARNOPRANOTO.

Ia menambahkan bahwa keberadaan Tuhan memberikan manusia pedoman moral yang kuat. Dalam semua agama, ada aturan yang jelas tentang apa yang dianggap dosa dan apa yang tidak. "Empati kepada fakir miskin, misalnya, adalah bentuk ibadah yang diakui semua agama. Inilah sebabnya berketuhanan itu sangat penting," tegas Gus Baha.

Selengkapnya baca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya