Liputan6.com, Jakarta - Syaikhona KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen, seorang ulama besar yang dikenal dengan kelembutannya terhadap umat, ternyata juga memiliki prinsip yang sangat tegas dalam menghadapi berbagai persoalan, termasuk masalah kesehatan.
Dalam sebuah tayangan yang dikutip dari kanal YouTube @TitianSantri, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha)Â murid Mbah Moen ini menceritakan pengalaman yang tak terlupakan tentang Mbah Moen dan sebuah pertemuan dengan seorang dokter yang terobsesi untuk menemukan obat bagi penyakit AIDS.
Advertisement
Menurut Gus Baha, Mbah Moen selalu menunjukkan rasa kasih sayang yang besar kepada umatnya. "Saya masih ingat betul, ketika ada kasus AIDS, Mbah Moen itu orang yang sangat syafiq li umati, sangat-sangat syafqah pada umatnya," ujar Gus Baha dalam video tersebut. Mbah Moen dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap kondisi umat dan senantiasa berusaha memberikan nasehat yang bijak.
Advertisement
Namun, Gus Baha juga menceritakan sebuah kejadian yang membuat Mbah Moen marah. Hal ini terjadi ketika seorang dokter yang terobsesi untuk menemukan obat AIDS menemui Mbah Moen.
"Dokter itu sangat tertantang, sangat terobsesi bisa menyembuhkan AIDS, khususnya AIDS yang disebabkan oleh seks bebas," kata Gus Baha, menjelaskan latar belakang pertemuan tersebut.
Dokter tersebut memang terfokus pada pencarian obat AIDSÂ yang disebabkan oleh perilaku seks bebas, dan dia menganggap ini sebagai tantangan besar dalam karirnya. Mbah Moen, yang sangat mengerti kondisi sosial dan agama, merasa kesal dengan cara pandang dokter tersebut. Gus Baha mengungkapkan bahwa ketika dokter itu menjelaskan obsesi dan tujuannya, Mbah Moen terlihat marah untuk pertama kalinya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Maksud Marahnya Mbah Moen Kata Gus Baha
"Biasanya, Yai (Mbah Moen) itu selalu tenang. Tapi kali ini, saya melihat beliau agak duko (marah)," ujar Gus Baha, mengenang reaksi Mbah Moen saat itu. Ini adalah kali pertama Gus Baha melihat Mbah Moen marah dengan cara yang begitu tegas, meskipun selama ini Mbah Moen dikenal sebagai sosok yang penuh kasih sayang.
Setelah pertemuan tersebut, dokter itu pun pulang, namun Mbah Moen tidak langsung memberikan tanggapan. "Setelah dokter itu pulang, Mbah Moen berkata begini," kata Gus Baha, menirukan kata-kata Mbah Moen. "Pangeran iku kadang ngersakno kabeh iku ono sanksine, yo tujuane Pangeran iku wong ben tobat ben balik meneh ning Allah."
Mbah Moen, menurut Gus Baha, ingin menegaskan bahwa dalam hidup ini, setiap tindakan pasti ada akibatnya. "Intinya, Mbah Moen ingin mengatakan bahwa kesalahan itu pasti ada sangsinya. Orang yang berbuat salah haruslah bertobat dan kembali kepada Allah," kata Gus Baha, mengutip pesan yang disampaikan Mbah Moen.
Dalam pandangan Mbah Moen, penyakit seperti AIDS yang disebabkan oleh seks bebas bukanlah semata-mata masalah medis, tetapi juga masalah moral dan sosial yang lebih dalam. Oleh karena itu, Mbah Moen merasa bahwa fokus utama seharusnya bukan hanya mencari obat, tetapi juga mengembalikan umat kepada jalan yang benar.
"Sanksi itu bagian dari kehidupan, dan tujuan Allah memberikan itu adalah untuk memperbaiki umat," tambah Gus Baha.
Mbah Moen, dengan penuh kebijaksanaan, selalu mengingatkan umat untuk bertobat dan kembali kepada jalan yang benar, bukan hanya mengandalkan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit fisik semata. "Bukan berarti Mbah Moen menentang upaya medis, tetapi lebih kepada menekankan bahwa perubahan dalam diri umat harus dimulai dari kesadaran dan tobat," jelas Gus Baha.
Pesan Mbah Moen tentang pentingnya tobat ini merupakan bagian dari pemahamannya yang sangat mendalam tentang konsep kesalahan dan perbaikan dalam ajaran agama Islam. "Mbah Moen sangat menekankan bahwa tobat itu adalah kunci untuk kembali kepada Allah, dan itu lebih penting daripada sekadar menyembuhkan penyakit," kata Gus Baha, menegaskan pemahaman Mbah Moen tentang pentingnya niat baik dalam segala aspek kehidupan.
Advertisement
Jangan Cuma Cari Obatnya, Tapi Bertaubatlah
Gus Baha juga menambahkan bahwa Mbah Moen tidak pernah mengingkari realitas sosial yang ada. "Beliau memahami bahwa dunia medis terus berkembang, namun beliau selalu mengingatkan bahwa segala sesuatu yang terjadi, termasuk penyakit, merupakan bagian dari ujian hidup yang harus dihadapi dengan sikap sabar dan penuh tobat," ujar Gus Baha.
Mbah Moen selalu memiliki cara unik dalam menyampaikan nasihat, mengajak umat untuk selalu berpikir dalam perspektif yang lebih luas, dan tidak hanya terfokus pada satu aspek kehidupan. "Jadi, jangan hanya mencari obat untuk penyakit fisik, tapi lihatlah juga penyebabnya, dan kembalilah kepada Allah," tambah Gus Baha.
Kisah ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga moralitas dan kesucian hidup, karena kesehatan fisik dan spiritual sangat saling terkait. "Mbah Moen selalu menekankan bahwa setiap perbuatan ada dampaknya. Oleh karena itu, jika kita ingin hidup sehat, kita harus menjaga diri dengan benar, baik secara fisik maupun spiritual," jelas Gus Baha.
Mbah Moen selalu mengajarkan bahwa kebaikan dan keburukan memiliki konsekuensi masing-masing, dan tobat adalah jalan yang harus ditempuh oleh setiap individu yang ingin kembali ke jalan yang benar. "Tobot adalah sebuah langkah untuk membersihkan diri dan kembali kepada Allah, dan itu yang selalu ditekankan oleh Mbah Moen," kata Gus Baha.
Mengakhiri kisah tersebut, Gus Baha mengingatkan kita untuk selalu introspeksi diri dan berusaha untuk memperbaiki diri setiap hari. "Mari kita selalu berdoa agar kita diberikan kekuatan untuk selalu bertobat dan kembali kepada Allah, seperti yang diajarkan oleh Mbah Moen," tutup Gus Baha.
Kisah tentang Mbah Moen dan dokter yang terobsesi dengan obat AIDS ini bukan hanya tentang pertemuan biasa, tetapi mengandung banyak pelajaran tentang tobat, kesadaran diri, dan pentingnya kembali kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan. Wallahu a'lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul