Iman Muslim Zaman Now Lebih Hebat dari Umat Terdahulu di Zaman Nabi, Bagaimana Bisa Gus?

Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa keimanan yang paling hebat adalah iman orang-orang yang tidak pernah bertemu langsung dengannya, tidak pernah mendapat pendidikan langsung darinya, tetapi tetap beriman kepada Allah dan Rasul-Nya

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jan 2025, 18:30 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2025, 18:30 WIB
KH. Ahmad Bahauddin (Gus Baha)
KH. Ahmad Bahauddin / Gus Baha (Instagram)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Iman sering kali menjadi topik utama dalam pembahasan keagamaan. Dalam sebuah kajian, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang dikenal sebagai Gus Baha, memberikan perspektif menarik tentang keimanan malaikat dan manusia. Kajian ini menyingkap keunikan iman manusia yang ternyata lebih luar biasa dibandingkan malaikat.

Dalam sebuah pengajian, Gus Baha mengutip hadis Rasulullah SAW yang membahas tingkat keimanan. Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat tentang iman siapa yang paling keren. Sahabat pun menjawab bahwa malaikat memiliki iman yang paling hebat.

Mendengar jawaban itu, Rasulullah menjelaskan bahwa keimanan malaikat bukanlah sesuatu yang luar biasa. Malaikat sudah tahu keberadaan surga, neraka, dan berbagai hal gaib, sehingga keimanan mereka adalah hal yang wajar.

"Kalau sudah tahu segalanya, tentu saja mereka beriman," ujar Gus Baha mengutip penjelasan Rasulullah, seperti dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @dprazetyo.

Gus Baha dengan gayanya yang khas menjabarkan betapa istimewanya keimanan manusia.

Menurut Gus Baha, Rasulullah melanjutkan penjelasannya dengan bertanya kepada para sahabat, "Kalau begitu, iman siapa yang paling hebat?" Para sahabat pun menjawab bahwa iman merekalah yang terbaik karena mereka bertemu langsung dengan Nabi.

Namun, jawaban ini pun tidak memuaskan Rasulullah. Nabi menegaskan bahwa keimanan yang paling hebat adalah iman orang-orang yang tidak pernah bertemu langsung dengannya, tidak pernah mendapat pendidikan langsung darinya, tetapi tetap beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Keimanannya Terlahir dari Banyak Proses

nama malaikat dan tugasnya
ilustrasi malaikat ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Gus Baha menekankan bahwa keimanan seperti itu lahir dari proses berpikir, belajar, dan memahami ajaran Al-Qur'an. "Iman mereka adalah hasil dari didikan akal yang didasarkan pada Al-Qur'an. Mereka tidak melihat Nabi, tetapi tetap yakin dan teguh dalam keimanan," jelas Gus Baha.

Dalam kisah yang diceritakan, Gus Baha juga menyebutkan pengalaman mimpi seorang imam besar bernama Imam Mudi. Dalam mimpinya, Allah memerintahkan Imam Mudi untuk mengajarkan para malaikat cara mengenali Allah.

Allah memerintahkan, "Ajarkan kepada para malaikat bagaimana cara menemukan Aku." Perintah ini menunjukkan bahwa manusia, meskipun makhluk biasa, memiliki keistimewaan dalam memahami Tuhan melalui akal dan wahyu.

Menurut Gus Baha, peristiwa tersebut menggarisbawahi keunikan manusia sebagai makhluk yang diberi kebebasan berpikir dan memilih. Malaikat, meskipun suci, tidak memiliki kebebasan itu, sehingga keimanan mereka bersifat otomatis.

Keimanan manusia, di sisi lain, melalui proses panjang. Manusia harus melawan hawa nafsu, godaan dunia, dan berbagai tantangan lainnya untuk tetap teguh dalam iman. Hal inilah yang membuat iman manusia jauh lebih istimewa dibandingkan malaikat.

Gus Baha juga mengingatkan bahwa manusia seharusnya tidak meremehkan potensi keimanan mereka sendiri. "Jangan merasa rendah diri. Justru kita punya peluang untuk menunjukkan keimanan yang luar biasa karena kita diberi kebebasan untuk memilih," kata Gus Baha.

Dalam kajian tersebut, Gus Baha juga menekankan pentingnya pendidikan Al-Qur'an sebagai panduan dalam memperkuat iman. Manusia yang berpegang teguh pada Al-Qur'an memiliki dasar yang kokoh untuk memahami Tuhan dan menjalani kehidupan.

Iman Kokoh Manusia untuk Apa?

Menebalkan Keimanan
Ilustrasi Membaca Al Qur’an Credit: freepik.com... Selengkapnya

Ia mengajak umat Islam untuk terus belajar dan memahami ajaran agama. Proses ini, menurut Gus Baha, adalah bentuk pengabdian yang paling mulia kepada Allah.

Kajian ini memberikan pelajaran bahwa keimanan adalah hal yang harus terus diupayakan. "Iman itu seperti tanaman, harus dirawat dan dipupuk dengan ilmu dan amal agar terus tumbuh dan kuat," tutur Gus Baha.

Keimanan yang kokoh akan menjadi bekal utama bagi manusia dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan. Gus Baha mengingatkan bahwa hidup di dunia adalah perjalanan untuk memperkuat iman dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam penutup kajiannya, Gus Baha menyampaikan bahwa kisah ini seharusnya menjadi motivasi bagi umat Islam untuk terus memperbaiki kualitas iman. Manusia memiliki potensi luar biasa yang tidak dimiliki malaikat, sehingga tanggung jawabnya pun lebih besar.

Kisah keimanan manusia dan malaikat ini menjadi refleksi tentang betapa istimewanya manusia di hadapan Allah. Gus Baha mengajak umat Islam untuk bersyukur atas keistimewaan ini dengan terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Keimanan yang sejati adalah hasil dari pemahaman yang mendalam, pengorbanan, dan keteguhan hati. Gus Baha berharap umat Islam dapat mengambil pelajaran dari kisah ini dan semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Kajian ini menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang unik dengan keistimewaan yang luar biasa. Dengan keimanan yang kuat, manusia dapat mencapai derajat yang lebih tinggi, bahkan melebihi malaikat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya