Liputan6.com, Jakarta - Kegelapan dalam hidup bisa datang kapan saja. Bisa jadi itu karena masalah hidup yang datang bertubi-tubi. Dalam keadaan seperti ini, Buya Yahya mengingatkan pentingnya beristighfar sebagai jalan keluar dari segala kegelapan yang membelenggu hati.
Istighfar yang dipilihnya adalah yang diajarkan oleh Nabi Yunus AS, yang juga dikenal sebagai doa penyelamatan di tengah kegelapan.
Advertisement
"Doa Nabi Yunus, yaitu 'La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin,' ini adalah istighfar yang sangat besar manfaatnya," ujar Buya Yahya dalam ceramahnya. Doa yang berasal dari surat Al-Anbiya ayat 87 ini, menurut Buya Yahya, memiliki makna yang mendalam.
Advertisement
Bagi Buya Yahya, doa tersebut mengandung pengakuan akan kebesaran Tuhan dan pengakuan atas kelemahan diri sendiri. "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim," tambah Buya Yahya, mengutip doa Nabi Yunus tersebut.
Menurut Buya Yahya, Nabi Yunus mengucapkan doa ini di tengah situasi yang sangat sulit. "Nabi Yunus waktu itu mau meninggalkan kaumnya yang tidak mau patuh, lalu dia dipilih untuk diturunkan ke lautan," jelasnya. Keputusan Nabi Yunus untuk meninggalkan kaumnya pada saat itu menjadi salah satu titik terendah dalam hidupnya.
Setelah diturunkan ke laut, Nabi Yunus kemudian ditelan oleh ikan besar. "Lalu dimakan ikan, ditelan ikan, sehingga digambarkan oleh para ulama, Nabi Yunus berada dalam gelapnya malam, dalam gelapnya pelautan, dan dalam gelapnya perut ikan," tambah Buya Yahya. Dalam kondisi yang serba gelap ini, Nabi Yunus mengucapkan istighfar yang penuh penyesalan.
"Baru dalam kondisi seperti itu Nabi Yunus mengucapkan, 'La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin,'" lanjut Buya Yahya. Ini adalah doa yang bisa dijadikan pedoman ketika seseorang merasa terperangkap dalam kegelapan hidup.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Doa yang Mampu Menyinari Hidup
Bagi Buya Yahya, doa tersebut bukan hanya sekadar ucapan, tetapi juga memiliki kekuatan untuk menyinari hidup. "Siapapun yang dirundung kegelapan, semoga terang semuanya, amin," doa Buya Yahya, berharap agar umat Islam dapat menemukan jalan keluar dari kegelapan yang mereka hadapi.
"Biasanya, kegelapan yang paling gelap itu adalah ketika kita cuek dengan orang lain, misalnya dengan pembantu kita, tidak mengajak mereka untuk berbuat kebaikan," ujar Buya Yahya. Menurutnya, seringkali kita terjebak dalam keegoisan diri tanpa peduli terhadap orang lain di sekitar kita.
Selain itu, Buya Yahya juga menekankan bahwa kegelapan bisa muncul dalam bentuk sikap kita terhadap keluarga. "Gelap yang paling gelap adalah ketika kita salah mendidik anak kita," tambahnya. Anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang baik akan terjerumus dalam kondisi yang lebih gelap di masa depan.
"Bahkan, kegelapan yang paling gelap adalah ketika kita memberikan tontonan yang salah kepada istri kita," jelas Buya Yahya. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, dan apa yang kita ajarkan dalam keluarga.
Menurut Buya Yahya, kegelapan itu akan terus menggelayuti hidup kita jika kita tidak mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan. "Gelap yang paling gelap adalah Anda tidak mengajak orang di sekitar Anda untuk melakukan kebaikan," ujarnya dengan tegas.
Oleh karena itu, Buya Yahya menekankan pentingnya untuk selalu mengingatkan diri kita dan orang lain agar senantiasa melakukan kebaikan. "Mari kita ajak keluarga kita untuk selalu menuju kebaikan, untuk senantiasa mengingat Allah, dan untuk selalu berdoa," imbuhnya.
Pada akhirnya, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk tidak merasa sendiri dalam kegelapan. "Jika kita merasa terperangkap dalam kegelapan, ingatlah doa Nabi Yunus yang bisa membawa terang dalam hidup kita," ujarnya, mengingatkan umat agar selalu beristighfar dengan penuh penyesalan.
Advertisement
Menjadi Pelita saat Alami Kegelapan Hidup
Di tengah kesulitan hidup, doa ini menjadi pelita yang menerangi jalan yang gelap. "Ketika kita mengucapkan doa ini, kita mengakui bahwa kita tidak sempurna dan memohon ampunan kepada Allah," kata Buya Yahya. Ini adalah langkah pertama yang harus diambil agar hati kita menjadi terang.
Buya Yahya menambahkan bahwa dengan beristighfar, hati yang gelap pun bisa disucikan. "Istighfar adalah salah satu cara untuk menyucikan hati kita, untuk menghilangkan dosa-dosa yang membuat hati kita gelap," ujarnya. Dengan hati yang bersih, kita akan lebih mudah menemukan ketenangan dalam hidup.
Lebih lanjut, Buya Yahya mengingatkan bahwa istighfar bukan hanya sekadar mengucapkan doa, tetapi juga harus disertai dengan perubahan dalam diri. "Ketika kita beristighfar, kita harus benar-benar menyesal atas kesalahan yang telah kita lakukan," jelas Buya Yahya. Perubahan sikap ini sangat penting agar doa kita diterima oleh Allah.
"Jika kita terus-menerus beristighfar dan berusaha memperbaiki diri, maka kegelapan hidup kita akan berubah menjadi cahaya," kata Buya Yahya. Ini adalah harapan besar yang perlu dijaga oleh setiap umat Islam dalam menghadapi ujian hidup.
Sebagai penutup, Buya Yahya mengajak semua untuk berdoa dan beristighfar bersama-sama, agar hidup kita selalu terang benderang. "Semoga kita semua diberikan cahaya oleh Allah, dan hidup kita selalu dalam kebaikan," doanya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul