Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru Imlek 2025 segera tiba, membawa kemeriahan dan berbagai tradisi yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat etnis Tionghoa.
Sebagai salah satu perayaan terbesar di Indonesia, Imlek tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa, tetapi juga semakin dipahami dan dihargai oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk umat Muslim.
Advertisement
Salah satu aspek menarik dalam perayaan ini adalah busana yang dikenakan, yang kini banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu baju koko.
Advertisement
Baca Juga
Baju koko selama ini dikenal sebagai pakaian khas pria Muslim Indonesia, namun ternyata memiliki hubungan erat dengan tradisi busana Tionghoa.
Adaptasi ini sekaligus juga mencerminkan toleransi antarumat beragama dan keberagaman budaya di Indonesia yang dapat berinteraksi serta saling mengisi satu sama lain.
Â
Saksikan Video Pilihan ini:
Asal Mula Baju Koko
Mengutip dari berbagai sumber, baju koko diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17 silam. Pada masa itu masyarakat Tionghoa datang ke tanah Batavia memakai baju tersebut. Di kalangan mereka baju koko disebut sebagai baju Tui-Khim dan oleh masyarakat Betawi disebut dengan Tikim.
Hingga pada abad ke-20, masih banyak masyarakat pria Tionghoa yang ada di Indonesia memakai baju ini dengan celana longgar sebagai fashion sehari-hari. Namun sebaliknya, justru perlahan baju Tui-Khim sendiri mulai ditinggalkan oleh para peranakan Tinghoa muda dengan lebih memilih pakaian Eropa, seperti jas.
Kemudian, mengapa dinamai sebagai baju koko? Biasanya orang yang memakai baju Tui-Khim tersebut adalah engkoh-engkoh, yang mana sebutan itu dieja dalam bahasa Indonesia menjadi Koko. Selain itu tentunya kita juga tidak asing dengan pria Tiongkok yang dipanggil sebagai 'Koko'.
Advertisement
Evolusi Baju Koko Pria Muslim
Melansir dari laman dalamislam.com, baju koko telah lama dikenal sebagai pakaian khas bagi pria Muslim, yang identik dengan kegiatan keagamaan. Pakaian ini biasanya dipilih untuk momen-momen penting, seperti saat merayakan Lebaran, mengikuti kajian, atau beribadah di masjid.
Sebagai pakaian identitas, baju koko memiliki makna lebih dari sekadar fungsi pakaian, melainkan juga sebagai simbol keagamaan yang menunjukkan kedekatan dengan tradisi dan nilai-nilai Islam.
Seiring dengan perkembangan tren fashion yang semakin dinamis, baju koko pria pun kini turut mengalami perubahan. Hadir dengan desain yang tidak hanya folus pada kesederhanaan, tetapi juga mengusung konsep yang lebih modern dan elegan.
Meskipun begitu, baju koko tetap mempertahankan kesyar'ian-nya, sehingga tidak hanya cocok untuk kegiatan keagamaan, tetapi juga semakin populer dikenakan dalam acara-acara non-formal yang mengedepankan tampilan santai namun tetap sopan.