Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam mengenal ibadah wajib dan sunnah. Kedua ibadah ini sangat dianjurkan untuk kebaikan diri di dunia dan bekal di akhirat kelak.
Namun, Gus Baha mengungkap ada satu aktivitas atau kegiatan yang nilainya setara dengan ibadah 60 tahun, bahkan dalam riwayat lain disebut setara ibadah 120 tahun. Lantas, apa aktivitas itu?
Advertisement
Penjelasan Gus Baha mengenai aktivitas yang nilainya setara dengan ibadah 120 tahun menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (10/3/2025).
Advertisement
Baca Juga
Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah rahasia di balik puasa Senin Kamis, menurut Gus Baha.
Sementara, artikel ketiga terpopuler yaitu penjelasan Ustadz Khalid Basalamah mengenai jumlah rakaat sholat tarawih, 11 atau 23 rakaat?
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Aktivitas Ini Nilainya Setara Ibadah 120 Tahun, Dijelaskan Gus Baha
Dalam kehidupan beragama, banyak orang memahami bahwa ibadah merupakan kunci utama dalam meraih ridha Allah. Namun, ada aspek lain yang tak kalah penting, yakni berpikir secara mendalam tentang kehidupan dan penciptaan.
Pemikiran yang tajam dan reflektif ternyata bisa bernilai lebih tinggi daripada sekadar beribadah bertahun-tahun.
Konsep ini mungkin terdengar mengejutkan bagi sebagian orang. Bagaimana mungkin berpikir bisa lebih utama daripada ibadah? Bukankah ibadah merupakan bukti nyata dari ketakwaan seseorang?
Namun, dalam beberapa riwayat dan pandangan ulama, disebutkan bahwa berpikir dengan baik bisa menghasilkan dampak yang lebih luas bagi umat.
Sebagai contoh, banyak tokoh Islam yang memberikan kontribusi besar karena pemikiran mereka. Para ilmuwan Muslim di masa keemasan Islam, seperti Ibnu Sina dan Al-Farabi, bukan hanya ahli dalam ilmu agama, tetapi juga dalam sains dan filsafat. Mereka tidak hanya beribadah secara pribadi, tetapi juga berpikir untuk kemaslahatan banyak orang.
Pemikiran mendalam tentang agama, ilmu, dan kehidupan tidak hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Oleh karena itu, berpikir dengan bijak dan mencari hikmah dalam setiap kejadian menjadi bagian penting dalam perjalanan seorang Muslim.
Ulama alim alamah asal Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha menjelaskan tentang pentingnya berpikir dalam kehidupan seorang mukmin. Menurutnya, seseorang yang mampu berpikir dengan baik dapat memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya beribadah secara rutin tanpa pemahaman yang mendalam.
Advertisement
2. Rahasia di Balik Puasa Senin Kamis, Menurut Gus Baha
Puasa Senin Kamis merupakan amalan sunnah yang diajarkan dalam Islam dan memiliki keutamaan tersendiri. Ibadah ini tidak hanya memberikan manfaat secara spiritual, tetapi juga berdampak positif bagi kesehatan. Rasulullah SAW sendiri mencontohkan puasa Senin Kamis ini sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Keutamaan puasa Senin Kamis tidak terbatas pada menahan lapar dan haus semata. Lebih dari itu, ibadah ini dapat menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta melatih diri dalam mengendalikan hawa nafsu. Selain itu, puasa ini juga memiliki dimensi sosial yang sering kali terlupakan.
Dalam Islam, ibadah bukan hanya sebatas ritual yang dilakukan secara individu. Puasa Senin Kamis, misalnya, dapat menjadi cerminan bagaimana seseorang mengelola dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menahan lapar, seseorang diajak untuk lebih memahami arti kesabaran dan empati terhadap sesama.
Dalam sebuah pengajian, ulama asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha, membahas mengenai makna puasa Senin Kamis dari sudut pandang yang lebih luas. Menurutnya, ibadah ini sebaiknya tidak hanya dipahami sebatas menahan makan dan minum, tetapi juga sebagai bagian dari upaya membentuk karakter yang lebih baik.
Dalam ceramah yang dikutip melalui kanal YouTube @KajianCerdasOfficial, Gus Baha menjelaskan bahwa puasa bukan hanya tentang menahan lapar, tetapi juga mengendalikan emosi dan menjaga hubungan baik dengan sesama. Menurutnya, jika seseorang masih mudah marah atau berperilaku buruk terhadap orang lain, maka puasa yang dijalankan akan kehilangan maknanya.
3. Sholat Tarawih sesuai Tuntunan Rasulullah 11 atau 23 Rakaat? Ini Kata Ustadz Khalid Basalamah
Sholat Tarawih merupakan sholat malam yang hanya dilakukan di bulan Ramadhan. Sholat sunnah ini dilaksanakan setelah sholat Isya. Jika belum menunaikan sholat Isya, maka sholat Tarawih yang dikerjakan tidak sah.
Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah mengingatkan agar muslim melaksanakan sholat Tarawih dengan dua syarat, yakni iman dan ihtisab. Dua hal ini juga menjadi syarat jika ingin mendapatkan pengampunan dosa dari sholat Tarawih.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya, “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759). Imam Nawawi menuturkan bahwa yang dimaksud qiyam Ramadhan dalam hadis ini adalah sholat Tarawih. (Syarh Muslim, 3/101)
Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan, yang dimaksud mengerjakan sholat Tarawih dengan iman adalah bukan karena diajak teman, bukan juga karena ada penceramahnya yang bagus, atau hal-hal lain yang indikasinya dunia.
“Betul-betul iman dan yakin Allah dan rasul-Nya perintahkan. Dan ihtisab, mengharapkan pahalanya, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” kata Ustadz Khalid dikutip dari YouTube Lentera Islam, Ahad (9/3/2025).
Advertisement
