Pecahkan Masalah Kesenjangan Talenta lewat GFTA, Apa Itu?

Pijar Foundation sebagai organisasi nirlaba berupaya meminimalkan kesenjangan talenta global dengan meluncurkan program Global Future Talent Alliance (GFTA) pada Jumat (17/6/2022).

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jun 2022, 22:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2022, 22:00 WIB
GFTA
Pijar Foundation sebagai organisasi nirlaba berupaya meminimalkan kesenjangan talenta global dengan meluncurkan program Global Future Talent Alliance (GFTA) pada Jumat (17/6/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Kesenjangan talenta global kian terasa sebagai dampak pandemi Covid-19. Alasannya, ada pergeseran strukturan yang dipicu digitalisasi.

Pijar Foundation sebagai organisasi nirlaba berupaya meminimalkan kesenjangan talenta global dengan meluncurkan program Global Future Talent Alliance (GFTA) pada Jumat (17/6/2022). Program ini merupakan hasil kerja sama dengan EdHeroes Asia, inisiator EdHeroes Asia Hub yang dikenal lembaga yang fokus menjaring talenta-talenta brilian Indonesia untuk membangun ekosistem pendidikan berskala global yang lebih baik.

Pijar Foundation adalah sebuah organisasi nirlaba yang mengkatalisis inisiatif-inisiatif masa depan melalui ‘collaborative governance’, koalisi sektor publik, swasta, dan komunitas. Organisasi dalam satu dekade ini berpengalaman di bidang akademis, strategy consulting, dan manajemen organisasi nirlaba.

Peluncuran program ini disaksikan 20 inovator pendidikan Indonesia dan perwakilan kementerian. Menurut pemimpin GFTA Cazadira Fediva Tamzil, GFTA sebagai sebuah ekosistem kolaboratif akan saling berbagi sumber daya untuk reformasi pendidikan bagi generasi mendatang.

“Program ini berusaha mereduksi ketidaksesuaian materi yang diajarkan di lembaga pendidikan formal dengan kebutuhan dunia nyata saat ini,” ujarnya, dalam siaran pers.

Kehadiran GFTA akan berperan sebagai penghubung antara inovator pendidikan, filantropi, dan organisasi lain yang ingin menguji dan meningkatkan inisiatif untuk menutup global talent gap. Mekanismenya, berinisiatif menemukan sumber daya finansial yang dibutuhkan dan belajar tentang praktik-praktik terbaik dari seluruh dunia.

Ia menilai, kesenjangan talenta global telah menjadi isu serius bagi generasi saat ini dan masa depan.  Artinya, semua gerakan dengan tujuan mereformasi pendidikan dapat bergabung dalam aliansi ini dan memecahkan masalah bersama.

Puteri Indonesia 2022 yang akan mewakili Indonesia di ajang Miss Universe 2022, Laksmi Shari De Neefe Suardana juga menunjukkan perhatian terhadap kondisi pendidikan pada masa pandemi ini.

“Semua berhak menddapatkan pendidikan berkualitas jangka panjang,” ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya