Ragam Terobosan Subholding Pelindo dalam 4 Tahun Transformasi BUMN

Berbagai pembenahan terus dilakukan di lingkungan Pelindo Group turut mendukung upaya penurunan biaya logistik nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2023, 07:30 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2023, 07:26 WIB
Subholding Pelindo
PT Pelindo Solusi Logistik atau (SPSL) sebagai sub holding BUMN kepelabuhanan Pelindo pada klaster logistik dan hinterland development terus berupaya mendukung transformasi BUMN untuk Indonesia Maju dalam mewujudkan integrasi ekosistem dan efisiensi rantai logistik.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pelindo Solusi Logistik atau (SPSL) sebagai sub holding BUMN kepelabuhanan Pelindo pada klaster logistik dan hinterland development terus berupaya mendukung transformasi BUMN untuk Indonesia Maju dalam mewujudkan integrasi ekosistem dan efisiensi rantai logistik.

Menurut Joko Noerhudha selaku Direktur Utama SPSL, sejak merger Pelindo dan memasuki tahun ke-4 Transformasi BUMN untuk Indonesia Maju, perseroan terus mengalami perbaikan. Buktinya, performa keuangan perseroan yang mampu mencatatakan kenaikan laba usaha di tahun 2023 sebesar 20% (YoY).

“Capaian ini dapat ditorehkan berkat kerjasama dari semua pihak dalam mewujudkan transformasi secara berkelanjutan. Salah satu fokus SPSL pada tahun 2023 dimulai dari standardisasi layanan operasional, optimalisasi aset, peningkatan kapasitas pegawai hingga implementasi digital yang dilaksanakan guna mendukung peningkatan kinerja dan kapasitas, sehingga secara bertahap mampu masuk ke dalam ekosistem logistik global,” ujar Joko Noerhudha, Selasa (24/10/2023) dalam keterangannya.

Berbagai pembenahan terus dilakukan di lingkungan Pelindo Group turut mendukung upaya penurunan biaya logistik nasional. Pada klaster logistik dan hinterland development, SPSL melakukan pembenahan yang dimulai dari standardisasi dan sistemisasi lapangan Cargo Consolidation and Distribution Center (CCDC) 100 di Makassar, Gudang CDC Banda di Jakarta, optimalisasi halal logistic dan cold storage di Jakarta yang pada tahun 2023 mengalami peningkatan utilisasi hingga 300%.

Joko Noerhudha mengungkapkan, untuk mewujudkan ekosistem logistik yang terintegrasi, SPSL akan terus berbenah dan melakukan penciptaan value di berbagai lini bisnis.  Pasca merger Pelindo 2 tahun lalu, selain melakukan berbagai upaya untuk menekan biaya logistik, SPSL juga telah melakukan integrasi hinterland ke pelabuhan melalui kerjasama dengan para pelaku industri untuk membentuk ekosistem logistik melalui pelayanan transportasi logistik multimoda di Kawasan Sumatera Utara melalui jalur Sei Mangkei – Belawan, Sei Mangkei – Kuala Tanjung dan Kuala Tanjung – Belawan.

Guna mengoptimalkan peran SPSL sebagai sub Holding Logistik dan Hinterland Development, Perseroan tidak hanya berfokus pada pembenahan bisnis logistik, namun juga mengambil peran strategis untuk mendukung pertumbuhan industri. Salah satunya melalui integrasi antara pelabuhan dengan kawasan industri, sehingga menciptakan biaya logistik yang lebih efisien. Milestone yang telah dicapai yaitu melalui keberhasilan pembangunan dan pengoperasian Jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC) sepanjang 34,76 Km dan telah beroperasi secara penuh sejak 1 April 2023. Langkah ini diharapkan dapat mendukung efektifitas mobilitas melalui efisiensi waktu tempuh dan meningkatkan konektivitas Pelabuhan Tanjung Priok & Area Hinterland / Kawasan Industri di timur Jakarta.

Di samping itu SPS juga telah melakukan percepatan pembangunan kawasan industri Kuala Tanjung di Provinsi Sumatera Utara dengan secara pro aktif melakukan pemasaran guna menangkap peluang investasi dan komersialisasi lahan melalui penjajakan kepada beberapa calon mitra.  Upaya pengembangan dan komersialisasi kawasan pendukung juga dilakukan pada kawasan pendukung Terminal Kijing yang terus menunjukan pertumbuhan positif dengan melakukan relokasi jalan nasional, pengembangan jalan utama, dan pembangunan fasilitas pendukung kawasan.

 

 

Joko Noerhudha menekankan transformasi di tubuh Perseroan akan terus berlanjut, mengingat saat ini transformasi baru berjalan selama 2 tahun. Menurut Joko Noerhudha, transformasi perlu dilakukan dalam jangka waktu panjang untuk membuahkan hasil yang lebih optimal dan menyeluruh. Hal ini sejalan dengan blueprint BUMN 2024-2034 yakni BUMN sebagai pelopor green economy, pembangunan infrastruktur yang berskala internasional dan terintegrasi, keberpihakan kepada UMKM, dan mengintegrasikan inovasi dan digitalisasi.

“Transformasi harus terus dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan agar dapat mendorong Perseroan dan Indonesia maju. Saat ini, transformasi SPSL dapat terlaksana bukan hanya didukung oleh sebuah sistem saja, akan tetapi melalui penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), dan peningkatan Good Corporate Governance (GCG), serta penerapan value AKHLAK yang tidak hanya menjadi pedoman bagi para pegawai SPSL, melainkan harus tertanam dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Joko Noerhudha.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya