Berburu Harta Karun di Lumpur Lapindo

Penelitian atas temuan harta karun tersebut pun masih terus dilakukan oleh pihak pemerintah.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jan 2022, 03:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2022, 03:00 WIB
Semburan Lumpur Lapindo (Liputan6.com/IstockPhoto)
Semburan Lumpur Lapindo (Liputan6.com/IstockPhoto)

Liputan6.com, Sidoarjo - 15 tahun telah berlalu sejak semburan Lumpur Lapindo meluluhlantakkan Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Kini wilayah tersebut kembali menjadi buah bibir usai disebut-sebut menyimpan harta karun berharga yang menjadi incaran negara-negara besar di penjuru dunia. 

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan temuan harta karun tersebut berupa Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth Element. Logam Tanah Jarang itu belakangan diketahui menjadi incaran sejumlah negara karena menjadikomponen pembuatan mobil listrik, telepon genggam, satelit hingga persenjataan militer. 

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono menyebutkan penelitian soal kandungan Logam Tanah Jarang di Lumpur Lapindo sudah dilakukan sejak 2020. Saat ini penelitian di lokasi semburan lumpur tersebut pun masih terus dilakukan.

"Tahun 2020 penyelidikan di sana, dan teman-teman kami terlibat dan lakukan kajian secara umum di Sidoarjo. Ada indikasi Logam Tanah Jarang ini," kata Eko dalam sesi teleconference, dikutip Sabtu (22/1/2022). 

Tak hanya itu, Badan Geologi Kementerian ESDM juga mencatat adanya potensi logam Raw Critical Material di lapisan bekas semburan lumpur panas Lapindo. Yang lebih hebatnya lagi, jumlah logam Raw Ciritical Material diperkirakan lebih banyak dari kapasitas Logam Tanah Jarang di daerah tersebut.

"Selain logam tanah jarang ada logam lain termasuk Critical Raw Material, yang jumlahnya lebih besar," jelas Eko.

Penelitian Lebih Jauh

Semburan Lumpur Lapindo (Liputan6.com/IstockPhoto)
Semburan Lumpur Lapindo (Liputan6.com/IstockPhoto)

Menurut Eko, kajian yang dilakukan pada 2020 lalu masih bersifat umum. Sehingga pada tahun ini akan dilakukan penelitian dengan lebih detil dan sistematis.

"Hasilnya masih dalam proses. Ini kan baru selesai akhir tahun 2021 kemarin. Saat ini sedang diintegrasikan, mudah-mudahan bisa tahu seberapa besar potensi logam tanah jarang di Sidoarjo," tuturnya.

Badan Geologi Kementerian ESDM sedang mengkaji lebih detil lagi atas temuan tersebut. Penelitian lebih dalam ini dilakukan bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (TekMIRA) 

"Tahun 2022 kami lakukan kajian dengan Ditjen Minerba, dan kerjasama dengan salah satu Litbang ESDM pusat yakni TekMIRA terkait potensi untuk Logam Tanah Jarang tersebut," terangnya.

Eko pun mengaku hasil penelitian dari dua institusi tersebut akan diintegrasikan. Setalah hal tersebut rampung barulah hasilnya akan diungkap kepada khalayak secara utuh. 

"Ini kerja sama dengan dua institusi dan perlu koordinasi akan hasilnya dan diintegrasikan. Saat ini sedang diintegrasikan sehingga nanti kita bisa tahu potensi logam tanah jarang di Sidoarjo." sebutnya. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya