Siswi SMP di Gresik Dirikan Museum Sampah Impor, Peringatkan Indonesia Bukan Tempat Pembuangan Sampah Global

Sejumlah negara yang mengirim sampah plastiknya ke Indonesia, yakni di antaranya Amerika Serikat, Italia, Belanda, Jerman, Swiss, Kanada, Australia dan Selandia Baru.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2022, 11:00 WIB
Bea Cukai Kirim Balik 135 Ton Sampah Plastik ke Australia
Petugas Bea Cukai serta polisi menunjukkan kontainer berisi sampah plastik di Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (18/9/2019). Bea Cukai bekerja sama dengan KLHK dan kepolisian memulangkan sembilan kontainer berisi 135 ton sampah plastik impor bercampur limbah B3 asal Australia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Gresik - Seorang siswi SMPN 12 Gresik Jawa Timur, Aeshnina Azzahra Aqilani, mendirikan Museum Sampah Impor di Dusun Krajan Wringinanom Gresik.

Museum yang berisi beragam sampah yang dikirim oleh negara asing ke Indonesia itu diresmikan tepat pada Tahun Baru Imlek 2022, Selasa (01/2/2022).

Pendiri Museum Sampah Impor tersebut, Aeshnina mengatakan ia sengaja mendirikan muesum ini agar bangsa Indonesia melek, betapa mirisnya menjadi tempat sampah bangsa lain.

"Tujuan didirikannya museum ini untuk mengingatkan kita semua bahwa ada masa Indonesia dijadikan tempat pembuangan sampah plastik dari negara maju," katanya.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa museum ini sekaligus sebagai media edukasi bagi masyarakat tentang bahaya sampah plastik.

Nina mengungkap, sejumlah negara yang mengirim sampah plastiknya ke Indonesia, yakni di antaranya Amerika Serikat, Italia, Belanda, Jerman, Swiss, Kanada, Australia dan Selandia Baru.

Sampah-sampah itu sebagian kecil bisa dilihat di museum ini, yang berisi instalasi seni yang terdiri dari beragam jenis sampah plastik dari negara maju.

Mulai sampah kemasan plastik, kemasan produk rumah tangga dan sampah bungkus oli dan makanan yang tercantum made in UK, made in Canada, made in USA dan banyak lagi nama negara maju dalam bungkus sampah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Edukasi

Selain menampilkan sampah luar negeri, dalam museum sampah impor ini juga memamerkan informasi terkait bahaya plastik sekali pakai dan informasi lain terkait dengan sampah plastik.

"Museum ini bisa dikunjungi oleh siapa saja dan bisa menjadi tempat untuk berdiskusi dan tukar ilmu terkait sampah plastik," jelasnya.

Sebelumnya, Nina telah mendapat sorotan luas dari berbagai media nasional maupun internasional. Hal itu berkat kepeduliannya terhadap isu-isu lingkungan.

Terutama tentang sampah plastik, pada Novermber 2021 lalu, ia juga diundang sebagai narasumber termuda di forum dunia, yakni Plastic Health Summit 2021 di Amsterdam, Belanda.

Ia juga menulis surat penolakan atas pengiriman sampah plastik ke Indonesya yang ditujukan ke beberapa duta besar.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya