5 Tradisi Jawa Timur Berbau Mistis dan Bikin Bulu Kuduk Berdiri

Sebagian tradisi mistis Jawa Timur itu sampai saat ini juga masih dilestarikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Feb 2022, 03:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2022, 03:00 WIB
[Bintang] Cerita Mistis Penampakan Hantu Universitas Padjajaran
Ilustrasi hantu. | via: Liputan6.com

Liputan6.com, Surabaya - Jawa Timur adalah daerah yang kaya akan seni, budaya, dan tradisi,. Uniknya, beberapa tradisi daerah yang ada di Jawa Timur mempunyai berbagai kisah mistis.

Sebagian tradisi mistis Jawa Timur itu sampai saat ini juga masih dilestarikan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut lima tradisi daerah Jawa Timur yang mempuyai kisah mistis.

1. Upacara Sandhur

Tradisi ini merupakan tradisi adat yang dimiliki oleh masyarakat Madura, khususnya para petani dan nelayan. Upacara ini merupakan sebuah ritual bagi mereka untuk dapat berkomunikasi makhluk-makhluk gaib.

Upacara ini  mempunyai berbagai tujuan seperti untuk mengusir musibah, menghormati makam keramat, hingga meminta hujan.

Kegiatan utama dari tradisi di Jawa Timur ini ialah sebuah tarian yang diiringi oleh alunan musik. Di tengah pertunjukan, biasanya terdapat dua peserta yang mengalami kesurupan sebagai mediator untuk berdialog dengan makhluk dari dunia lain.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Ruwatan

2. Upacara Ruwatan

Bagi masyarakat Jawa, upacara euwatan merupakan sebuah bentuk ritual penyucian bagi orang nandang sukerta atau berada dalam dosa. Dalam kebudayaan Jawa, tradisi ini dibagi menjadi 3 macam, yaitu ruwatan untuk diri sendiri, ruwatan untuk lingkungan sekitar, dan ruwat untuk wilayah.

Untuk ruwatan perorangan, sang sukerta atau orang yang berdosa akan dipotong rambutnya di siang hari.

Untuk ruwatan yang skalanya lebih besar, biasanya terdapat sesajen seperti tuwuhan, kain mori, gawangan kelir, aneka jenang, jajanan pasar, dan lain-lain.

Menurut cerita masyarakat, ritual ini juga dapat dilakukan oleh seseorang yang mengalami sial dalam hidupnya, seperti sakit, jodoh yang sulit, dan masih banyak lagi.

 

Bantengan

3. Bantengan

Kesenian bantengan diyakini muncul pada zaman Kerajaan Singosari. Adanya relief yang menggambarkan macan melawan banteng dan penari yang mengunakan topeng banteng di Candi Jago di Malang menjadi salah satu bukti kesenian ini lahir pada zaman tersebut.

Kesenian ini masih berkembang pesat di kawasan pegunungan Bromo Tengger. Kesenian ini dimainkan oleh dua orang yang membentuk seekor banteng.

Saat berlangsung, biasanya terdapat sebuah pertunjukan kesurupan ke dalam tubuh para pemain. Dalam kondisi tersebut, gerakan pemain menjadi tidak terkontrol dan sangat agresif.

 

Seblang

4. Tradisi Seblang

Tradisi adat seblang merupakan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Banyuwangi, khususnya Suku Osing. Tradisi ini merupakan rangkaian tarian yang dibawakan oleh seorang penari yang biasanya sudah tua dan penari tersebut akan mengalami kesurupan dengan menarikan gerakan-gerakan magis.

Uniknya, sang penari akan menari selama tujuh hari berturut-turut dalam kondisi kerasukan.

Sebelumnya, terdapat seorang pawang yang akan membacakan mantra terlebih dahulu. Tradisi ini dilakukan setidaknya setahun sekali dengan tujuan menolak bala atau agar desa diberikan keselamatan dan ketenteraman.

 

Kebo-Keboan

5. Kebo-keboan

Arti kata "Kebo" dalam bahasa Jawa ialah kerbau. Memang, tradisi ini sangat identik dengan binatang kerbau. Tradisi ini merupakan tradisi adat yang dimiliki oleh masyarakat Suku Osing di Banyuwangi.

Tradisi ini mempunyai tujuan sebagai rasa syukur atas hasil panen yang melimpah serta agar diberi keselamatan dan dijauhkan dari malapetaka.

Dalam tradisi ini, para peserta akan berdandan seperti seekor kerbau dan dilumuri cairan hitam dari oli serta dilengkapi dengan tanduk buatan. Uniknya, menurut cerita yang beredar di masyarakat, para peserta yang memerankan kerbau biasanya akan kesurupan roh leluhur seperti yang terjadi di Desa Aliyan.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya