Liputan6.com, Jakarta Konflik perang Rusia dan Ukraina dikhawatirkan akan berdampak kepada sektor ekonomi di Indonesia. Sejumlah komoditas yang diimpor oleh kedua negara tersebut diprediksi akan mengalami sejumlah kendala.
Ekonom Senior Rizal Ramli mengatakan, ada kemungkinan Indonesia terkendala pasokan gandum yang diimpor dari Rusia dan Ukraina jika konflik terus memanas.
Dia menyebutkan, 30 persen gandum diimpor dari Rusia. Selanjutnya, 25 persen gandum juga diimpor dari Ukraina.
Advertisement
Baca Juga
"Hingga akhirnya teman-teman mahasiswa dan masyarakat umum makan mie instan bisa naik harganya. Tantangan kita sekarang bisa dibilang semakin susah, barang-barang selain langka juga mengalami kenaikan harga. Bukan hanya minyak goreng, kedalai bisa jadi sebentar lagi gandum," kata Rizal Ramli Senin, (28/2/2022).
Rizal memprediksi, harga gandum bisa naik jika konflik Rusia-Ukraina berkepanjangan. Sementara itu, kata dia, dalam konflik tersebut Ukraina berperang sendiri.
Sedangkan NATO Amerika hanya bisa menyediakan senjata agar rakyat Ukraina melakukan gerilya perang. Jika kondisi peperangan Rusia-Ukraina berlangsung lama, imbas berikutnya adalah pasokan minyak bumi yang diimpor ke Indonesia.
"Harga minyak bumi yang tadinya 100 dolar per barrel bisa naik sampai 150 dolar per barrel," ujar dia.
Rizal menyebutkan, Indonesia mengimpor 1,2 juta barrel minyak bumi per harinya. Jika harga sampai naik menjadi 150 dolar per barrel, pemerintah harus menyiapkan uang tunai sampai 175 juta dolar per hari.
Pertamina, kata dia, bisa bermasalah sehingga berdampak luas kepada naiknya harga BBM.