Kedai Tjikini, Serasa Bersantap di Era Kolonial

Beralamat di Jalan Cikini raya No. 17, kedai `Tjikini` membawa pengunjung yang datang untuk bersantap di tengah suasana sejarah.

oleh Bio In God Bless diperbarui 25 Mar 2014, 20:30 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2014, 20:30 WIB
Kedai Tjikini 1
... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bangunan tua memang memiliki pesona tersendiri. Memasuki sebuah bangunan kuno era masa kolonial Belanda seolah memberi rasa sejarah yang tidak dijumpai pada menara-menara pencakar langit masa kini. Suasana bersejarah ini bisa dinikmati secara santai sambil menikmati makanan bersama teman di kedai `Tjikini`.

 

Kedai ini bernama `Tjikini`. Beralamat di Jalan Cikini raya No. 17, posisi kedai Tjikini sejajar dengan Taman Ismail Marzuki (TIM). Jika menggunakan kendaraan pribadi melewati jalan Cikini Raya, kedai ini agak sulit ditemukan karena tulisan Tjikini di jendela kedai terhalang oleh tumbuh-tumbuhan dalam pot yang berada di sisi tempat pejalan kaki.

 

Bangunan restoran ini adalah bagian dari sederet bangunan tua di situ. Jendela kacanya yang panjang bertuliskan “Tjikini – Sedap Rasa Segala”. Menyesuaikan arsitektur bangunan yang kuno, desain interior dari kedai ini juga dibuat kuno dengan furnitur-furnitur kayu. Akan tetapi nuansa kuno yang hadir di sini bukanlah nuansa kuno tradisional.

 

Penggunaan furnitur dengan desain sederhana, lampu gantung bulat besar dan ornamen-ornamen dekoratif seperti rak buku membuat kekunoan dari restoran ini terasa lebih bernuansa sejarah era kemerdekaan. Pengaruh budaya moderen barat yang sudah memasuki Indonesia pada zaman itu juga sampai kepada gaya desain interior sebuah bangunan. Hal itu lah yang tampil di kedai ini.

 

Sebagaimana desain interior restoran ini bernuansa sejarah era kemerdekaan yang menghadirkan peleburan budaya moderen barat dengan Indonesia, menu-menu di kedai ini juga terdiri dari menu budaya barat maupun budaya Indonesia. Tiga menu yang dipesan oleh liputan6.com pada Minggu 23 Maret 2014 adalah Sarsaparila Cap Badak, Susu Jahe, dan Pokeju.

 

Sarsaparila adalah minuman yang dibuat dari tumbuhan keluarga Anggur. Rasa minuman terkarbonasi ini memang seperti rasa anggur. Proses karbonasi yang dilakukan untuk membuat minuman ini membuatnya digolongkan sebagai root beer. Root beer rasa anggur adalah deskripsi yang cukup tepat untuk menggambarkan rasa minuman ini. Sarsaparila cap badak diproduksi oleh PT Pabrik Es Siantar. Di kedai ini minuman tersebut disajikan dengan 1 skop es krim vanila di atasnya.

 

`Pokeju` adalah singkatan dari `Potato Keju`. Sesuai dengan namanya, menu ini adalah menu mashed-potato yang dibakar dan bagian atasnya bertabur keju parut. Menu berbahan dasar kentang ini menghadirkan rasa dominan kentang yang menjadi spesial karena campuran susu yang digunakan. Bertekstur lembut, irisan sayur dan daging memberi sedikit variasi rasa pada menu ini. Tersedia pula saos sambal dan saos tomat untuk melengkapinya.

 

Menu terakhir yang dicoba adalah susu jahe. Adanya rasa jahe pada 1 gelas susu hangat memberi sentuhan rasa tradisional pada minuman tersebut. Rasa jahe yang cukup kuat memberi sensasi kehangatan yang berbeda dari sekadar susu hangat yang biasa. Menu-menu ringan seperti ini memang cocok untuk dinikmati di sore menjelang malam. Musik-musik lawas berbahasa Inggris menemani pengunjung yang menikmati waktu dengan berbincang-bincang bersama teman-teman.

 

Meski berkonsep kedai, Tjikini juga menyediakan menu-menu utama seperti Nasi Rames, Nasi Rawon, Sate Ayam, Pindang Bandeng, dan lain sebagainya. Kedai Tjikini buka setiap hari (Senin – Minggu) pukul 12.00 – 00.00 WIB.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya