Liputan6.com, Jakarta Maskapai penerbangan KLM akan meluncurkan serangkaian penerbangan biofuel ke Aruba dan Bonaire selama enam bulan, yang dioperasikan dengan menggunakan pesawat Airbus 330-200.
Dalam siaran pers yang diterima oleh Liputan6.com, Kamis (22/5/2014), biofuel untuk penerbangan ini dapat mengurangi emisi CO2 dan konsumsi bahan bakar melalui peningkatan performa mesin dan pemanfaatan pesawat yang lebih ringan dan efisien.
KLM dan pemerintah Belanda memilih Aruba dan Bonaire sebagai tujuan terbaik untuk penerbangan ini karena kedua pulau tersebut memiliki agenda keberlanjutan yang tinggi, bertujuan untuk mewujudkan karbon netral pada tahun 2020.
European Commission dan KLM akan menggunakan seri ini untuk menunjukkan potensi biofuel untuk perjalanan udara yang berkontribusi terhadap pengurangan dampak lingkungan penerbangan.
Seri baru penerbangan biofuel ke Aruba dan Bonaire ini mengikuti seri penerbangan New York tahun lalu dan peluncuran kolaborasi Bioport Holland dimana KLM baru saja menerima penghargaan Sustainable Bio Award.
Melalui siaran pers, Presiden dan CEO KLM, Camiel Eurlings mengatakan, “Saya bangga bahwa sekali lagi KLM menunjukkan perannya sebagai perintis dalam pengembangan dan komersialisasi bahan bakar penerbangan berkelanjutan, bersama-sama dengan mitra baru European Commission dan Airbus."
Bersumber dari ITAKA dan disuplai oleh SkyNRG, program Biofuel KLM juga menyertakan dua mitra tambahan: Friesland Campina dan Ricoh. Hal ini memungkinkan dua perusahaan tersebut untuk terbang menggunakan pesawat dengan bahan bakar biofuel yang lebih ramah lingkungan.
KLM Royal Dutch Airlines yang didirikan sejak tahun 1919 merupakan maskapai penerbangan tertua di dunia yang masih beroperasi di bawah nama aslinya.