Potret Perjuangan Arek-Arek Suroboyo di Museum 10 November

Tanpa perjuangan arek-arek Suroboyo, cerita kemerdekaan Republik Indonesia mungkin akan berbeda.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 12 Agu 2015, 09:35 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2015, 09:35 WIB
Museum 10 Nopember
Museum 10 Nopember berlokasi di Jalan Pahlawan, Surabaya.

Liputan6.com, Jakarta “Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah! keadaan genting! Tetapi saya peringatkan sekali lagi, jangan mulai menembak, baru kalau kita ditembak maka kita akan ganti menyerang mereka itu, kita tunjukkan bahwa kita ini benar-benar orang yang ingin merdeka...” begitulah petikan pidato Bung Tomo menghadapi ultimatum sekutu yang ingin membumihanguskan Surabaya. Petikan pidato ini masih terdengar lantang di salah satu sudut Museum 10 Nopember.

Museum 10 Nopember berlokasi di Jalan Pahlawan, Surabaya.

Setelah proklamasi kemerdekaan yang dibacakan oleh Sukarno dan Hatta, Indonesia tak lantas langsung bisa menikmati buah kemerdekaan. Pasalnya beberapa daerah masih bergejolak lantaran masih dikangkangi penjajah. Di Surabaya misalnya, setelah Brigadir Jenderal Mallaby tertembak dalam peristiwa berdarah di jembatan merah, pihak sekutu mengirim ultimatum yang berimbas pada pecahnya pertempuran 10 Nopember di Surabaya.

Sebagai wadah untuk mengenang keberanian arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia membangun monumen bernama Tugu Pahlawan. Tugu Pahlawan dibangun di tengah Kota Surabaya, tepatnya di Jalan Pahlawan yang bersebelahan langsung dengan kantor Gubernur Jawa Timur. Berdiri di atas lahan seluas 1,3 hektar, Tugu Pahlawan dilengkapi dengan museum yang menyimpan benda-benda dan berbagai hal mengenai peristiwa 10 Nopember di Surabaya.

Saat Tim Liputan6.com berkunjung ke lokasi museum, yang ditulis pada Selasa (11/8/2015), data pengelola museum menunjukkan, pembangunan Museum 10 Nopember adalah untuk memperkuat kedudukan Tugu Pahlawan sebagai salah satu situs penting dalam sejarah kebangsaan.

Museum 10 Nopember berlokasi di Jalan Pahlawan, Surabaya.

Museum 10 Nopember diresmikan berdiri dan dibuka untuk umum oleh Presiden Abdurahman Wahid pada 19 Februari 2001. Bangunan museum nampak unik di antara bangunan lain yang ada di area Tugu Pahlawan. Bangunan ini berbentuk limas seperti piramid, dan mirip dengan bangunan Museum Louvre di Paris. Tak hanya itu, keunikan lain dari bangunan Museum 10 Nopember adalah bentuknya yang seolah dibenamkan, sehingga tampak atapnya saja.

Museum 10 Nopember terdri dari dua lantai, di lantai pertama terdapat 10 patung arek-arek Suroboyo dengan gestur heroik. Sisi bagian atasnya terbuka, sehingga patung heroik ini bisa dilihat dari lantai dua. Sementara pada salah satu sisi temboknya terdapat mural yang bertuliskan “Merdeka atau Mati”.

Museum 10 Nopember berlokasi di Jalan Pahlawan, Surabaya.

Selain terdapat berbagai foto dokumentasi sebelum hingga pasca peristiwa 10 Nopember, di lantai pertama juga terdapat diorama yang menggambarkan pertempuran tiga hari yang terjadi di Surabaya. Tak hanya itu, saat pengunjung menekan tombol pada salah satu diorama, suara asli pidato Bung Tomo yaang menggelorakan semangat perjuangan arek-arek Suroboyo dalam menghadapi pihak sekutu masih bisa terdengar.

Museum 10 Nopember berlokasi di Jalan Pahlawan, Surabaya.

Sementara itu, selain menampilkan berbagai benda peninggalan Bung Tomo, lantai dua museum juga memamerkan 8 diorama yang menceritakan berbagai kejadian seputar peristiwa 10 Nopember. Berbagai diorama ini dilengkapi dengan narasi dan suara, sehingga pengunjung bisa mendapatkan informasi yang jelas dan lengkap mengenai peristiwa yang terjadi.

Dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 16.00 sore, Museum 10 Nopember mengingatkan kembali tentang betapa heroiknya arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Tanpa perjuangan arek-arek Suroboyo, cerita sejarah kemerdekaan Indonesia mungkin akan berbeda.

(Ibo/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya