Ini 7 Pulau di Bengkulu yang Berpotensi Jadi Destinasi Wisata

Ada 7 pulau di wilayah perairan Bengkulu yang bisa menjadi destinasi wisata baru.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Feb 2016, 17:03 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2016, 17:03 WIB
Pulau Tikus
Pulau Tikus. Foto: bengkuluprov.go.id

Liputan6.com, Bengkulu Wakil Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengatakan ada tujuh pulau kecil yang sebagian besar tidak berpenghuni yang dapat dijadikan sebagai destinasi baru wisata kepulauan di Bengkulu.

"Ada tujuh pulau di wilayah perairan barat Sumatera yang masuk dalam wilayah Bengkulu yang dapat dijadikan destinasi wisata baru," kata Rohidin kepada Antara saat menjadi pembicara kunci dalam seminar yang digelar Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu, Senin (29/2/2016).

Ia mengatakan pengembangan sektor maritim salah satunya adalah mengembangkan wisata kepulauan yang menarwarkan panorama dan keindahan alam.

Tujuh pulau yang masuk wilayah Bengkulu tersebut antara lain Pulau Tikus, Pulau Mego, Pulau Merbau, Pulau Dua, dan Pulau Enggano yang merupakan satu-satunya pulau berpenghuni.

Saat ini kata Wagub, hanya dua pulau yang mulai dipromosikan untuk wisata yakni Pulau Tikus dan Pulau Enggano.

"Sedangkan pulau lainnya sama sekali belum tersentuh dan ini potensi untuk pengembangan sektor wisata," ucapnya.

Selain pengembangan wisata kepulauan, Wakil Bupati Bengkulu Selatan periode 2010-2015 ini mengatakan selain wisata kepulauan, Bengkulu juga memiliki potensi wisata alam yang unik dan khas antara lain pusat latihan gajah di Kabupaten Bengkulu Utara dan habitat bunga Rafflesia.

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu, Lizar Alfansi mengatakan sektor pariwisata Bengkulu memiliki potensi, tapi belum memiliki daya saing.

"Masih banyak yang perlu dibenahi mulai dari pelayanan, kebersihan hingga harga jasa yang ditawarkan masih kalah bersaing," ujarnya.

Ia mencontohkan kebersihan kawasan wisata yang belum memadai, salah satunya di objek wisata Pantai Panjang, Kota Bengkulu yang belum memiliki sistem pengelolaan sampah.

Begitu juga dengan harga makanandi pusat-pusat kuliner dan di lokasi yang dinilai masih terlalu mahal. Karena itu pemerintah daerah perlu meningkatkan pengawasan dan memberikan insentif kepada pelaku ekonomi kreatif, salah satu tijuannya untuk menekan harga. (Helti Marini)

Sumber: Antara

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya