Curhat Martha Tilaar Saat Diejek Kampungan dan Orang Gila

Martha Tilaar menceritakan jatuh bangun usahanya dari disebut kampungan sampai orang gila. Simak kisah inspiratifnya di sini

oleh Firman Fernando Silaban diperbarui 22 Mar 2016, 17:02 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2016, 17:02 WIB
20160322-Martha-Tilaar-HF
Martha Tilaar (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tidak mengenal Dr. Martha Tilaar? Ia adalah salah seorang pengusaha sukses asal Indonesia yang bergerak di bidang kosmetika dan jamu dengan nama dagang Sariayu. Martha Tilaar dilahirkan di Kota Kebumen, Jawa Tengah, pada 4 September 1937.

Dari pernikahannya dengan Dr. Henry A. Rudolf Tilaar, Martha dikaruniai empat anak, yakni Bryan Emil Tilaar, Pinkan Tilaar, Wulan Tilaar, Kilala Tilaar. Sosok Martha Tilaar cukup banyak menginspirasi wanita Indonesia karena sifatnya yang pantang menyerah.

Martha Tilaar (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Perjalanan Martha dimulai ketika ia harus mengikuti suaminya bertugas ke Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam ia pun memilih bekerja sebagai tenaga kerja wanita sambil kuliah di Campus Beauty Salon, Universitas Indiana.

Salah satu titik balik sosok Martha Tilaar yang membuatnya sadar untuk mempelajari budaya kecantikan Indonesia ketika ia menghadapi tugas akhir untuk kelulusannya. Ia sempat merasa bingung sampai akhirnya mendapat bantuan dari seorang teman asal Jepang bernama Miyako untuk mengangkat tema tentang Geisha.

Mengetahui Martha tak mengangkat budaya Indonesia dalam tugas akhirnya, ia sempat mendapat penolakan dari dosen pembimbingnya. Martha Tilaar pun akhirnya lulus tahun 1967 dan memutuskan untuk pulang kembali ke Indonesia pada 1969.

Martha Tilaar (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Saat tim Liputan6.com menghadiri acara Inspirato di SCTV Tower pada Selasa (22/3/2016), Martha Tilaar menceritakan kepulangannya ke Indonesia untuk mulai mewujudkan mimpinya tersebut dengan membuka salon kecantikan di Jakarta. Ia pun mengatakan untuk menjadi sukses harus memiliki mimpi yang besar, aksi cepat, dan memulai dari hal kecil.

"Ayah saya selalu berpesan kunci sukses adalah 'DJITU', yaitu disiplin, jujur, inovatif, tekun, dan ulet," ujar Martha Tilaar dalam seminar Inspirato.

Sepulangnya ke Indonesia, Ia lalu membangun sebuah salon kecantikan dengan perawatan bergaya tradisional yang menggunakan bahan-bahan herbal, seperti jamu. Jalan terjal pun siap menanti Martha saat banyak orang yang mengejeknya sebagai orang gila karena belajar tentang jamu-jamu kecantikan dari dukun.

Bahkan tak hanya itu saja, produk-produk herbal untuk kecantikan yang ia jual pun dianggap kampungan. Namun, dukungan penuh dari keluarga, terutama suaminya, membuat ia tak patah semangat untuk meraih sukses.

Prinsip berbagi yang melandasi bisnis kecantikan Martha Tilaar diwujudkan dalam bentuk pemberdayaan, terutama bagi perempuan. Grup usaha Martha Tilaar ini telah mempekerjakan sekitar enam ribu karyawan, sebagian besar di antaranya adalah perempuan.

Perannya dalam membangun dan membina wanita Indonesia untuk bisa berkarya membuatnya berhasil meraih penghargaan dari berbagai forum internasional, seperti World Islamic Economic Forum di Kazakhstan. Martha Tilaar pun meletakkan dasar usahanya seperti ungkapan budaya Hindu di Bali, Tri Hita Karana yang artinya menjaga harmoni hubungan kita dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan.

Kini perusahaan yang dibangun Martha Tilaar telah memasuki usia 46 tahun. Rencananya, ia akan menuliskan sebuah buku tentang jamu dalam bahasa Inggris bersama seorang profesor dari Belanda untuk memperkenalkan khasiat herbal bagi kecantikan.

Baru-baru ini pula, Martha Tilaar diberikan penghargaan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon pada UN Global Compact Leaders Summit di New York.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya